TO BE 23

1.2K 135 10
                                    

Sekali kali double up.....





Setelah lama menangis, kini anak itu tengah demam, awalnya bi Mira tidak sadar, namun setelah beberapa jam Lio tertidur, ia merasakan ke anehan pada tuan mudanya. Seingatnya, Nindira menjelaskan padanya bahwa Lio akan tertidur paling lama tiga jam dan akan terbangun untuk minum susu, tapi itu akan berbeda saat jam malam, Lio akan tertidur selama delapan jam tanpa terbangun.

Dan sekarang masih jam satu siang yang berarti sudah saatnya tuan mudanya untuk makan siang, tangan bi Mira perlahan menyentuh kulit putih Lio, dirinya terkejut saat merasakan hawa panas dari tubuh Lio.

Tuan mudanya sedang demam, dan itu lumayan panas, bi Mira bergegas mengambil perkengkapan untuk perawatan Lio, ia mengambil baskom berisi air hangat dan handuk untuk mengompres Lio tidak lupa sebuah termometer untuk mengukur suhu tubuh Lio.

Bi Mira mengecek suhu tubuh Lio menggunakan termometer, suhunya lumayan tinggi, yaitu tiga puluh sembilan derajat, beruntung untuk sekarang Lio tidak mengalami kejang.

Bi Mira dengan telaten mengompres dahi Lio berharap suhu tubuhnya menurun, tangannya meraih ponsel yang berada di sakunya, ia menghubungi nomer Nindira dan menjelaskan kondisi Lio.

Suara nada nada sambung terdengar dari ponsel milik Bi Mira, hatinya tersetuh saat mendengar nada tersebut, sebuah suara tuan mudanya yang memanggil nyonya nya bunda.

Hatinya lega saat panggilan darinya terjawab dari sebrang.

"Halo nyonya, ini saya Mira." Awalnya.

"....."

"Maaf sebelumnya nyonya, saya ingin memberitahu anda, sekarang tuan muda sedang demam nyonya." Jelasnya.

"....."

"Tuan muda tertidur, belum bangun sedari tadi, dan saat saya cek tuan muda demam nyonya, saya memutuskan akan memanggil dokter." Ucapnya.

"....."

"Baiklah nyonya."

Sambungan terputus, Bi Mira meminta tolong kepada bodyguard yang berjaga untuk menghubungi dokter pribadi yang disediakan untuk Lio agar datang memeriksa keadaan Lio.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya sang dokter telah tiba di kediaman Lio untuk sekarang. Dokter itu begegas memeriksa keadaan Lio.

Dahinya mengernyit saat meletakkan stetoskop di dekat dada Lio, suara nafas Lio terdengar sedikit tersenggal.

"Dia hanya kelelahan, apa sebelumnya ia menangis?" Tanya sang dokter pada bi Mira.

"Iya dok, hampir satu jam." Jawabnya.

"Lebih baik jangan buat ia menangis terlalu lama, itu tidak baik buat jantungnya yang baru di operasi." Jelasnya.

"Dan ini obat demamnya, ingat jangan biarkan di menangis terlalu lama." Tukasnya saat Bi Mira akan menjawab, bi Mira mengangguk dan mengantarkan sang dokter mmeninggalkan kamar Lio.

.
.
.
.

Rombongan Gerald baru tiba di mansion setengah jam yang lalu, Nindira akan membersihkan dirinya namun dering ponsel miliknya mengurungkan niatnya.

"....."

"Ya? Ada apa bi?" Tanya Nindira.

"....."

"Apa bagaimana bisa?" Kejutnya, bagaimana tidak, pasalnya baru beberapa jam dirinya meninggalkan si bungsu, dan sekarang dirinya di kejutkan dengan kabar tersebut.

"....."

"Baiklah, kabari aku seterusnya." Titahnya.

Saat panggilan berakhir, Nindira mencari keberadaan sang suami, yang ternyata tengah mengerjakan berkas kantor miliknya.

TO BE PERFECT(D.R) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang