Chris

3 0 0
                                    

"thanks ya rah, udah mau sharing siang ini sama aku" ucap Lana saat mereka berdua berada di dalam lift. mendengar itu Sarah mengernyitkan keningnya "well, hitung-hitung kita juga gak pernah deep talk kayak gini kan? anyway, malam ini sibuk gak? shopping yuk?" ajakan Sarah di balas dengan anggukan cepat dari Lana.

"tumben banget ngajakin—" belum sempat Lana melanjutkan ucapannya, pintu lift terbuka di lantai 5 dan mereka berdua menatap Chris masuk ke dalam lift. Chris menatap kearah Sarah sebentar lalu kearah Lana sedikit lebih lama dan memunggungi mereka tanpa mengucapkan sepatah katapun.

hawa dari kehadiran Chris menurut Lana cukup hangat namun agak mengintimidasi. mungkin karena Chris adalah seniornya dulu, dan Lana memang tipikal orang yang segan dengan seniornya sendiri. namun Lana bisa menghirup aroma parfume Chris— seperti aroma dupa. aroma parfume Chris mengingatkan Lana pada aroma dupa yang sering Lana cium saat Lana mendapat oleh-oleh dupa dari temannya yang berlibur ke Bali.

"ck, kenapa sih jutek banget?" keluh Sarah dengan nada jengkel namun bercanda. mendengar itu Chris tertawa dan membalikkan badannya "darimana kalian?" tanya Chris dengan ramah, sikap dinginnya mendadak sirna. "dari atas... habis ngobrol" jawab Sarah sambil menyikut lengan Lana. Lana menoleh ke arah Sarah, tidak mengerti kenapa Sarah menyikutnya. "oh iya, Lana nanti ikut ya?" pinta Chris, Lana mengangguk kaku. "gak usah bawa apa-apa... datang aja, semuanya udah di siapin" lanjut Chris sambil tersenyum kaku. "s-siap dok" jawab Lana lagi, terlihat jelas kalau dia menegang di depan seniornya.

Chris mengedipkan kedua matanya beberapa kali, dia lalu mengangguk kecil dan membalikkan lagi badannya. sementara Sarah saat ini bersenandung, menunggu lift menuju lantai 1. sementara Lana? dia menundukkan kepalanya, merasa canggung dan masih bisa menghirup aroma parfume Chris yang seperti bau dupa. rasanya waktu berjalan lambat, sesekali Lana bisa melihat Chris yang tengah memainkan handphonenya dan tidak menoleh lagi ke belakang seperti barusan.

Chris menoleh ke belakang dan menatap Lana saat pintu lift terbuka "duluan ya Lan" katanya, "iya dok" jawab Lana seraya menatap Chris yang turun di lantai 2.
"dih? dia ga nyapa aku?" Sarah komplain, di ikuti pintu lift yang tertutup. "kalian emang semasa kuliah akrab ya? kok aku gak tahu?" tanya Sarah sambil menatap Lana. Lana menggeleng cepat "enggak kok! bahkan aku sama dokter Chris cuman saling sapa aja kalau papasan aja, gak lebih" jawab Lana.

Sarah terdiam, mereka berdua melangkah ke ruang kerja mereka masing-masing dan Lana melirik sebentar ke arah Sarah. dia meraih handphonenya, mengetik pertanyaan yang sedari awal ingin dia tanyakan.

Lana
kamu suka sama dokter Chris?

Sarah
HIH ogahh
dokter Chris bukan tipeku! dia temanku dari kecil makanya kami akrab— creepy banget kalau dia sampai suka sama aku

🧸🧸

Lana menoleh ke bawah, menatap taman rumah sakit dari ruang rapat.

"LANAAA AYO PULANG!!" Sarah teriak dari taman, membuat beberapa pasien dan suster yang ada di taman menoleh ke arahnya. Lana memutar matanya, mendengus kecil dan berjalan keluar dari ruang rapat tersebut.

