23

1.1K 124 3
                                    

"Bagaimana keadaanmu Zhan?"
"Sudah lebih baik dokter Shiying, terimakasih."

Pagi ini Shiying datang berkunjung. Tujuan utamanya sih untuk mengajak Xie Yun ke sebuah diskusi. Xie Yun punya bakat di bidang medis.

"A Yun.... dokter Shiying sudah datang." panggil Xiao Zhan.

Xie Yun di gendong Wang Yibo. Terlihat bajunya yang sudah rapih. Dan bisa dilihat ia baru selesai mandi.

"Anak Papa yang ganteng." puji Xiao Zhan. Jujur saja ia sangat bangga dengan anak-anaknya.

Xie Yun tersenyum malu. "Mama juga cantik."

Xiao Zhan tertawa. Anaknya ini menggemaskan sekali.

"Apa tidak apa A Yun ikut dokter?" Wang Yibo menurunkan Xie Yun dari gendongannya. Duduk di sebelah Xiao Zhan.

"Xie Yun sangat baik. Jangan lihat umurnya yang masih 4 tahun. Pengetahuannya sama hebatnya dengan dokter senior." Shiying tidak bohong, Xie Yun benar-benar hebat.

Waktu pertama Shiying membawa Xie Yun ke sebuah pertemuan. Xie Yun mampu memenangkan perdebatan di sana. Setelah itu, Shiying lebih sering mengajak Xie Yun. Perlahan semua dokter mulai mengakui kehebatan Xie Yun terlepas dari umurnya yang terbilang sangat muda.

"Zhanzhan...."

Xiao Zhan melihat Wei Wuxian dan Lan Wangji "Kalian mau kemana?"

"Kita akan pergi jalan-jalan." Wei Wuxian memeluk pinggang Lan Wangji. "Oh... Ada dokter Shiying juga."

Shiying tersenyum dan mengangguk.

"Kita pergi dulu, bye Zhan.... Bye A Yun." Wei Wuxian gak mau lama-lama, apalagi melihat Shiying yang tersenyum dan terus menatap ke arah suaminya.

Shiying memandang punggung Lan Wangji, lalu menghela nafas.

"Kalau begitu kita juga pamit berangkat dulu, Zhan...."

"Hm.... Hati-hati."

Shiying pergi bersama Xie Yun.

"Apa perlu kita juga pergi? jalan-jalan?" Wang Yibo menunduk menatap Xiao Zhan yang kini bersandar di dadanya.

"Tidak."

"Daddy.... Papa...." Sizhui keluar dari kamarnya dengan tergesa, dan menghampiri Xiao Zhan dan Wang Yibo.

"Ada apa?" Wang Yibo melihat Sizhui yang sedang memasukan laptop ke dalam tasnya.

"Oh... Aku harus pergi. Kakek Wang menelepon, ada masalah di perusahaan Wang di Korea."

Sizhui mendekati Xiao Zhan dan mencium pipi Papa kesayangannya. "Zhui pergi dulu Papa... jaga kesehatan." setelah itu ia pergi. Benar-benar terburu-buru.

"Dasar anak itu... beraninya cium istriku." Wang Yibo mendengus sebal.

Xiao Zhan tertawa.

Wang Yibo yang sedang sebal menatap tajam ke arah Xiao Zhan.

"Ada apa?" Xiao Zhan berhenti tertawa, ia tersenyum menatap Wang Yibo yang masih diam.

"Zhan.... aku benar-benar ingin memakanmu."

Xiao Zhan mengangkat satu alisnya. "Ada apa dengan pertanyaan anda, tuan Wang..." Xiao Zhan mengalungkan kedua tangannya ke leher Wang Yibo.

CuP

Satu kecupan ia berikan. "Bukankah aku milikmu...."

"Zhan jangan menggodaku."

"Huhh....aku tidak menggodamu Yibo. Aku memberimu akses penuh atas tubuhku." seringai Zhan.

Wang Yibo mengangkat tubuh Zhan. Menggendongnya ke kamar mereka. Jangan salahkan dia jika nanti Xiao Zhan tidak bisa berjalan.

"Kamu mau membawaku ke mana Yibo?" Xiao Zhan memainkan jakun Wang Yibo dengan jarinya.

Wang Yibo berusaha kuat agar ia tidak menjatuhkan Xiao Zhan.

"Jangan kasar, Daddy...."

Dasar penggoda! Wang Yibo dibuat panas dengan panggilan Xiao Zhan.

-----

Xiao Zhan menyesal!

Sungguh.

Ia berjanji tidak akan menggoda seorang Wang Yibo.

"Yibohhh....ahhh....tolonghhh..." racau Xiao Zhan. Ini sudah hampir sore. Mereka melakukannya dari pagi.

Xiaoa Zhan mencengkeram kepala ranjang. Posisinya menungging. Peluh membuat tubuh mulusnya mengkilat erotis.

Kakinya gemetar dan Wang Yibo memegangi pinggang Xiao Zhan agar tetap menungging.

"Aku lelah Yibohhh...."

Wang Yibo seolah tuli. Ia malah betgerak semakin cepat.

"Ahh...terlaluh....dahlamhhh...ohhh..."

Bruk.

Wang Yibo menarik Xiao Zhan hingga jatuh telungkup di kasur. Menganggak pinggang Xiao Zhan lebih tinggi.

Xiao Zhan merasa tubuhnya benar-benar fleksibel. Ia menggigit bantal di depannya ketika Wang Yibo menambah temponya.

"Yiboh....Daddyhh...yahh...diasanah..."

Xiao Zhan merasa kepalanya berputar.

"Ahhh...." Wang Yibo membalik tubuh Xiao Zhan tanpa memutus penyatuan mereka.

"Zhanhhhh...."

Xiai Zhan melihat bagaimana Wang Yibo terpejam kenikmatan karena pijatan hole miliknya. Ketika mata itu terbuka dan pandangan mereka bertemu. Tatapan penuh pemujaan itu berakhir dalam ciuman basah.

----

Xiao Zhan tidak tahu kapan percintaannya dengan Wang Yibo selesai. Ia hanya ingat, ia bahkan sampai kehabisan spermanya. Ia ejakulasi tapi tidak mengeluarkan spermanya karena sudah habis nerkali-kali. Kemidian ia pingsan.

Suasana kamar sudah gelap ia yakin di luar pasti sudah malam.

"Huh..." rasanya mengangkat satu jari pun Xiao Zhan tidak kuat.

"Wang Yibo Sialan!"

Cklek.

"Ada apa Zhanzhan sayang?" Wang Yibo masuk dengan panik mendengar Xiao Zhan berteriak.

Xiao Zhan memanyunkan bibirnya. "Aku tidak bisa bangun."

Wang Yibo terkekeh. Ia mendekat membantu Xiao Zhan duduk.

Setelah duduk. Xiao Zhan mengambil lengan Wang Yibo dan mengigitnya.

Wang Yibo meringis sakit. Ia mengusap kepala Xiao Zhan. Tidak berusaha melepaskan tangannya.

Xiao Zhan merasakan darah di mulutnya, ia melepaskan lengan Wang Yibo.

Bekas gigitan terlihat jelas di kulit putih Wang Yibo.

"Aku ambilkan makan dulu ya, kamu pasti lapar."

Xiao Zhan mengangguk. Ia tidak merasa bersalah melihat lengan Wang Yibo.

Wang Yibo keluar dengan tersenyum. Kelinci manisnya sangat imut.

"Dia pantas mendapatkannya." gerutu Xiao Zhan. Tangannya memijit pinggang yang terasa mau patah.

"Aku harus rajin olah raga setelah ini. Bagaimanpun aku gak boleh kalah stamina sama Yibo."

Sayangnya meski Xiao Zhan akhirnya rajin olah raga. Ia masih yang akan berakhir pingsan.

Kapten (Yizhan)Kde žijí příběhy. Začni objevovat