20

1.2K 136 2
                                    

Sizhui berdiri kaku. Di depannya apa Zhan terbaring dengan slang penunjang hidup. Ruang itu sunyi, hanya bunyi pemantau detak jantung yang cukup mencekik di telingan Sizhui.

"Papa..."

Lima tahun. Waktu yang cukup panjang.

"Papa... Ini Zhui..." Sizhui melangkah mendekat. Duduk di dekat ranjang. Dipegangnya tangan Xiao Zhan yang terlihat kurus.

"Papa...Zhui rindu Papa." hiks... Sizhui menangis tersedu.

"Maaf karena pernah berpikir Papa gak sayang Zhui lagi. Zhui janji gak akan nakal, Zhui akan nurut apa kata Papa.... Karena itu... Papa bangun..."

Tidak ada respon dari Xiao Zhan.

"Aku sudah bertemu dengan A Yun... bocah itu cukup pintar tapi juga bodoh.... Papa harus marahi dia karena mudah percaya dengan orang asing."

Shizui bercerita tentang betapa mudahnya Xie Yun mengajak Sizhui ke rumahnya.

Berharap Xiao Zhan mendengar dan bangun.

Tut

Tut

Tut

Masih suara yang sama. Detak jantung Xiao Zhan masih stabil. Seolah tidak merespon apapun.

----

Wang Yibo baru saja mendarat di Korea Selatan.

"Zhui.... kamu dimana?" Wang Yibo menghubungi Sizhui.

Di rumah sakit. Apa Daddy baru sampai? Hmm... Dari bandara tidak jauh, 30 menit jika Daddy pesan taxi."

Wang Yibo mengernyit. Rumah sakit? Untuk apa Sizhui di sana.

"Zhui.... Kamu-... "

Mulutnya ingin memaki. Anaknya inj, berani sekali menutup telepon padahal Wang Yibo belum selesai bicara!

----

30 menit kemudian.

Benar kata Sizhui. Wang Yibo sampai tepat waktu.

Lantai lima. Itulah pesan dari Sizhui.

Sesampainya di sana. Ada Sizhui, Lan Wangji dan dokter yang entah siapa.

Wang Yibo tidak melihat adanya Wei Ying. Mungkin sedang pergi.

"Ada apa?" tanya Wang Yibo.

Mereka hanya menatap Wang Yibo yang semakin bingung.

"Jangan menakutiku." entah kenapa firasatnya begitu buruk. Dadanya sesak seperti dihantam keras. Tapi ia masih tidak tahu apa-apa.

"Ikut aku untuk ganti pakaian." ucap dokter Shiying.

Wang Yibo masih diam di tempat. Ia menatap Sizhui yang sedang menggandeng tangan bocah 4 tahun. Wajahnya persis sama.

"Ikuti saja dokter Shiying."

Wang Yibo menoleh pada Lan Wangji. Ayah dari Xiao Zhan yang sangat ia cintai.

"Ayo..." pinta dokter Shiying.

Wang Yibo mengangguk. Lalu ia menoleh pada Sizhui, "Daddy butuh penjelasan, Zhui..."

Mengikuti dokter Shiying untuk berganti pakaian steril. Wang Yibo di bawa ke sebuah ruangan.

Kakinya mendadak tremor.

Zhanzhan....

Ya.... Di sinilah Xiao Zhan nya selama ini. Tertidur damai.

"Zhan...." Wang Yibo gemetar menyentuh tangan Xiao Zhan.

"Zhan.... Kamu...."

Tes.

Air mata Wang Yibo jatuh.

Tak pernah terpikirkan keadaan Xiao Zhan akan seperti ini. Akan lebih baik jika Xiao Zhan pergi menemukan cinta baru, dan hidup bahagia. Setidaknya Xiao Zhan nya hidup sehat.

"Kenapa seperti ini Zhan...." pipi yang dulu terasa kenyal ketika ia sentuh. Kini pipi itu tidak lagi sama. Tulang pipinya lebih menonjol.

"Xiao Zhan.... Ini aku Yibo mu. Bangun Zhan...zhanzhan...."

Tut

Tut

Tutt....tut

Wang Yibo menatap tangannya yang digenggam balik oleh tangan Xiao Zhan.

"Zhan!" teriak Wang Yibo begitu bersemangat.

Xiao Zhan yang masih memejamkan mata. Tiba-tiba kejang.

Wang Yibo panik. Ia menekan tombol darurat.

"Dokter!...."

Dokter sangat sigap datang. Mereka terlihat panik juga.

"Detak jantungnya melonjak tak normal."

"Pernafasannya tersendat."

"Dokter....pasien melemah.... Detak jantungnya menghilang...."

.
.
.

Wang Yibo tuli.

Ia hanya melihat kini Xiao Zhan berhenti kejang dan jantungnya berhenti berdetak.

"Xiao Zhan..... Jangan berani mati tanpa ijinku! Zhan!...."

Wang Yibo di seret keluar oleh salah satu perawat di sana.

---

Kapten (Yizhan)Where stories live. Discover now