27 - NEW TATTOO

5.8K 766 964
                                    

Warning: Mohon menghargai penulis dengan vote dan komen. Komen di setiap paragraf akan semakin cepat membuat aku update chapter terbaru!

૮꒰ ˶• ༝ •˶꒱ა ♡

Malam yang dingin dengan cuaca yang kini begitu cerah karena bintang nampak bertebaran. Azgar kini mengemudikan mobilnya kembali, setelah selesai menipiskan segala rindu pada Amora. Kaca jendela mobil lelaki itu terbuka, terlihat bibirnya mengapit seputung rokok.

Senyumnya tak luntur, lelaki itu berniat untuk menemui kembali sang kakak yang kini tengah berada di studio tattoo yang dimiliki Ale. Ia sepakat dengan Amora untuk membereskan semuanya esok. Karena gadis itu harus beristirahat mengingat jam sudah menampakan cukup malam.

Setelah sampai di studio tattoo milik Ale. Sudah tiga bulan terhitung Ale menggeluti bisnis ini bekerja sama dengan Batak. Keahlian Batak yang pandai mencoretkan tinta permanen di kulit manusia menjadikan Ale mengajaknya untuk membuka bisnis bersama.

Azgar kini memarkirkan mobilnya secara rapi. Lelaki itu turun dari mobil dan membuang seputung rokok yang kini mengecil. Menginjaknya santai dan berjalan memasuki studio tattoo. Entahlah, ia berniat menambah satu tato di tubuhnya. Jika Amora tahu, gadis itu pasti akan mengomel sepanjang hari. Oh sial, apakah ia lupa bahwa Amora dan dirinya bahkan masih tak ada hubungan?

"Kelar?" seru Ale yang kini tengah terduduk santai bersama Acong dan Batak.

Azgar tersenyum kecil. "Dia sepakat besok," jawabnya santai. Ia kini terduduk tepat di samping Ale. Lelaki itu kini mengeluarkan sebungkus rokok berniat untuk merokok kembali.

Matanya menatap Batak yang baru saja selesai melakukan transaksi bersama pelanggan studio tattoonya. Azgar mengapit seputung rokok di bibirnya, menyalakan pemantik dan mulai menghembuskan asap.

Azgar menatap Batak yang terkekeh kecil. "Udah izin lo ke Amora?" tanya Batak yang diiringi kekehan dari Azgar.

"It's gonna be surprise for her," jawab Azgar santai. Lelaki itu menaruh rokok miliknya pada asbak.

Kedua tangan kekarnya bergerak untuk membuka kaos yang melekat pada tubuhnya. Menampakan tubuh atletis dengan keindahan tiap coretan tinta tato yang ia miliki. Tubuhnya kini bangkit, membuka resleting celana jeans panjang yang ia kenakan. Menurunkannya sedikit, hingga pinggulnya terlihat. Sialan, Azgar.

"Here," tunjuknya pada Batak yang kini mengangguk. Lelaki itu menunjuk pinggul depan bagian kiri kepada Batak.

Batak melangkah untuk terduduk pada kursi yang biasa ia gunakan untuk memulai aksinya. Lelaki itu menepuk kursi khusus yang dapat otomatis menegak dan terlentang, ia sediakan untuk para pelanggannya melakukan pembuatan tato.

Ale terkekeh kecil melihat Azgar yang, sungguh, sedikit nakal. "Gambar burung?" tanya Ale memberikan candaannya.

"Shut up," lirih Azgar pelan dengan intonasi rendah dan mengeluarkan suara serak, ia begitu panas.

Kakinya melangkah pelan untuk mendekati Batak. "Can you do it? Gue berdiri aja," pinta lelaki itu yang kini telah berdiri santai di hadapan Batak.

"Brengsek, gue gak menjamin asuransi kalau lo kesakitan nanti sialan," tutur Batak yang dihadiahi anggukan santai oleh Azgar.

"Just do it right, gue tahan sakitnya," ujar Azgar yang kini telah bersiap menahan sakitnya jarum-jarum berisi tinta itu menusuk kulitnya.

Batak terkekeh pelan. Matanya menatap Ale yang menggeleng-gelengkan kepala heran dengan tingkah seorang Azgar. "Lakuin aja, kalau nangis suruh tanggung sendiri."

AZGARAMORA [TERBIT]Onde histórias criam vida. Descubra agora