Part 15

5 1 0
                                    

"Saudara Malik Al Hisyam bin Ramlan saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama Cantika Shenina binti Sapto Hadi dengan emas kawin seperangkat alat shalat dan cincin emas seberat 5 gram serta uang tunai sebesar 10 juta rupiah dibayar tunai"

"Saya terima nikah dan kawinnya Cantika Shenina binti Sapto Hadi dengan emas kawin tersebut dibayar tunai" Malik dan Pak Sapto berhasil melafalkan  ijab kabul nya dalam sekali tarikan napas masing- masing.

"Bagaimana para saksi? SAH?" tanya penghulu yang menikahkan mereka.

"SAH..." Sahut para saksi serentak membuat Malik diam- diam melafalkan hamdallah.

"Alhamdulillah hirabbil'alamiin..." dan sang penghulu pun lanjut memimpin do'a untuk kebaikan bagi kedua pengantin dimasa depan dan juga untuk semua tamu yang hadir disana.

Selanjutnya acara tukar cincin dilakukan. Dengan sedikit gugu kedua mempelai saling memasangkan cincin di jari masing- masing. Cantika meminta tangan Malik yang kemudian diciumnya dengan takjim dan setelahnya Malik mengecup singkat ujung kening Cantika laku melafalkan do'a sambil memegang ubun- ubun Cantika yang kini telah sah menjadi istrinya.

Tatapan haru terlihat dari mata kedua orangtua mempelai, Aina pun sama sementara sahabat- sahabat Malik menatap bangga sahabat mereka itu. Malik begitu dewasa. Tidak ada yang tidak tahu cerita Cantika, tapi Malik begitu hebat dengan bersedia menjadi pendamping hidupnya.

Cantika meneteskan airmata haru. Haru karena ternyata masih ada pria yang begitu baik mau menerimanya yang sudah rusak bahkan mau menerima kehadiran bayi dalam kandungannya meski pria itu yang paling tahu kisah kelam dirinya dan masalalunya.

***
Usai menjalani akad nikah dan resepsi sederhana di apartemen Sean yang kini menjadi tempat tinggal mereka, kini Cantika sedang menunggu Malik untuk masuk ke kamar mereka, tak lama Malik datang dengan membawa segelas susu dan tersenyum pada Cantika yang mendadak diserang rasa gugup. Entah kenapa hari ini Malik terlihat berlipat kali lebih tampan dari biasanya. Apa karena kini Malik sudah menjadi suaminya dan Cantika merasa Malik adalah pelindungnya apalagi setelah sah menjadi istri dari pria jangkung itu.

Malik juga sedang gugup, tapi sebagai pria dia berusaha untuk terlihat lebih tenang. Gengsi takut dikatai cupu dan polos oleh Cantika yang kini telah sah menjadi istrinya.

"Nih susunya" Malik menyodorkan susu untuk ibu hamil yang baru saja diseduhnya.

"Makasih banyak Mas" balas Cantika seraya menerima gelas dari tangan Malik dan menaruhnya di pangkuan membuat Malik yang kini duduk di kursi rias yang biasa di pakai oleh Cantika menatapnya heran.

"Kok malah didiemin aja?" tanyanya membuat Cantika tergagap.

"A... Ah, i... Iya Mas. Aku minum susunya"

Cantika menyeruput susunya dengan mata yang sesekali memandang ke arah Malik yang memperhatikannya dengan tenang. Rasanya Cantika mau pingsan saja. Ditatap pria setampan suaminya dari jarak dekat seperti ini. Kenapa Cantika jadi begini ya? Padahal dia bukan tidak berpengalaman dalam urusan cinta. Tahu sendiri seperti apa dirinya dulu.

"Udah Mas" ucap Cantika.

Malik tersenyum lalu mengambil gelas dari tangan Cantika dan menaruhnya diatas meja rias.

Keduanya sama- sama diam dan sesekali saling mencuri pandang.

"Eum... Udah malem. Kita istirahat aja yuk!" Ajak Malik yang tidak tahan dengan ke canggungan diantara mereka.

"Eum, i... Iya Mas" balas Cantika yang kemudian mengangkat kakinya untuk naik ke atas ranjang begitu pun dengan Malik yang dengan ragu menaiki tempat tidur mereka dibagian yang tak ditempati Cantika dengan jarak yang cukup besar karena ranjang mereka memang terbilang besar.

Teman CintakuWhere stories live. Discover now