𝟒𝟐. 𝐁𝐞𝐚𝐭𝐞𝐧

Начните с самого начала
                                    

Anne mengedarkan pandangannya, di mana ada begitu banyak meja bundar, di atas meja terlihat dipenuhi banyak kartu dan barang yang tidak ia kenali, di lantai ini pun baik para pria ataupun wanita rata-rata terlihat tidak seusia dengannya.

Sementara itu, Darkan merasa bersalah mengiyakan Anne ikut pergi masuk bersamanya ke tempat ini, dia tampak terkejut sekali dan menatap tak percaya pada sekitarnya.

"Ayo." Darkan kembali mengajak Anne untuk melangkah bersamanya, mereka berjalan melewati orang-orang yang sedang sibuk dalam dunianya masing-masing itu, yang mana para pria sedang berjudi dengan ditemani oleh wanita berpakaian minim.

Hingga akhirnya mereka berhenti di depan sebuah pintu yang tertutup, Darkan mengetuk pintu tersebut beberapa kali.

Tak lama kemudian pintu pun terbuka, mereka dipersilahkan untuk masuk oleh seseorang.

Anne dan Darkan mendapati seorang pria yang duduk di kursinya sambil merokok, dilihat dari wajahnya pria itu terlihat cukup tua walaupun rambutnya hitam legam, yang mana sepertinya rambut pria tua itu diwarnai.

Anne menatap sekelilingnya, ruangan tempat mereka berdiri saat ini tidak terlalu luas seperti ruangan lainnya, hanya terdapat satu meja, 3 kursi, dan satu lemari kaca yang dipenuhi box file.

"Duduklah." Pria itu mempersilahkan Darkan dan Anne duduk, lalu dia mematikan rokoknya di atas asbak.

"Apa kau membawanya untuk menjual padaku? Atau dia kemari atas kemauannya sendiri?"

Darkan geram mendengar awal pertanyaan yang ditanyakan pria itu, sedangkan Anne menatap Darkan dengan bingung, ia tidak mengerti apa yang dikatakan pria itu.

"In English, please." Darkan yang menyadari Anne kebingungan, ia lantas berucap pada pria itu, tetapi ia merasa lega Anne tidak mengerti dengan perkataan buruk yang dikatakan pria itu.

Pria itu mengangguk-nganggukkan kepalanya lalu menghela napas berat.

"Kami kemari untuk mencari seseorang." Darkan meletakkan ponselnya di atas meja. "Apa kau pernah melihatnya?"

Pria itu mengamati wajah seorang wanita di ponsel Darkan tanpa mengambilnya. "Ya, tiga bulan yang lalu dia dibawa ke sini oleh seseorang."

"Siapa yang membawanya kemari??!" Anne lantas bertanya dengan nada tinggi.

Pria itu terkejut dengan pertanyaan Anne, ia terkekeh sambil menyandar pada penyangga kursi di belakangnya. "Saya tidak dapat memberitahumu."

"S-saya akan membayar berapa pun yang kau inginkan."

"Lebih dari 50 triliun apa kau memilikinya??" tanya pria itu yang ditujukan untuk sarkas.

"Tidak, bukan?"

"Atau... 5 triliun saja, apa kau sanggup??"

"Tidak, bukan?" Dia mengulangi ucapannya lagi, lalu tersenyum menyeringai.

Anne mengepalkan kedua tangannya di atas paha, matanya memerah dan air matanya membendung, ia hampir tidak dapat mengendalikan amarahnya.

Darkan mengenggam erat tangan Anne sambil mengisyaratkan agar Anne tetap mengendalikan amarahnya.

Darkan memasukkan ponselnya ke dalam saku jasnya. "Lalu di mana dia sekarang?" tanyanya penuh penekanan.

"Seorang pria kaya raya membawanya, kuyakin hidupnya pasti akan bahagia, dia hanya perlu mendesah saja." Pria itu tertawa dengan puas.

Detik itu juga, tamparan keras terdengar.

Anne tak segan-segan melayangkan tamparannya pada pria yang tak memiliki otak itu! Ia tidak dapat menahan diri mendengar saudaranya dilecehkan seperti ini!

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Место, где живут истории. Откройте их для себя