14

1.2K 109 1
                                    

Daratan Cina berubah.

Sean.

Nama yang digadang-gadang sebagai jenius muda. Pahlawan dan pelindung negeri. Ia menyumbangkan Yiling Laboratorium. Ia juga menciptakan banyak senjata sebagai pertahanan negara.

Kini nama Sean telah dicoreng sebagai penghianat bangsa.

Sungguh miris.

Banyak media menyudutkan bahkan tak segan menghina Sean.

Brak!

Wang Yibo melempar tv dengan remot.

"Zhanzhan gak mungkin seperti itu, gege..."

Mata Haikun meredup melihat Wang Yibo kini menangis di ranjang rumah sakit. Kedua kakinya di gips dan tidak bisa berjalan. Beruntung kaki itu masih berfungsi. Hanya butuh waktu untuk bisa kembali berjalan normal.

"Zhanzhan.... Kamu dimana sayang... Kamu janji gak akan pernah tinggalin aku... Zhan...kamu pembohong... Xiao Zhan...."

Haikun terpaksa meminta dokter untuk menyuntik Wang Yibo dengan obat penenang.

"Kamu harus kuat Yibo." Haikun menyelimuti Wang Yibo yang kini sudah bernafas teratur.

----

Keadaan Wang Yibo juga tak ada bedanya dengan Sizhui. Bocah itu bahkan menangis sampai kelelahan.

Wei Wuxian mengusap punggung Sizhui yang tertidur di pangkuannya setelah menangis.

"Lan Zhan.... Sizhui demam."

Lan Wangji menghela nafas. Ia juga bingung harus berbuat apa.

"Besok kita temui Wang Yibo, mungkin Sizhui bisa sedikit tenang." ucap Wei Wuxian.

"Hm." Lan Wangji setuju.

"Bagaimana dengan Zhanzhan?" Wei Wuxian sedih mengingat Xiao Zhan nya.

"Anak bodoh itu tidak meninggalkan jejak. Sepertinya dia memang tidak ingin kita menemukannya."

Pletak!

Wei Wuxian menjitak kepala Lan Wangji. "Zhanzhan anak baik, jangan mengatainya bodoh!"

Lan Wangji bisa apa. "Iya."

----

Satu hari kembali berlalu.

Pagi ini Wei Wuxian dan Lan Wangji membawa Sizhui ke rumah sakit dimana Wang Yibo dirawat.

"Tuan Lan."

Lan Wangji berhenti berjalan dan mengangguk. Sedangkan Wei Wuxian mendengus.

"Anda terlihat baik, Wang Hedi." Wei Wuxian tidak bisa berramah-tamah dengan manusia satu ini.

Wang Hedi sudah biasa menghadapi Wei Wuxian. Ia melihat ke arah Sizhui yang ada di gendongan Lan Wangji.

"Dia...."

"Cucu kesayanganku. Ada apa?"

Wang Hedi sedikit sebal ketika Wei Wuxian memotong bicaranya. Sizhui juga cucunya!

"Kita akan menemui Wang Yibo... Kau bisa menemuinya jika Sizhui mau." Jelas Lan Wangji, lalu menggandeng tangan Wei Wuxian. Istrinya ini punya mulut yang tajam, kalau dibiarkan entah apa yang akan keluar dari mulut manisnya.

Wang Hedi menatap mereka yang menjauh. Mungkin nanti, dia juga bisa menggendong Sizhui seperti itu.

----

"Daddy..." Sizhui menghambur ke pelukan Wang Yibo. Dua orang rapuh ini sedang mencari sandaran hidup.

"Sizhui... kamu tambah berat." kekeh Wang Yibo.

"Jangan mengejekku, Papa Zhan bilang aku yang paling imut."

"Iya iya... Anak Daddy paling imut."

Wei Wuxian terharu melihat Sizhui kembali ceria. Matanya memerah dan hidungnya terasa panas. Takut menangis di depan cucunya, Wei Wuxian memeluk Lan Wangji dan bersembunyi di pelukan lebar suaminya.

Lan Wangji hanya mengusap punggung Wei Wuxian, dan mencium puncak kepala istri tercinta.

Semua pasti akan baik-baik saja. Semoga.

-----

Jauh di perbatasan.

Xiao Zhan terduduk lemas di lantai kamar mandi.

Dua hari ia sudah muntah. Perutnya mual dan kepalanya pusing.

"Tuan Sean."

Xiao Zhan menatap pintu yang diketuk dari luar.

"Tuan Sean, kau baik-baik saja?"

Xiao Zhan tidak merasa baik. Ketika ia ingin bangun dan berdiri. Dunia di sekitarnya terasa terbalik. Dan ia pingsan.

Kapten (Yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang