2

2.4K 167 1
                                    

"Zhanzhan.... Hari ini adalah hari pertama kamu masuk sekolah baru. Bagaimana? apa kamu siap? Semua sudah kamu bawa?"

Xiao Zhan mengangguk dengan senyum. Mendengarkan betapa cerewet Mama Wei. Bagi Xiao Zhan yang pernah melihat kematian kedua orang tuanya, sikap cerewet Mama Wei adalah nyanyian surga.

"Kamu dengar apa yang Mama katakan?"

"Iya Ma... jangan khawatir, Zhanzhan akan baik-baik saja."

"Wei Ying.... Makan dulu." Lan Wangji meraih tangan Wei Wuxian yang sedari tadi mengomel terus.

"Baiklah.... Mama hanya takut kamu tidak terbiasa dengan tempat baru kita."

Keluarga Xiao Zhan selama ini memang tinggal di Inggis. Mereka akhirnya kembali ke Cina setelah sekian lama.

"Zhanzhan berangkat dulu Mama... Papa." Xiao Zhan mencium pipi Wei Wuxian dan Lan Wangji.

Di depan rumah sudah ada sepeda motor kesayangannya.

----

Pagi itu di Sekolah Gusu. Xiao Zhan memarkirkan motornya.

Beberapa siswa berhenti berjalan dan terpesona dengan penampilan Xiao Zhan.

Lelaki tampan yang cenderung cantik.

Setelah melapor ke kepala sekolah. Xiao Zhan mendapatkan ruang kelasnya. Sama seperti kehidupan sebelumya.

"Anak-anak.... Perkenalkan teman baru kalian, Xiao Zhan."

Perkenalan singkat.

Setelah selesai perkenalan, Xiao Zhan melihat ke sudut dimana ada lelaki tampan sedang membaca sebuah buku. Xiao Zhan menghampiri.

"Wang Yibo...." panggil Xiao Zhan.

Pemuda bernama Wang Yibo mengangkat wajahnya, menatap heran ke arah Xiao Zhan. Darimana murid baru ini tahu namanya?

Seolah mengerti kebingungan Wang Yibo. Xiao Zhan menunjuk ke seragam pemuda itu, dimana nama Wang Yibo tercetak di sana.

Xiao Zhan tersenyum dan duduk dengan suasana hati yang bersemangat.

Sepanjang pelajaran sampai jam pulang, yang dilakukan Xiao Zhan hanya memandangi wajah Wang Yibo.

"Sampai kapan kamu mau melihatku dengan tampang bodohmu itu?!" kesal Wang Yibo. Bahkan saat ini mereka sudah di parkiran, mau pulang.

Xiao Zhan mengerjap, "Aku menyukaimu. Ah... Aku jatuh cinta padamu. Cinta pandangan pertama." setelah melewati kematian, Xiao Zhan akhirnya dengan berani menyatakan cintanya.

Wang Yibo tidak tahu harus jawab apa.

"Kamu tidak perlu membalas perasaanku. Aku yang jatuh cinta, jadi ini urusanku. Kamu tetap jadi diri kamu sendiri. Jangan terbebani." cengir Xiao Zhan.

Wang Yibo masih diam.

"Aku harus pulang. Sampai jumpa besok, bye..." Xiao Zhan dengan riang melambai, menuju motornya dengan sesekali melompat riang.

Jangan pikirkan Wang Yibo yang masih blank.

Xiao Zhan melajukan motornya ke sebuah cafe. Ia tidak langsung pulang, toh Mama dan Papa nya masih sibuk bekerja.

"Selamat datang di Summer Cafe...." Sambutan hangat pelayan cafe membuat Xiao Zhan tersenyum.

Xiao Zhan duduk dan seorang pelayan mendatanginya.

"Yubin gege...." sapa Xiao Zhan.

Pelayan itu menyipitkan mata, panggilan Xiao Zhan seolah mereka sangat akrab.

"Tuan ingin memesan apa?"

"Aku ingin bicara dengan gege...." Xiao Zhan tahu kalau tingkahnya cukup mencurigakan. Tapi tidak ada pilihan lain. Dalam waktu satu bulan, Yubin akan ditipu untuk menjual seluruh asetnya hingga miskin. Menjadi gelandangan sampai bertemu Xiao Zhan.

"Saya sedang bekerja, jadi.... Apa yang ingin tuan pesan?"

Xiao Zhan memanyunkan bibir. Menatap kesal ke arah Yubin. Ayolah Xiao Zhan datang karena ingin mencegah semuanya. Merubah kembali hal-hal buruk.

"Yubin gege, aku tahu ini cafe milik gege.... Jadi gak masalah kalau kita bicara sebentar saja."

Yubin menatap ragu.

"Oke.... Kita pindah ke ruang atas."

Xiao Zhan tersenyum mengikuti di belakang Yubin.

"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Yubin setelah mempersilahkan Xiao Zhan duduk nyaman.

Xiao Zhan membuka tasnya. Mengeluarkan map berisi lembar kertas yang cukup banyak. Menyerahkannya pada Yubin.

"Apa ini?" ragu Yubin meraihnya. Melihat lembar pertama saja kedua matanya hampir keluar. Kemudian menatap Xiao Zhan yang tidak mengatakan apa-apa. Tangannya gemetar membuka setiap lembarnya.

"Siapa kamu sebenarnya?"

Bocah berseragam sekolah di depannya ini tidak sederhana.

"Masih banyak kejutan yang akan terjadi, jika kamu mau bersumpah setia di bawahku."

Yubin mecengkeram kertas yang ia pegang. Kedua matanya memerah. Menejamkan mata, dan ketika mata itu terbuka kembali. Ada tekad yang kuat.

"Baiklah...."

"Senang bekerja kembali denganmu. Yubin gege."

----

Setelah tujuannya menarik Yubin ke sisinya, Xiao Zhan melajukan motornya ke sebuah danau pinggir kota.

Bibirnya tersenyum melihat seseorang yang tengah tidur terentang di rerumputan. Tak jauh sebuah motor terparkir.

Xiao Zhan melangkah mendekat. Ikut merebahkan dirinya.

"Aku menyukaimu, Yibo."

"Apa kau tak bosan?"

Xiao Zhan memiringkan tubuhnya, melihat Wang Yibo yang masih memandang langit. Cahaya senja menerpa wajah tampannya. Bagaimana Xiao Zhan tidak menyukainya? Bagaimana Xiao Zhan taka akan pernah bosan melihat wajah tampannya. Di dua kehidupannya, seorang Xiao Zhan hanya akan mencintai Wang Yibo.

Hening cukup lama. Wang Yibo yang sudah terbiasa dengan ocehan Xiao Zhan merasa heran. Menoleh dan ia bisa melihat wajah tidur Xiao Zhan.

"Dasar bodoh."

Wajah halus Xiao Zhan membuat siapa saja yang melihatnya pasti ingin menyentuhnya. Seperti saat ini, tangan Wang Yibo terulur, jarinya mengusap pipi Xiao Zhan.

Sangat halus dan kenyal.

Drt drt drt

Wang Yibo menarik tangannya dan pura-pura tidur.

Xiao Zhan terbangun, kelabakan mencari ponselnya.

"Halo Mama.... Iya iya... Zhanzhan pulang." Xiao Zhan melirik Wang Yibo yang berdiri menepuk celananya.

"Bye Mama, love you...."

"Yibo, kamu mau pulang?"

"Hm." Wang Yibo menyalakan motornya.

"Aku juga mau pulang." Xiao Zhan tersenyum melambai pada Wang Yibo. "Bye Yibo.... I love you...." Teriak Xiao Zhan. Yang tanpa ia sadari teriakannya itu bikin motor Wang Yibo sedikit oleng.

Kapten (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang