13. PTSD

91 41 5
                                    

"Rayyan," Alina menelan saliva nya dengan susah payah.

"Kenapa kak?" Sahut Rayyan di tengah-tengah ia belajar di malam hari di ruang kamar nya.

"Ini hasil diagnosis kemarin .." Alina menyodorkan amplop putih berisi lembaran kertas keterangan hasil diagnosis Rayyan beberapa hari lalu dengan psikolog dan psikiater di rumah sakit tempat Alina bekerja.

Rayyan tidak berharap banyak. Ia mengambil amplop putih itu dan mulai membuka nya secara perlahan.

"Bismillah .."

Rayyan membulatkan mata nya sempurna. "Didiagnosis PTSD?"

Alina mengigit bibir bawah nya sambil mengangguk pelan.

"Hah .. Cepat sembuh Rayyan." Ucap Alina lirih di sela-sela ia membantu Dokter Hariz menangani pasien wanita paruh baya yang terlihat tak sadar kan diri. Baru saja memasuki ruangan ICU.

Alina teringat kembali bagaimana reaksi Rayyan setelah ia memberitahu bahwa Rayyan memiliki penyakit mental bernama 'PTSD atau Post-Traumatic Stress Disorder'

PTSD (post-traumatic stress disorder) atau gangguan stres pascatrauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang bersifat traumatis atau sangat tidak menyenangkan. Gangguan mental ini juga bisa terjadi pada anak-anak ataupun orang dewasa. Dan bisa bertahan hingga berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun lamanya.

Dan PTSD sendiri merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis. Beberapa peristiwa traumatis yang dapat memicu PTSD adalah peperangan, kecelakaan, bencana alam, kekerasan, pelecehan seksual serta perundungan.

Bahkan pasien pengidap gangguan mental berupa PTSD ini rentan merasa ketakutan, kegagalan, kehilangan rasa kepercayaan diri atau kepercayaan terhadap orang lain, stress atau cemas berlebihan, depresi, melukai diri sendiri bahkan sampai berkeinginan untuk bunuh diri. Karena dirasa ia tidak mampu menanggani rasa trauma yang dimiliki.

"Ya Allah, selamatkan lah ibu ini .. tolong ya Allah .." Di dalam hatinya Alina tak henti-henti nya berdoa untuk kesembuhan wanita paruh baya bernama Widya di depan nya kini.

Alina merasa cukup dekat pasien bernama Widya akhir-akhir ini. Jika Widya pergi secepat itu maka Alina benar-benar merasa sangat kehilangan. Baginya Widya seperti sosok seorang ibu yang kuat, dan lembut. Ia pernah beberapa kali berbincang hangat dengan nya. Dan mendapat begitu banyak pelajaran berharga. Sungguh Alina tidak siap jika Widya pergi secepat itu.

Dan entah kenapa hari ini Widya kembali tak sadarkan diri. Padahal hari-hari sebelumnya kondisi Widya baru saja membaik dan ingin dipulangkan hari ini. Akan tetapi takdir begitu berbeda, wanita paruh baya itu terbaring sangat lemah serta masih tak sadarkan diri di ruang ICU.

"Dok, Bu Widya bisa diselamatkan dok?"

Alina melihat tubuh Ibu Widya sudah banyak sekali di penuhi berbagai selang dan alat medis yang di pasangkan ke tubuhnya.

Dokter Hariz menggeleng pelan. "Kita berusaha yang terbaik dulu untuk Ibu ini."

"Ya Allah ... selamatkan Ibu Widya, Ya Allah .."

⭐️ ⭐️ ⭐️

"Bunda kamu di rawat di Rumah Sakit?? Sudah berapa lama?" Tanya Rayyan merasa iba kepada Azea.

Rayyan membantu Azea membereskan buku-buku pembelajaran Astronomi nya di dalam ruangan perpustakaan. Karena sedari tadi mereka belajar bersama di ruang perpustakaan ini.

Starlight With You (On-going)Where stories live. Discover now