Part 4

14 3 0
                                    

Setelah kembali dari Malang dengan memboyong keluarganya sekalian. Hari ini akhirnya Willy akan resmi melamar Aina dihadiri oleh keluarga dari kedua belah pihak dan juga beberapa tetangga yang dekat dengan kediaman Aina.

Willy sedang duduk diruang keluarga Aina bersama kedua orangtuanya, kakak dan adiknya juga Aina dan Bu Ratih. Willy sedang disuapi Aina karena sejak tadi pria itu malah mondar mandir tanpa memikirkan perutnya sampai Bu Santi dan Aina dibuat gemas olehnya.

"Yang kalo kamu pingsan di tengah acara nanti gimana? Jangan berulah deh kamu!" Omel Aina yang memasukkan makanan ke dalam mulut Willy yang asyik dengan handphonenya.

"Enak aja pingsan. Aku ini kuat tahu" elak Willy membuat Aina berdecak. Gadis itu sudah tampak cantik dalam balutan kebaya berwarna peach sementara Willy tampak begitu gagah dengan setelan kemeja dan jas hitamnya.

"Ehm" Willy tiba- tiba menegakkan posisinya membuat Aina menatapnya aneh begitu pun kedua orangtuanya.

"Kenapa?" tanya Aina bingung melihat sikap aneh kekasihnya itu.

"Kayaknya kita gak usah tunangan hari ini deh" celetuk Willy.

"HAH?" Semua orang terperanjat kaget dengan perkataannya.

"Kamu jangan macem- macem deh Yang" marah Aina yang menganggap candaan Willy kali ini tidak lucu sama sekali.

"Beneran eh" balas Willy membuat sang Papi bangkit dari tempat duduknya.

"Kamu jangan bikin perkara Willy. Kamu mau bikin malu kedua keluarga?" omel Pak Andy menunjuk wajah putera keduanya itu. Aina bahkan sudah siap menangis jika Willy meneruskan candaannya.

"Willy gak bikin perkara Papi"

"Terus maksud kamu gak tunangan hari ini itu apa? Kamu gak liat keluarga sama tamu udah pada dateng di depan sana?" tunjuk Pak Andy ke arah bagian depan rumah Aina yang sudah di penuhi keluarga dan tamu.

Willy menarik napas panjang.

"Willy emang gak mau tunangan hari ini. Willy maunya langsung akad nikah aja hari ini"

"HAH?" lagi mereka semua dibuat shock dengan ucapan Willy yang sudah diluar nalar.

"Sayang kamu jangan bercanda deh. Gak lucu" ucap Aina yang mulai lelah mendengar ucapan- ucapan Willy yang menurutnya sudah melantur kemana- mana.

"Aku gak bercanda Sayang"

"Willy kamu jangan gila ya. Nikah itu perlu banyak persiapan. Berkas- berkas sama segala tektek bengeknya. Belum manggil penghulu dan proses pencatatan ini itu" ucap Bu Santi menasehati puteranya itu. Dia paham Willy pernah trauma tapi tidak dengan menyulitkan banyak pihak juga.

"Semuanya udah beres kok tinggal restu sama tanda tangan yang diperlukan aja" balas Willy begitu entengnya.

"Willy udah nyiapin semuanya lagi jauh- jauh hari. Willy mau bikin surprise buat semuanya. Ini bukan karena Willy trauma masalalu ya. Tapi emang Willy udah niat dan ngebet pengen nikahin Aina. Beneran deh" ucapnya membuat sang Mami ingin pingsan rasanya.

"Sayang..." Panggil Aina pelan.

Willy mendatangi Aina dan menggenggam kedua tangannya.

"Sayang kamu percaya kan sama aku?" tanya Willy pada Aina seakan berusaha meyakinkan gadis itu bahwa semua ini sudah dia persiapkan dengan baik.

"Will... Kamu gak khawatir apa kalo misal nanti tetangga gunjingin kalian karena tiba- tiba nikah kayak gini?" tanya Alvin, kakak tertua Willy.

"Iya Nak? Apa gak kepikir sampai kesana?" tanya Pak Andy mendukung ucapan putera tertuanya.

Teman CintakuWhere stories live. Discover now