11. Tidak Sesuai Ucapan

783 74 5
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JANGAN LUPA VOTE 🙂
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.
.....
.
.

Tidak terasa hampir seminggu ditinggal Ardi dinas, malam ini malam terakhir tidur sendiri. Enggak sendiri juga sih karena beberapa hari sejak insiden, Nita menginap untuk membantu Jena. Jujur tidak bisa dihandle sendiri, masih ada Gamma yang harus sekolah. Jena tidak bisa membelah diri untuk menjaga kedua anaknya itu. Maka dari itu berbagi tugas kadang di rumah bersama Alpha, kadang juga menemani Gamma sekolah.

"Inget Jen! Jangan tidur dulu, masih harus mindahin kasur. Masak suami pulang disuguhi kamar berantakan." ucap Jena mengingatkan diri sendiri sembari mengoleskan krim malamnya.

Kemarin waktu Nita menginap itu tidur di kamar utama, kamar Jena dan Ardi. Berempat tidur bersama, cuma menggelar kasur lipat karena tidak mungkin desak-desakan di ranjang. Kondisi Alpha kaya gitu takut kesenggol berdarah lagi nanti.

"CK! Kok ya lupa tadi pas Nita masih ada." Jena berdecak kesal sendiri.

Nita memang sudah pulang, tidak menginap karena mau mengurus beberapa persiapan pernikahan bersama Dilan. Sejak siang tadi, beres menjemput Gamma sekolah lalu pergi untuk fitting baju final. Mendekati hari H memang masih ada yang harus diurus.

"Yowes dilakoni, bar langsung tidur. Besok jemput Mas Ardi lagi." (Ya sudah dilakukan, selesai langsung tidur.)

Cklek

"EHH!." ucap Jena panik, reflek langsung menutupi badan dengan handuk. Dia cuma mengenakan baju tidur model tanktop.

"Kalau mandi dikunci sayang. Kalau yang masuk aku sih enggak papa, kalau yang lain bahaya." ucap Ardi, masuk dengan santainya.

"MAS KOK UDAH PULANG?!" tambah terkejut lagi Jena, kaget lah tadi sore mengabari kalau flight besok pagi kok tetiba udah sampai rumah aja malam ini.

"Surprise, aku tadi mengabari aslinya lagi di bandara. Soalnya pengen cepat-cepat pulang lihat kondisi Al secara langsung. Sampai enggak sempat mandi sore, soalnya dapet tiket penerbangan yang mepet." ucap Ardi langsung masuk area shower untuk mandi.

"Sini masuk, mandi lagi sama aku sayang. Daripada bengong lihatin aku gitu." ajak Ardi, menyadari Jena masih terbengong menatapnya.

"Dih enggak mau!." tolak Jena

Buru-buru Jena menyelesaikan kegiatan night routinenya lalu keluar kabur. Suatu alarm berbahaya yang harus dihindari malam ini. Takut kebablasan dan malah tidak jadi berberes kamar nantinya.

"Hahaha oke next time ya. Sayang, di pantry atas ada pempek."

"Iya Mas! Udah jangan teriak-teriak." ucap Jena

Perjalanan dinas Ardi memang ke Sumatra, Palembang salah satunya. Pempek memang sengaja Jena request, pengen mencoba yang dibeli di asalnya langsung. Ternyata Ardi ingat tanpa harus diingatkan, jujur Jena sendiri enggak mengingatkan. Terlalu riweh urusan rumah membuatnya lupa.

Secepat kilat Jena membereskan kamar pribadi mereka, mengeluarkan kasur lipat dan sapu-sapu sedikit. Tentu semua dilakukan dengan minim suara, takut membangunkan twins yang sudah tertidur pulas. Tidak lupa juga menyiapkan piyama tidur untuk Ardi. Keluar kamar disambut dengan sekerdus pempek, langsung Jena eksekusi.

Lagi asyik menggoreng tanpa sadar ada sepasang tangan yang memeluknya. Tanpa ditengok Jena sudah tau pelakunya siapa lagi kalau bukan Ardi. Sang suami memeluk mengobati rasa rindu seminggu LDM, sesekali menciumi pipi Jena.

"Kangen banget, LDM terlama selama pernikahan. Semoga enggak ada agenda berdinas lama lagi. Enggak tega ninggalin kamu sama twins dalam waktu lama." ucap Ardi

Life With YouWhere stories live. Discover now