Part 9

7 1 0
                                    

"Nghhhh..." Stefano terbangun dari tidurnya dan saat matanya terbuka dirinya langsung terserang pusing karena cahaya lampu yang langsung menyerang matanya membuatnya kembali menutup mata.

Mengerjap beberapa kali sampai akhirnya bisa dengan jelas melihat jika dirinya saat ini berada disalah satu ruang rawat di rumah sakit.

Dia memegang kepalanya yang terasa sakit dan menemukan kepalanya di tempeli perban tepat di atas yang terasa sakit.

Stefano mencoba mengingat kejadian sebelum dirinya berada disini dan teringat jika seseorang memukulnya ketika dirinya hendak pulang usai mengunjungi kantor di Jakarta.

Cklek,

Terdengar suara pintu dibuka dan dia dapat melihat Yesi masuk sambil membawa secangkir minuman dan sebuah roti ditangannya. Saat mata mereka bertemu, bisa dia lihat Yesi terkejut.

"Bapak akhirnya sadar" ucap Yesi sambil berlari kecil menghampirinya dan segera menaruh makanan yang dibawanya tadi ke atas meja kecil disamping ranjang tempat Stefano berbaring.

"Sebentar saya panggilin dokter dulu ya Pak!" Yesi segera memanggil dokter lewat tombol khusus yang ada di belakang ranjang Stefano lalu menatap pria itu memastikan jika Stefano baik- baik saja saat ini.

"Kamu yang bawa saya kesini?" tanya Stefano dengan suara pelan.

"Iya. Tadi saat saya masih lembur saya mendengar teriakan seseorang makanya saya lari ke lobi, pas saya liat Bapak udah pingsan tapi saya gak sempet ngejar orang yang pukul Bapak soalnya udah langsung lari dia. Maaf ya Pak" ucap Yesi menjelaskan situasi ketika dia menemukan Stefano tadi.

Stefano tersenyum kecil.

"Ngapain minta maaf. Saya berterimakasih kamu udah nyelametin saya dan bawa saya kesini" ucap Stefano.

"Sebenernya tadi saya sama Pak Ujang sih Pak bawa Bapak kesini, tapi Pak Ujang izin pulang duluan soalnya dia ada jadwal jaga sama Pak Umar malam ini" ucap Yesi tak lupa memberi tahu jika bukan hanya dirinya yang menolong Stefano meski memang dia yang pertama menemukan keberadaan pria itu tadi.

"Iya nanti saya bakal bilang terimakasih juga sama Pak Ujang kalo saya sudah ke kantor lagi"

Yesi mengangguk saja menanggapi perkataan Stefano.

"Tapi kenapa Bapak sampe dipukul orang? Bapak ada masalah sama seseorang?" tanya Yesi yang penasaran dengan alasan orang tadi memukul Stefano bahkan nekad memukul pria itu di tempat kerjanya.

Stefano tampak berpikir lalu menggeleng.

"Saya gak punya musuh sih Yes, tapi gak tau juga kalo emang ada yang gak suka sama saya"

Yesi kembali mengangguk menanggapi jawaban Stefano.

"Apa Bapak dibuntutin ya?" Gumam Yesi membuat Stefano berpikir. Benad juga ucapan Yesi. Bisa saja ada yang sengaja membuntutinya. Tapi siapa? Pikirnya.

***
Setelah mendapatkan pemeriksaan dari dokter yang tadi mengobati lukanya, Stefano dinyatakan mengalami luka ringan dikepalanya. Tidak berakibat fatal namun bisa meninggalkan bekas karena lukanya sedikit dalam. Stefano tak merasa masalah toh dia berpikir namanya laki- laki wajar jika sedikit terluka.

"Kamu temenin aku disini dulu malam ini gapapa kan Yes? Aku gak enak ganggu Willy malem- malem gini" pinta Stefano pada Yesi yang masih setia menemaninya malam ini.

Yesi mengangguk. Kebetulan dia juga tinggal sendiri di Jakarta sini jadi tidak akan ada yang menunggunya pulang dan mungkin mengkhawatirkannya.

"Makasih" ucap Stefano merasa senang ada yang menemaninya disaat dia sedang sakit begini.

Teman CintakuUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum