16

1.1K 124 3
                                    

Wang Yibo memacu motornya di kecepatan maximum. Di punggungnya ada senjata XZ-85, senjata rancangan Sean Xiao Zhan. Senjata yang menemaninya selama lima tahun ini.

Jalanan berkelok khas pegunungan. Tapi tak membuat Wang Yibo kenurunkan kecepatannya.

Diujung pandangan matanya. Jauh di depan ada cahaya yang terus menjauh. Itu adalah cahaya dari sebuah mobil yang melarikan diri.

Pengepungan beberapa waktu lalu. Xue Yang, berhasil kabur. Dan saat ini Wang Yibo sedang mengejar.

Wang Yibo melepas kedua tangannya dari kendali motor. Tangannya mengambil senjata. Dan ia berdiri di atas motor yang masih melaju. Posisi siap menembak. Dalam beberapa detik ia menahan nafas.

Dar!

Satu tembakan tepat mengenai ban mobil di depannya.

Mobil oleng, membuatnya berputar dan berderit memekakan telinga. Berguling beberapa kali dan akhirnya berhenti setelah menabrak pohon besar.

Wang Yibo menghentikan motornya di sebelah bangkai mobil itu.

Xue Yang terhimpit dab terluka cukup parah. Sayangnya dia masih sadar dan sedang berjuang mengeluarkan tubuhnya sendiri.

Tap

Tap

Tap

Langkah Wang Yibo tidak tergesa. "Xue Yang, kau ditangkap."

----

Xue Yang dilarikan ke rumah sakit. Diawasi super ketat. Penjahat nomor satu dalam pencarian kini tertangkap.

Dalam kasusnya, semua kejahatan. Pembunuhan, penculikan dan pemerasan, pemberontakan. Xue Yang dijatuhi hukuman mati.

Wang Yibo sendiri memastikan Xue Yang dijatuhi hukuman mati.

Dari kasus Xue Yang, Wang Yibo bisa membuktikan bahwa Sean Xiao Zhan bukanlah seorang penghianat.

Media memberitakan dengan heboh. Semua masyarakat yang memaki Xiao Zhan sebelumnya kini tertunduk malu.

"Gege..." Wang Yibo mengetuk ruangan Haikun.

"Masuklah, ada apa Yibo?"

"Ini.... aku sudah mengatakan sebelumnya. Setelah kasus Xue Yang. Dan membersihkan nama baik Zhanzhan. Aku mengundurkan diri."

Haikun menghela nafas. "Tidakkah kamu pikirkan lagi?"

Wang Yibo menggeleng. "Tidak."

"Baiklah.... Aku terima surat pengunduran diri kamu. Tapi... Aku tidak akan memprosesnya."

"Gege...."

"Dengar, Wang Yibo.... Menjadi seorang kapten bukan berdasarkan dia mampu atau tidak. Seorang kapten adalah pilihan. Dan aku yakin, semua bawahanmu tidak akan bisa bekerja dengan baik selain ditanganmu."

"TapiGege... aku... aku ingin mencari Zhanzhan."

"Pergilah.... anggap saja aku sedang memberimu cuti."

Wang Yibo menatap Haikun. "Aku pergi gege..."

----

Di korea selatan.

Wei Wuxian dan suami bucinnya, Lan Wangji. Ah... Dan juga Wang Sizhui baru saja mendarat.

Ketiga manusia ini akan berlibur.

"Nenek... Kita akan kemana?"

"Ke hotel, tentu saja. Kita perlu istirahat." Wei Wuxian bergelayut manja di lengan Lan Wangji. Meski sudah tua tapi tetap mesra dimanapun.

Sizhui manyun, "Tidak langsung jalan-jalan?" padahal banyak tempat yang ingin ia datangi.

Lan Wangji menatap tajam hingga membuat nyali Sizhui menciut. Kakeknya yang irit bicara ini kadang suka bikin orang merinding.

"Baiklah.... Sizhui akan jalan-jalan sendiri."

----

Di sinilah Sizhui.

Sendirian di sebuah kedai mie di sebuah gang kecil. Setelah jalan-jalan dan kelelahan, menyantap mie hangat adalah kepuasan untuk Sizhui.

"Dasar bocah sialan! Kau menumpahkan kopiku.!"

"Maaf."

"Bocah sialan!"

Sizhui menatap keributan tak jauh dari tempatnya.

Seorang wanita cantik sedang memaki bocah kecil.

Sizhui mengernyi tidak suka.

"Bocah sialan kurang ajar!"

Tap!

Sizhui menangkap tangan yang hampir saja memukul kepala bocah kecil itu.

"Kau... Bukan urusanmu! Minggir aku ingin memberinya pelajaran!"

"Nona.... Ini menjadi urusan saya karena tingkah anda cukup mengganggu saya." ucap Sizhui dingin.

"Cih.... Orang-orang sialan!" wanita itu pergi.

Sizhui menggeleng. "Anak kecil..." Sizhui kehilangan kata-katanya. Ia berjongkok menyamakan tingginya dengan bocah kecil itu.

"Kamu.... Bagaimana bisa..."

Bagaimana wajah anak itu persis sama dengan wajahnya. Perbedaan hanya karena Sizhui yang berusia hampir sebelas tahun, ada guratan remaja yang tampan. Sedangkan bocah itu masih banyak lemak bayinya. Pipinya cabi.

"Apa kamu ayahku?" bocah itu juga cukup pintar kalau ia punya wajah sama.

Sizhui menjitak kepala bocah itu hingga mengaduh kesakitan.

Bagaimana Sizhui yang masih sebelas tahun, punya anak yang sudah 4 tahun?!

"Sakit tahu!"

Sizhui mengangkat alisnya. Bocah ini cukup garang. Tapi kenapa tadi diam saja ketika dimarahi.

"Siapa nama kamu?" tanya Sizhui.

"Aku Xie Yun. Kamu siapa? Kenapa wajah kita sama?"

Sizhui mengedikan bahu. Mana dia tahu.

Kapten (Yizhan)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu