4

1.7K 169 3
                                    

Di kepolisian Cina, kapten Wang Yibo ditugaskan menangani sebuah kasus pembunuhan dan penculikan.

"Yibo.... Bagaimana makan malam nanti, kamu ikut?"

"Tidak. Haikun gege pergi saja. Aku ingin istirahat di apartemen."

"Huh.... Tidak berniat pulang ke kediaman Wang?"

Wang Yibo tersenyum miring. "Sejak aku di usir dari keluarga Wang, aku tidak sudi kembali ke sana."

Lima tahun lalu. Ketika Wang Yibo akan di jodohkan. Wang Yibo sangat menentang. Ia tidak mau di jodohkan.

Ayahnya mengurungnya, tapi Wang Yibo berhasil kabur. Sayangnya ia justru mengalami kecelakaan.

"Apa kamu masih mencarinya?" tanya Haikun.

Wang Yibo mengangguk.

Bagaimana ia bisa melupakan seorang yang terus menempelinya dan selalu mengucapkan "Yibo aku menyukaimu" dengan senyum indahnya.

Xiao Zhannya.

----

Yiling corp. Lantai paling atas.

Xiao Zhan menatap tumpukan berkas yang baru saja Yubin berikan.

"Yubin gege, kau berniat membunuhku?" ucap Xiao Zhan sengit.

Yubin terkekeh. "Itu laporan bulanan dari beberapa cabang perusahaan. Tuan Xiao Zhan, saya mohon anda memeriksanya kali ini. Jangan selalu melimpahkan pekerjaan anda pada saya."

Xiao Zhan, menatap jijik pada berkas-berkas di depannya. "Aku tidak mau. Yubin gege saja yang periksa. Aku harus pergi ke lab bertemu Wen Qin jiejie." Xiao Zhan berdiri dan sedikit berlari ke arah pintu. Takut terlambat sedetik saja Yubin akan menahannya dengan berkas menjengkelkan itu.

Yubin yang ditinggal kabur hanya memijit pelipis.

Presdirnya sangat tidak bertanggung jawab.

Xiao Zhan adalah jenius bisnis. Setiap ide-idenya selalu membuat satu perusahaan bisa melambung tinggi. Sayangnya minus kesabaran, apalagi kalau diminta meninjau laporan keuangan. Xiao Zhan pasti selalu punya alasan untuk kabur.

Mau tidak mau, Yubin yang selalu menyelesaikan pekerjaannya.

"Bagaimana aku bisa punya waktu untuk kencan." keluh Yubin.

----

Xiao Zhan memarkir mobilnya di sebuah lab dengan keamanan berlapis. Lab milik negara yang memasok khusus senjata. Mengembangkan teknologi untuk kebutuhan tentara elit.

Setelah melewati pemeriksaan ketat, Xiao Zhan akhirnya bisa bertemu dengan Wen Qing.

"Jiejie.... Aku datang." sapa Xiao Zhan.

Wen Qing yang sedang mencatat data menoleh.

"Zhanzhan...." Wen Qing menyambutnya dalam pelukan. "Aku tebak,kamu pasti melarikan diri dari Yubin lagi?"

"Hehee...." Xiao Zhan menggaruk pelipisnya. "Yubin gege membosankan."

Wen Qing menggeleng dengan kelakuan Xiao Zhan.

"Bagaimana perkembangan senjata yang aku berikan kemarin?"

"Kamu.... Katakan Zhan.... Senjata itu kamu buat khusus untuk kapten elit Black Lion 'kan?"

Xiao Zhan mengangguk.

"Aku tidak mau dia terluka, aku ingin memberinya yang terbaik."

"Zhan.... kenapa tidak coba kamu temui? Ini sudah 5 tahun. Kamu tidak merindukannya?"

"Zhan rindu. Tapi Zhan takut...."

"Takut nempel terus sama kapten Wang?"

"Ish.... Gak lucu Jiejie."

"Baiklah.... Jiejie tidak akan menggodamu lagi. Kemarilah Zhan... Ada beberapa penelitian yang perlu kamu lihat."

Xiao Zhan melihat data yang Wen Qing sodorkan.

"Ada beberapa variabel yang aku rasa salah. Tapi aku tidak tahu itu dibagian mana." jelas Wen Qing.

Xiao Zhan tenggelam dalam penelitian bersama Wen Qing. Sampai bahkan ia lupa pulang.

Di rumah.

Si kecil Wang Sizhui sedang duduk bersama Wei Wuxian.

"Kapan Papa pulang?"

"Mungkin tidak akan pulang" jawab Wei Wuxian asal.

Wang Sizhui sebal mendengar jawaban nenek Wei.

"Apa kamu mau dengar? Bagaimana Papa kamu melahirkan bocah kecil sepertimu?"

Wang Sizhui menoleh menatap Wei Wuxian. Jelas ia tertarik ingin mendengarnya.

Mengalirlah cerita dimana Xiao Zhan mencuri sperma seorang Wang Yibo. Bagaimana Xiao Zhan bersembunyi ketika hamil.

Dulu ketika Xiao Zhan mengaku tentang kehamilannya. Reaksi Wei Wuxian adalah tertawa dan memukul belakang kepala Xiao Zhan dengan gemas. Hanya Papa Wangji yang bereaksi normal, yaitu marah dan ingin menyeret Xiao Zhan ke hadapan Wang Yibo.

Sayangnya, berhasil dicegah oleh Xiao Zhan dan rayuan Wei Wuxian tentunya.

"Jadi... Daddy Zhui namanya Wang Yibo?"

Wei Wuxian mengangguk.

"Dimana Daddy?"

"Hmmm.... Aku rasa dia ada di markas tentara. Aku dengar dia kapten pasukan elit."

"Zhui mau ketemu Daddy."

Wei Wuxian tersenyum jahil. "Nenek bisa bantu kamu. Tapi jangan bilang Papa kalau nenek yang bantu ya?"

"Oke...."

Kapten (Yizhan)Where stories live. Discover now