"udah akrab ya sama Sarah?"

suara Chris membuat langkah Lana terhenti. jantungnya berdebar kencang karena ketakutan sebab nada suara Chris sangat datar dan dingin. Lana menoleh, mengangguk kecil dan tersenyum seadanya "iya" jawab Lana dengan singkat.
kepalanya menengadah, menatap Chris yang tingginya 185 cm sedangkan Lana hanya 160 cm.  "jangan lupa ya, lusa ke rumahku untuk acara ulang tahun" kata Chris dengan senyumnya yang terlihat jelas di paksakan.

'anjir... kalau ngajak orang minimal senyumnya tulus kek! untung yang ngajakin duluan Sarah... kalau yang ajak kamu duluan, aku pasti tolak! soalnya kamu menakutkan!' batin Lana, dia sekarang mengangguk dan tersenyum ke arah Chris seraya berjalan menuju taman untuk menghampiri Sarah. Lana tidak tahu apakah tindakannya berjalan menjauh dari Chris tanpa basa-basi yang sopan tadi adalah tindakan yang benar atau salah. tapi dia terlanjur takut dengan seniornya sendiri. jadi Lana sekarang menghampiri Sarah yang tengah duduk di kursi panjang sambil meneguk air putih dinginnya.

"mau kemana habis dari sini?" tanya Lana, dia menatap Sarah yang kini berdiri "ke mall!" jawab Sarah dengan antusias. Lana menghembuskan nafasnya dengan lesu "ke mall lagi? mau belanja apa?" tanyanya. "gak tahu, pokoknya ke mall aja" jawab Sarah sambil menggandeng lengan Lana dan berjalan ke parkiran mobil.

30 menit berlalu, Lana dan Sarah sudah berjalan masuk ke dalam mall dan mulai mengitari satu-persatu toko yang menurut mereka menarik. Sarah tak henti-hentinya kagum dengan baju-baju dan gaun panjang yang tergantung disana. sementara Lana hanya mengekori Sarah kemana pun Sarah pergi.

"kok gak antusias gitu sih? perempuan kan senengnya ngemall" kata Sarah sambil memilah-milah kemeja yang di gantung.

Lana tidak tahu harus menjawab apa. namun baginya, kenangannya soal mall sungguhlah buruk.
Lana selama 7 bulan terakhir hanya pergi ke mall untuk belanja kebutuhan baju dan skincarenya. dan tentu saja, semua usaha itu dulunya dia lakukan untuk membuat dirinya tampak cantik dan menarik di depan Ben.

Lana masih ingat bagaimana dia dulu dengan putus asa memilih baju-baju yang bagus serta mahal. Lana juga Kembali teringat bagaimana dia membeli banyak skincare di mall sampai uangnya hampir habis. namun semua usaha itu sia-sia, dan yang sekarang tersisah hanyalah kenangan pahit. kenangan bagaimana dia dulu pernah sebodoh itu hanya demi laki-laki yang tak punya hati dan menyelingkuhinya beberapa kali.

"heiii??? kok bengong?" Sarah kali ini menatap Lana dengan bingung.
"hah? sorry, aku melamun" jawab Lana sambil mengedipkan kedua matanya beberapa kali. Sarah menghembuskan nafasnya "mending cari gaun formal buat acara kak Chris" katanya.
Lana mengernyitkan keningnya "acara kak Chris harus pakai gaun formal?" tanyanya.
"iya... kamu gak tahu ya kalau rumahnya kak Chris itu di villa? bakalan ada acara agak resmi tapi adiknya kak Chris berharap kalau tamunya pakai baju yang formal" jawab Sarah sambil berjalan ke toko yang lain.
"oh— aku rencananya mau pakai jeans sih" gumam Lana.

Sarah menghentikan langkahnya "hah? buset, kamu ke acara ulang tahun pakai jeans?" tanyanya dengan heran.
"iya... emang salah ya?" tanya Lana, tak kalah herannya dengan Sarah.
"haduh, sorry... harusnya aku memang ngasih tahu dari awal kalau acara kak Chris ada dress codenya" kata Sarah sambil lanjut berjalan.

Love Is In The HeadOnde histórias criam vida. Descubra agora