MENGERJAI DADDY KEKAR BERISTRI

Start from the beginning
                                    

Ilustrasi: John Wijaya

Namaku adalah John Wijaya. Usiaku baru 21 tahun. Aku seorang mahasiswa Chindo dari Jakarta yang sedang libur kampus selama satu bulan. Secara fisik, aku sangat dekat dengan kata sempurna. Selayaknya para Chindo lain, kulitku putih mulus dari lahir. Banyak orang yang bilang wajahku cute dan aku memiliki tubuh yang atletis karena hobiku gym. Hidungku mancung, alisku tebal, bulu mataku lentik, dan rambutku lurus nan nampak halus serta dipotong spiky. Bibirku tipis, dan menurut banyak pria yang pernah menciumku, aku ini seorang great kisser.

Saat ini, aku sedang liburan semester. Karena bosan di Jakarta, aku memutuskan untuk liburan di Bali untuk mengisi libur kuliahku. Ada alasan kenapa aku memilih Bali. Pertama, karena Bali adalah surga para pria seksi di Indonesia, baik pria lokal, turis lokal, maupun turis mancanegara. Kebanyakan pria-pria di Bali ini suka telanjang dada. Aku suka melihat pria bertelanjang dada. Sebenarnya, kalau bisa, ya pengen lihat mereka telanjang bulat. Sebuah kenikmatan besar bagiku bila bisa diperbolehkan melihat pria dalam keadaan intim dari tubuh mereka, yaitu telanjang sempurna tanpa sehelai benang pun yang menutupi. Di Bali, kalau kita pergi ke pantai-pantai eksklusif di Uluwatu, bisa sih melihat bule cowok nekat yang telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Kedua, aku suka Bali karena jarang ada penggerebekan yang berhubungan dengan kaum LGBTQIA+ seperti di Jakarta. Jakarta sekarang kurang aman. Sudah banyak sekali terjadi penggerebekan pesta yang berhubungan dengan pria-pria dan ketelanjangan. Padahal, kedua hal itu adalah kesukaanku: pria dan ketelanjangan. Ketiga, aku mau bertemu dengan Pak Setiawan, pria dewasa seksi yang telah mengisi fantasi-fantasi liarku selama beberapa bulan terakhir.


 Ketiga, aku mau bertemu dengan Pak Setiawan, pria dewasa seksi yang telah mengisi fantasi-fantasi liarku selama beberapa bulan terakhir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ilustrasi: Pak Setiawan  

Ada tiga kata yang aku gunakan untuk menjelaskan soal Pak Setiawan. Dia tampan, gagah, dan manly. Pak Setiawan ini seorang pria dari kota kecil bernama Banyuwangi. Dia sangat santun sekali. Aku mengenalnya saat kami duduk bersebelahan di kereta api jurusan Jakarta ke Surabaya. Kala itu, aku sedang mood naik kereta api. Jadi, dibandingkan naik pesawat, aku memutuskan pergi ke Surabaya untuk liburan dengan kereta api. Pak Setiawan duduk duluan di kursinya. Saat aku masuk, dia tersenyum ramah padaku. Aku mau pingsan rasanya… Sejak duduk, aku merasa jantungku berdegup lebih kencang dari seharusnya. Melihat badan kekarnya itu bernapas dan hidup saja sudah membuat kontolku konak luar biasa. Sekitar tiga puluh menit pertama, dia hanya bermain-main dengan ponselnya. Aku sebenarnya ingin mengajaknya bicara. Tetapi, aku malu. Setelah bosan mengotak-atik ponselnya, keberuntunganku mengambil alih… Dia mengajakku bicara… Aku langsung klepek-klepek mendengar suaranya yang sangat maskulin dan kebapakan… Belum lagi, Pak Setiawan ini wangi sekali… Bau badannya wangi karena dia memakai parfum yang berbau sangat maskulin. Dia cukup metroseksual sepertinya. Selain itu, bau napasnya juga segar. Orangnya hangat dan suka physical touch kalau berkomunikasi. Kala berbicara denganku saat itu, dia suka dekat-dekat sekali. Alhasil, aku selalu bisa mencium aroma napasnya. Kadang-kadang, aku kelepasan ingin sekali menciumnya. 

KUMPULAN CERITA PANAS by Roberto GonzalesWhere stories live. Discover now