--《01》Nasib Mujur? --

16 2 0
                                    

~~Tentang Asa di Lautan Qalbu~~

《°~°》

-Author's POV-

Hidup terkadang terasa lucu, entah bagi sebagian orang atau bahkan mencapai rata-rata orang di muka bumi ini. Maybe, namun bagi Arasea Zaheera, hidup yang di jalaninya penuh dengan kata 'lucu' tentu dalam artian tanda kutip yang berbeda.

"Hahhaa..." tawa seorang gadis dengan pandangan menyorot jauh ke depan, menertawai nasibnya sendiri yang terasa lucu dalam benaknya

"Hahh... enggak tahu lagi Gue, apa sih maksutnya ngelakuin itu semua? Untuk apa coba?" Gerutunya sembari melempari apa saja yang ada di hadapannya

Tuk

"Aish, sakit tahu! Lo kira kepala Gue tempat sampah?"

"Greget aja Gue sama jalan pikiran Lo, itu. Enggak nyangka juga sih, ada spesies macam Lo di muka bumi modern ini!" ujar seorang gadis di sampingnya yang sedari tadi asyik dengan camilannya

"Ck, Gue bukan penggila cowok tampan and keren macam Lo, ya! Gih pergi aja sana ambil nasib Gue yang Lo kata mujur itu, dengan teramat rela hati Gue serahkan ke Lo!"

"Kalau bisa sih sudah sedari dulu Gue ambil nasib mujur Lo, Se. Sayangnya Gue enggak tahu caranya, gimana dong?"

"Yeee... mana gue tempe, pikir aja sendiri! Minggir ah sana, Gue mau merenungi nasib nih!"

"Yaelah, sea... sea... di kasih nasib mujur kok ya malah susah! Enggak tahu deh Gue, semoga aja si-syetan yang mungkin menempelimu itu segera minggat"

"MINGGATO KONO!" (pergi saja sana)

"Hahahaaaa... entar kalau Gue dah nemu caranya, gue calling Lo deh, Se. Dadaghh... happy merenungi nasib, Seaaa" pekik gadis yang bernama lengkap Ayra Nindiyani dengan suara cemprengnya yang khas hingga membuat telinga Sea berdenging ngilu

"Huft... nasib-nasib...!" Gumamnya dengan kesal

*****

Rumah minimalis yang terlihat asri itu kini tak mampu lagi membuat pikiran Sea menjadi tenang, justru sebaliknya.

"Ah... kabur aja deh!"

"Sea? Mau kabur kemana lagi kamu?" Interupsi dari Bibinya itu berhasil mengurungkan niat kaburnya, dengan bibir mencebik kesal Ia al berjalan masuk ke dalam rumah sembari menghentak-hentakan kakinya

"Ingat, jangan kabur-kaburan lagi!"

"Hmmm"

Meski tahu ada tamu yang tengah menunggunya sedari tadi, langkah Sea tetap tidak berhenti meski hanya sekedar beramah tamah palsu. Dirinya sudah terlalu malas untuk menanggapi ocehan yang sudah dapat Ia tebak akhirnya.

Dengan langkah kesalnya Ia membuka pintu kamarnya dengan tak santai hingga membuat sesosok gadis yang tengah berbaring di atas ranjangnya itu terjingkat kaget

"Allahu akbar kak Sea! Enggak bosen apa, buat Ifah kaget mulu! Entar kalo Ifah jantungan gimana?"

"Ck, suruh siapa tidur di mari? Pergi sana!"

"Hehe... kaka cantik jangan suka marah-marah dong nanti jodohnya pada kabur loh..."

"Biarin! Kalo perlu Gue akan berubah jadi hulk sekalian"

"Kakak ini aneh! Mau nunggu spek yang kayak gimana lagi sih emangnya? Dokter tampan di reject, Dosen keren di reject, lah ini pengusaha muda ples seorang Guz tampan pun kakak masih tolak? Kakak mau jadi perawan tua?"

Buk

"pilih pergi atau mau rasain pukulan Gue?" Mendengar nada dingin sang kakak sepupunya membuat remaja berusia 17 tahun itu menciut dan beringsut pergi

"Ti ati sama yang namanya karma Kak!" Serunya setelah berada di luar kamar Sea membuat sang pemilik kamar menggeram kesal

Beep... beep...

Helaan napas keluar kala mendapati kontak dengam nama Ibunda ratu itu menelponnya

"Huftt... siapin hati kamu, Sea" peringatnya sambil menepuk-nepuk dadanya

"Hallo, assalamu alaikum Sayang"

"Waalaikumussalam, iya Bun kenapa?"

"Nduk, kamu pulang ya, Abi mau bicara sama kamu"

"Bicara di telepon kan bisa, Bun?"

"Hust, ngebantah aja kamu kalo sama orang tua!"

Huft... sabar Sea

"Tapi kan bentar lagi Sea ada UTS, Bun"

"Baru bentar lagi, bukan besok pagi kan? Kamu masih punya waktu seminggu-an, jadi enggak ada alasan lagi Sea! Nanti Mas Rizal akan menjemputmu biar enggak ada aksi kabur-kaburan lagi"

Oh my god... please help me...

"Tapi Bun--"

Tutt... tutt...

"Arggghhhh...."

"Hihihii... mau di temenin enggak kak? Siapa tahu nanti kakak butuh teman kabur lagi?"

"Yang ada entar Lo cepu lagi, bocah! Pergi saja sana! jangan suka nguping pembicaraan orang!"

"Yeee... siapa juga yang mau nguping? Orang Ifah mau ngasih tahu kakak kok, kalau Mas Rizal sudah datang, hehe... dadaaa kakak selamat bergembira ria--"

Buk... buk..

Dua bantal dengan sukses menyambar punggung Ifah yang tengah berlari keluar membuat remaja itu cekikikan

Kenapa cepat sekali datangnya? Hadeuhh... mana belum ada persiapan kabur lagi! Ck, sial!

Tok... tok... tok...

"Dek? Sudah siap belum?"

"Mmm belum, Mas tunggu aja di bawah, 10 menit lagi Sea turun"

"Oke, jangan lama-lama ya. Dan kalau mau kabur, jangan lompat ke bawah, karena sudah di tanami banyak mawar. Oke, Adek sayang selamat beberes" seru Rizal dengan di akhiri kekehan samar membuat Sea menggerang frustasi

"Mau bagaimana lagi? Dah lah..."

.
.
.
.

Tbc

Ikuti terus ya kisah Sea, happy a nice day😘
Jangan lupa tekan bintangnya ya bestie...

Tentang Asa di Lautan QalbuWhere stories live. Discover now