Part 1

26 3 0
                                    

PRANGGG~

Pria yang tengah bercumbu dengan wanita diatas pangkuannya itu seketika menoleh ke arah pintu apartemennya diiringi sang wanita dan keduanya refleks memisahkan diri dan sang pria berdiri menghampiri gadis yang baru saja menjatuhkan barang bawaannya yang berupa sekotak kue tart yang kini isinya sudah jatuh dan tergeletak hancur dibawah kaki mereka.

Tatapan sang gadis mendadak kosong sebelum akhirnya dia tersadar dan langsung menampar wajah si pria membuat wanita di belakang mereka terkejut dan segera menghampiri pria itu dengan menyentuh pipinya dengan kedua tangannya.

"Noah kamu gapapa?" tanya wanita berpakaian sexy itu meraba wajah pria bernama Noah yang adalah kekasih dari gadis yang kini memperhatikan keduanya dengan tatapan sakit hati dan terluka.

"Aku gapapa kok Can. Kamu bisa pulang kan?" jawab Noah kemudian meminta Cantika pulang seperti mengusir wanita itu pergi.

"Tapi Noah aku..."

"Cantika aku mohon"

"Ih..." dengan menghentakkan kaki, Cantika kembali ke arah sofa tempatnya dan Noah bercumbu tadi lalu memakai kembali cardigan miliknya yang tadi sempat dibuka dan mengenakan kembali tas selempangnya sebelum akhirnya keluar dari apartemen Noah sambil melirik sinis pada kekasih Noah itu.

Sepeninggal Cantika, Aina kekasih dari Noah itu tetap diam di tempatnya.

"Masuk yuk Sayang kita bicarain baik- baik!" Bujuk Noah menarik pelan tangan Aina namun langsung ditepis keras olehnya membuat Noah tersentak.

"Sayang..."

"Jangan pangil aku dengan sebutan itu lagi karena mulai hari ini kita putus" ucap Aina sambil menunjuk wajah Noah.

"Gak bisa gitu donk Yang. Kamu dengerin penjelasan aku dulu" kembali Noah mendekat pada Aina namun gadis itu segera memundurkan diri agar tak terjangkau oleh Noah.

"Aku gak sudi panggilan itu keluar dari mulut kotor kamu itu. Mulai hari ini gak usah nemuin aku lagi" ucap Aina yang kemudian segera berlari pergi membuat Noah panik dan nyaris mengejarnya namun dia ingat saat ini dia sedang tak memakai pakaian atas.

"Shit... AINA..." teriaknya ragu antara pergi mengejar atau berpakaian lebih dahulu namun karena takut malu akhirnya dia kembali ke dalam kamarnya dan memakai kembali pakaiannya yang tadi dibuka lalu berlari untuk mengejar Aina yang sudah duluan masuk ke dalam lift.

Sampai di lantai bawah, Aina bergegas keluar dari area apartemen Noah dan Noah. Dia memberhentikan taksi saat suara Noah terdengar.

"AINA... TUNGGU!"

Aina berbalik dan sempat melirik Noah yang berlari ke arahnya namun tak sempat mencegahnya pergi karena Aina sudah lebih dulu masuk ke dalam taksi.

"AINA... SAYANG... AINA..."

Noah terus meneriakkan namanya sambil menggedor- gedor kaca mobil namun Aina tak menghiraukannya.

"Udah Pak. Jalan aja!" Pinta Aina pada supir taksinya dengan menahan sesak karena dia harus menahan tangisannya.

"Baik Mbak" balas si sopir yang langsung tancap gas membuat Noah yang berada diluar mobil nyaris terjungkal namun beruntung bisa menyeimbangkan tubuhnya.

"AINA..."

Terdengar teriakan terakhir Noah sebelum akhirnya Aina larut dalam tangisannya.

Aina merogoh tas selempang kecilnya dan mengambil handphone miliknya dari dalam sana kemudian menghubungi seseorang.

"Willy... Hiks... Kapan loe dateng ke Jakarta? Gue sedih Will... Hiks... Hiks..."

***
Bruk

Aina berjengit kala sebuah tas ransel mendarat mulus di sebelahnya dan dia menatap pemiliknya dengan mata memelas. Pria manis bermata seperti rubah itu menatapnya sinis.

Teman CintakuWhere stories live. Discover now