8. Liburan

1.1K 73 3
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Matahari baru saja memunculkan diri tetapi keluarga kecil ini sudah bersiap untuk pergi. Ardi dibalik kursi kemudi, Jena di samping dan twins berada di kursi belakang. Sengaja memang berangkat pagi supaya bisa menikmati pemandangan dan menghindari macet.

"Bismillah, mangkat bali slamet." ucap Ardi sembari menjalankan mobil. (Mangkat bali slamet = berangkat pulang selamat).

Tujuan mereka memang akan keluar Provinsi, ke sekitar Semarang. Ardi yang mempunyai ide, selain dekat dan tentu ada taman hiburan untuk menyenangkan Twins. Walau ditengah kesibukan yang melanda tetap harus ada healing-healing tipis bersama keluarga.

"Kamu tidur aja Ma, mata kamu merah itu." ucap Ardi

"Enggak, aku mau menemani Mas Ardi menyetir. Kalau Mas perlu minum cemilan nanti kesusahan." ucap Jena sambil menyuapkan makanan ke Ardi.

"Kalau mau tidur, ya tidur aja Ma. Isi energi dulu nanti Mas bangunin kalau sampai rumah makan. Soal itu tinggal kamu siapin nanti Mas bisa sendiri. Nanti nemenin anak yang full energi loh sayang, pasti capek." ucap Ardi memberi Jena pengertian.

Dilihat memang wajah istrinya itu terlihat agak lelah. Tadi malam tidurnya memang malam, twins minta didongengkan sebelum tidur. Agak lama karena terpotong dengan pertanyaan ajaib twins dan obrolan random mereka berdua.

"Oke Mas, bentar aku siapin minumnya dulu." Jena membuka beberapa camilan dan minuman untuk menemani suaminya. Memastikan juga kalau suaminya itu bisa dengan mudah mengambil.

Sedikit bercerita, sejak pukul tiga pagi tadi Jena sudah beranjak dari kasurnya. Meninggalkan twins dan suami yang masih tertidur pulas. Dia harus menyiapkan beberapa perlengkapan yang dibawa, sarapan dan bekal juga tidak boleh lupa. Bebersih sedikit juga supaya rumah enak dipandang.

Baru jam empatnya twins bangun, tidak lupa pasti ada drama merecoki Papanya yang masih tidur. Mau tidak mau Ardi terbangun juga karena ulah anak-anaknya. Bisa dibilang Ardi dan Jena hanya tidur sebentar, wajah capek masih terlihat. Btw twins itu selalu kalau mau diajak pergi pasti akan bangun lebih pagi, kadang sampai lebih awal dari Jena dan Ardi.

"Aku tidur sebentar ya Mas, kalau Mas capek minggir dulu dan bangunin aku pokoknya. Biar Jena yang gantian nyetir nanti." ucap Jena

"Iya-iya sayang, sudah sana segera nyusul twins tidur."

Sedari tadi memang twins sudah tidur, awal perjalanan saja yang rame. Menyanyi riang gembira, selalu bertanya sampai mana seolah tidak sabar untuk sampai ke tempat tujuan. Lama kelamaan sunyi ternyata sudah masuk ke alam mimpi, padahal baru memasuki wilayah Jateng.
.

.

.

Antusias itu terlihat dari wajah anak-anak mereka saat memasuki taman bermain. Jena yang menggandeng tertarik karena twins yang sudah tidak sabar untuk bermain. Ardi menyusul dan mengambil alih Alpha untuk digandeng. Untung saja tadi dia menuruti suaminya untuk tidur dulu, tidak lupa sarapan kedua dengan soto biar kuat.

Taman hiburan ini  luas, terbagi menjadi beberapa zona. Tentu Jena dan Ardi mengarah ke zona anak-anak, tujuannya memang menyenangkan anak. Sebelum itu mampir ke zona pengetahuan dulu, tipis-tipis pengenalan untuk twins.

"Ma, mau naik komedi putar." ucap Gamma

"Oke, Al mau naik juga?" tanya Jena

"Mau, habis itu main mobil-mobilan ya." ucap Alpha menunjuk permainan bomb-bomb car.

"Oke kalau gitu, ayo sama Papa dulu. Mama duduk aja istirahat." ucap Ardi

Ardi mengajak twins untuk naik komedi putar, suaminya tidak ikut naik kok cuma mengantar dan mengawasi dari dekat. Sedangkan Jena duduk sambil mengamati, sesekali juga melambaikan tangan ke twins yang dada-dada dari komedi putar. Energinya sudah terkuras pemirsa, terdeteksi jompo. Padahal baru berkeliling, foto dan menonton karnaval.

