Part 14

7 1 0
                                    

mulmed: Malik Al Hisyam

Willy merasakan elusan lembut ditangannya membuat perasaannya jauh lebih tenang. Sementara, Cantika kini bersembunyi dibelakang tubuh tinggi Malik saat mata Noah yang barusan menyapa mereka melirik tajam ke arahnya. Malik yang menyadari itu berusaha melindungi Cantika di belakangnya dan menatap datar Noah. Sementara teman- temannya yang lain yang tak mengenal Noah hanya memandang Noah dengan memasang senyum tipis mereka.

"Selamat sore semuanya" sapa Noah lagi begitu sopan sampai membuat Willy ingin sekali menonjok wajahnya jika saja dia tak ingat kini sedang berada di rumah sakit dan dirinya juga sedang tak bisa gegabah setelah mendengar pengakuan Yesi tadi siang.

"Selamat sore Pak Noah" jawab Aina bersikap ramah karena mengingat Noah adalah atasannya di kantor dan pasti alasan Noah datang kesini adalah dengan alasan menjenguk atasan mereka Stefano.

"Maaf saya baru bisa berkunjung sore ini karena saya baru pulang dari dinas" ucap Noah terlihat begitu sopan, dan malah membuat Willy semakin ingin menghajarnya.

"Iya gapapa Pak. Kami paham kesibukan Bapak. Terimakasih sudah datang untuk menjenguk saudara kami" balas Aina masih berusaha beramah tamah agar tak menimbulkan kecurigaan Noah.

"Sudah kewajiban saya sebagai bagian dari keluarga perusahaan kita. Ini ada sedikit bingkisan untuk Pak Stefano dan keluarga" ucap Noah menyodorkan buket bunga dan paperbag bertuliskan merk cake yang cukup terkenal. Aina menerima buket bunganya sementara Willy terpaksa menerima paper bagnya. Willy terus merafalkan istighfar dalam hatinya agar diberi keluasan hati menghadapi bedebah di hadapannya ini.

"Terimakasih banyak Pak Noah. Tapi maaf kami tidak bisa membawa Bapak masuk menemui kakak kami karena beliau hanya bisa dijagai oleh dua orang saja"

"Oh tidak apa- apa Bu. Saya paham. Saya juga tidak bisa berlama- lama karena saya sendiri belum kembali ke rumah. Saya mau undur diri kalau begitu. Mungkin besok atau lusa saya kembali kesini. Semoga Pak Stefano lekas sembuh" balas Noah terlihat seperti orang yang benar- benar ikut khawatir pada Stefano meski Aina dan Willy sedikit yakin dialah dalang dari kejadian yang hampir merenggut nyawa sepupu dan sepupu ipar mereka itu.

"Iya Pak sekali lagi terimakasih" balas Aina kali ini ingin sekali menampar muka sok polos itu tapi tentu dia tahan. Dia tak ingin si Noah ini curiga padanya.

"Iya Bu sama- sama. Kalau begitu, semuanya saya pamit" ucap Noah yang diangguki semua sahabat Willy kecuali Malik yang tahu tabiat buruk Noah bahkan pria itu sempat kembali menatap tajam Cantika yang sejak tadi diam di belakangnya.

Usai kepergian Noah, Willy menarik napas panjang dan menghembuskannya kuat membuat semua sahabatnya menatapnya bingung.

"Kenapa Will?" tanya Sean.

"Mending kita cari tempat ngobrol deh yuk! Kita ngobrol di tempat lain biar enak" ajak Aina yang sudah tahu jika suaminya sudah hampir meledak karena menahan emosi.

Yang lain mengangguk dan mengikuti Aina yang mengarahkan mereka menuju ke tempat yang dia maksud.

***
Usai mengobrol dengan para sahabatnya, Malik memutuskan untuk pulang duluan karena dia harus mengantarkan Cantika pulang. Hari sudah sangat malam dan itu tidak baik bagi seorang perempuan hamil sepertinya berada diluar. Saat sedang berjalan bersama, tiba- tiba Cantika menghentikan langkahnya membuat Malik yang ada disampingnya ikut berhenti melangkah dan melihat kenapa Cantika berhenti.

Mata Malik melirik ke arah dimana Cantika melihat dan kini tampak wanita itu mengelusi perutnya yang masih rata diusia kandungannya yang baru mau memasuki usia 2 bulan itu.

"Mau periksa?" tanya Malik membuat Cantika menatapnya terkejut. Dia bahkan sempat tak sadar jika Malik ada disampingnya ketika matanya melirik ruang bagian specialist kandungan barusan.

Teman CintakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang