Delapan

2.5K 289 20
                                    

Assalamualaikum semuanya, gimana kabar?

Masih semangat puasanya? Hari keempat nih, masih lancar kah atau sudah bolong?

Oh ya kalian puasanya dari Senin atau Selasa? Kalau aku sih Selasa.

Tetap semangat ya manteman bagi yang menjalankan ibadah puasa💚

Happy Reading ♡

.
.
.

"Hiks.. papa ayo puyang," rengek Zio. Zergio memijat pelipisnya yang berdenyut. Ia pusing sebab sedari tadi bungsunya itu terus merengek meminta untuk pulang.

"Nanti sayang, kamu belum sembuh," ujarnya lembut. Di kecupnya pipi gembul sang anak.

"Api adek au puyang, Papa hiks.. HUAAA" Zergio menghela nafas saat anaknya menangis dengan keras. Jika sudah begini, ia tidak bisa apa-apa. Jika ia menolak, ia takut Zio akan terus menangis dan membuat dadanya sesak.

"Sudah-sudah jangan menangis, baiklah nanti kita pulang, oke?" Akhirnya Zergio menuruti keinginan Zio dengan pasrah.

"Yeay pulang!" Lihatlah anak itu bahkan sudah tertawa lepas, tidak seperti dirinya yang tadi menangis.

"Lanjutkan bakatmu, dek," batin Zico dan Zeka sembari tersenyum bangga.

Zergio memandang keduanya datar.

"Abang, Kakak." Mendengar panggilan Zergio, twins yang masih cekikikan di sofa segera menghampiri Zergio.

Alis Zico terangkat sebelah seolah mengatakan 'ada apa?'

"kalian jaga adek sebentar. Papa mau urus administrasi dan keperluan adek dulu. Kalian tetap disini, mungkin papa akan sedikit lama," terangnya yang diangguki kedua bocah kembar itu.

Zergio mengecup kening mereka satu-persatu, kemudian menelepon Alex dan beberapa bodyguard untuk menjaga anak-anaknya. Ia tidak mau menanggung resiko dengan membiarkan mereka tanpa penjagaan.

Setelah kepergian Zergio, kedua bocah itu mendekati brankar Zio.

Zico duduk di kursi yang tersedia di samping brankar, sedangkan Zeka menaiki ranjang dan duduk disebelah Zio.

"Adek macih cakit?" tanya Zeka sembari mengusap lembut surai sang adik.

Zio menggeleng lucu, "nda Kaka Ade dah mbuh," jawabnya sambil menikmati usapan lembut di kepalanya. Sedangkan Zico hanya menyimak obrolan keduanya.

"Adek jangan cakit lagi, kakak ndak cuka. Kakak cedih caat adek cakit, adek jadi ndak bisa bermain baleng kita," ucap Zeka sedih. Ia tidak suka saat salah satu dari dua saudaranya ada yang sakit.

"Kaka anan cedih, adek dah mbuh anti kita ain baleng-baleng," ucap Zio menenangkan Zeka.

"Adek, kakak janji kalau cudah becal kakak akan jaga adek dali olang jahat. Kakak ndak akan bialin meleka nyentuh adek ceujung kuku pun," Ia bertekad ketika sudah dewasa nanti, ia akan menjaga kedua saudaranya. Dia tidak akan membiarkan seorangpun berani melukai saudaranya, terutama adik bungsu kesayangannya.

"Hm, Abang juga. Nanti kita belajal sama-sama ya kakak. Kita jaga adek baleng-baleng," sahut Zico dengan mata yang memancarkan binar membara.

Begitulah seterusnya, ketiga bocah kembar itu saling bercerita dan bersenda gurau. Entah apa yang mereka bahas, namun siapa saja yang melihatnya pasti akan memekik kegegemasan.

ZergioWhere stories live. Discover now