"Wah! Ma seru banget! Al tadi dada-dada ke Papa dan Mama juga." ucap Al dengan senang.

"Enggak pusing kan kalian?" tanya Jena sambil mengusap keringat anaknya.

"Enggak, tadi kudanya naik turun. Gam-gam peluk pegangannya gini biar enggak jatuh." jawab Gamma sambil mempraktekan diri.

"Seru dong, sampai 2x naik Ma." lapor Ardi

"Enggak masalah, biar main sepuas mereka Pa. Minum dulu lalu lanjut ke bomb-bomb car." ucap Jena

Cuaca hari ini mendukung, walau panas tapi cocok untuk bermain ke taman hiburan. Jena dan Ardi juga ikut main, walau dipermainan tertentu. Semua permaian mereka coba, tidak mau rugi dan pastinya menuruti semua kemauan twins.

Total empat jam mereka menjelajahi semua sudut, Akhir permainan mereka main air. Tembak air sebagai permainan penutup kujungan di taman hiburan ini. Basah-basahan walau tidak kuyup, untung saja tadi sudah bawa baju ganti.

Sengaja mengakhiri lebih awal karena ada tempat lain yang ingin mereka kunjungi. Lebih tepatnya ini kemauannya Jena sih, karena tempat ini adalah surganya minuman favoritnya Jena. Konsepnya juga ada taman hiburan cuma kali ini mampir untuk makan dan membeli oleh-oleh saja.

"Twins happy?" tanya Ardi

"Happy banget! Besok liburan kita ke sini lagi ya Pa." pinta Gamma

"Nanti ajak Kak Key, Nala dan Arsel juga." ucap Alpha.

Jena Ardi agak heran dan beberapa detik saling tatap-tatapan, soalnya jarang sekali twins itu ingin mengajak sepupunya kalau masalah liburan. Nanti pasti akan terjadi perebutan, berujung twins ngambek. Apalagi twins itu tipe anak posesif kalau sama Mamanya, sebelas duabelas sama pabriknya.

"Ya nanti kita ajak mereka juga boys. Kali ini menyenangkan Mama dulu." Ardi tersenyum sambil menatap istrinya yang tengah lahap menyantap makanan.

Dug
Kaki Jena menyenggol kaki Ardi, seakan memberi kode untuk diam dan makan.

"Loh benar kan? Nanti biasanya di rumah Mama buka warung dadakan ya Nak?" tanya Ardi meminta pembelaan kepada twins.

"Betul!" mana Twins menjawab dengan sangat kompak, seakan sudah hapal kebiasaan Mamanya.

"Papa ih!" kesal Jena

"Tadi Mama sudah beli banyak." ucap Gamma

"Satu keranjang sampai keberatan." tambah Alpha

"Buat oleh-oleh sayang, bukan buat Mama aja." ucap Jena membela diri didepan tiga lelaki tampannya.

"Haha, sudah-sudah segera selesaikan makan kalian boys." ucap Ardi

Borong itu yang dilakukan Jena tadi, membeli produk susu favoritnya mumpung di toko langsung. Benar apa yang dikatakan Alpha, sampai sekeranjang full memang. Tetapi bukan untuk dirinya semua, oleh-oleh untuk keponakannya di rumah.

Ting ting
Sebuah pesan masuk ke handphone Ardi.

Ardi yang sudah menyelesaikan makannya lalu mengecek handphonenya. Jena hanya menengok sambil memperhatikan wajah suaminya yang serius membaca pesan. Dahi suaminya berkerut seolah pesan itu sangat serius. Agak lama suara pesan masuk juga terdengar beberapa kali, menandakan sedang bertukar pesan.

"Kenapa Mas?" tanya Jena setelah Ardi selesai membaca pesan.

"Nanti Mas ceritakan di rumah lengkapnya. Tapi ini Orisa yang bertukar pesan denganku tadi."

Seketika Jena diam dan tidak melanjutkan pertanyaan lebih jauh. Seolah dia tau pasti ada masalah serius kalau Ardi meminta untuk membahasnya di rumah. Entah masalah apa yang berkaitan dengan Orisa sampai menghubungi Ardi.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc
Follow instagram author di @hi_jhyura
Sumber foto dari pinterest

Jika kalian suka cerita ini bisa vote, share dan ikuti akun aku supaya tidak ketinggalan update. Oh iya dimasukan dalam perpus kalian ya guys. Bisa ramein di kolom komentar yuk.

Oh iya jangan lupa mampir dicerita JH lainnya.

Life With YouWhere stories live. Discover now