00

2K 85 1
                                    

[Revisi]

Happy Reading (*・∀・*)V

---

Setelah mengetahui bahwa cinta pertamanya akan segera menikah, Zayden dengan ceroboh pergi ke sebuah klub malam untuk melampiaskan rasa frustasinya.

Zayden berniat melampiaskan rasa frustasinya dengan meminum alkohol meski dia tahu bahwa kadar ketahanannya terhadap alkohol sangatlah rendah. Bodoh!

Setelah berhasil menenggak banyak alkohol dan berakhir menjadi mabuk berat.

Namun, meski dalam keadaan mabuk Zayden masih jelas dapat mengingat bahwa semalam setelah dia mabuk ada sosok omega kecil datang menghampirinya.

Omega yang tidak terlihat sangat cantik dan seksi seperti cinta pertamanya namun terlihat sangat manis cukup sedap dipandang untuk terus-menerus.

Zayden bertanya-tanya, mungkinkah omega tersebut adalah seorang pelacur yang bekerja di klub ini?

Zayden tidak menampik bahwa sisi alphanya juga sempat tertarik dengan omega kecil itu. Karena selain wajahnya yang manis, bau omega itu tidak terlalu menganggunya.

Baunya terasa cocok untuknya.

"Anu, permisi."

Suara omega terdengar lembut meski sedikit kaku dan gemetar. Omega itu tampak ragu dan sedikit takut.

"Ini adalah hari pertama saya bekerja."

Ah jadi begitu. Itu menjelaskan mengapa omega ini ragu dan gugup sekarang.

Di balik netra tidak fokusnya, Zayden melirik sosok kecil di sampingnya sedang menggigit bibir tampak gelisah.

"Amm, saya sedikit gugup tapi saya harus melakukan ini." sepasang mata jernih omega menatap tepat ke mata sayu alpha. "Itu... Apakah... Apakah... Anu..."

Omega menggaruk pipinya sendiri dengan jari telunjuknya.

"Apakah Anda berkenan jika saya menemani Anda malam ini?"

"..." Zayden tidak merespon. Dan tentu hal itu membuat si omega merasa cemas karenanya.

"Tu- tuan, saya janji tidak akan merepotkan."

Suara putus asa si omega terdengar bergetar. Malam ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai seorang pelacur omega. Meski banyak yang tertarik dengan wajah manisnya, tapi dia telah tertolak untuk kesekian kalinya karena aromanya yang kurang sedap.

Mereka bilang baunya yang kurang manis seperti kebanyakan omega. Terlebih juga sifat kaku dan kekanak-kanakan yang membuat para alpha langsung  menebak bahwa dia kurang dalam pengalaman. Satu-satunya kelebihannya saat ini hanyalah karena dia masih perawan. Itu saja.

"Sa- saya mengakui bahwa saya kurang dalam pengalaman, tapi saya masih pe- pe- pera- wan."

Omega itu bahkan tergagap kesulitan hanya menyebutkan kata perawan. Tentu jika orang lain mendengar ini pasti banyak yang akan men-judge bahwa omega ini terlalu polos untuk mengambil pekerjaan gelap seperti sekarang.

Ingatlah bahwa yang terlalu polos dan tidak tahu menahu apapun itu sangatlah tidak sedap!

"Tuan?"

Omega memanggil dan menatap penuh harap kepada sang alpha yang terus menatapnya tajam sambil meminum alkoholnya dengan gerakan tegas.

Lima menit terdiam untuk menunggu respon dari sang alpha. Si omega akhirnya berkedip cepat dan menghela nafas berat. Yah, ketika dia tidak mendapat respon dari lawannya, si omega sudah dapat menyimpulkan bahwa dia telah ditolak lagi.

Sedikit cemberut kesal, si omega akhirnya berdiri hendak pergi. Yah, dia tidak bisa menghabiskan banyak waktu hanya untuk berdiam dan menunggui respon yang tidak pasti. Si omega berniat mencari target lain meski di dalam hatinya dia tidak memiliki keyakinan lagi.

Set.

Zayden bergerak cepat untuk berdiri dari duduknya. Ketika melihat omega itu hendak pergi menjauh, dengan sigap dia meraihnya dan membawanya jatuh ke dalam pelukan.

"Hmm..."

Zayden yang kesadarannya sudah dalam keadaan darurat karena mabuk hanya bergerak mengikuti instingnya.

"Baunya enak," komentar Zayden sembari menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher si omega yang menegang kaku.

"Hmm..." Zayden terus bergumam seraya menghirup aroma si omega sampai merasa bahwa suhu tubuhnya sendiri telah naik secara drastis.

Zayden mulai terangsang!

Bergerak mengikuti insting alphanya yang mulai liar, Zayden membalik tubuh kecil si omega dan memberinya ciuman yang cukup brutal membuat si omega kewalahan.

"Hmpphh~" si omega tidak berdaya dan hanya bisa mencengkram pakaian alpha sebagai pegangan. Kakinya telah melemas sejak Zayden memeluknya tadi.

Zayden yang telah menjadi liar tidak perduli apapun lagi. Pikirannya hanya berisi keinginan buas untuk mengklaim omega itu di bawah kuasanya sekarang juga.

Pap!

"Ahh~"

Zayden melepas ciumannya. Dia mempererat pegangannya kepada omega yang lemas dan terengah-engah hanya karena ciuman kecil itu.

"Tidak perlu pengalaman apapun, aku ingin kamu, dan kamu hanya perlu diam karena aku yang akan memegang kendali penuh atas dirimu."

Omega mulai terbuai. Dia tidak menolak ketika sang alpha mulai menyeretnya pergi untuk menghabiskan malam bersama.

Dan di pagi harinya, Zayden memegang kepalanya yang telah memutar ingatan tak senonoh itu.

Zayden tidak berhenti merutuk dalam hatinya perihal betapa gilanya dia semalam!

Zayden tidak memiliki waktu yang banyak. Dia sekarang telah siap dengan pakaiannya. Dia tidak bisa bertahan di sini dalam waktu yang lama.

Sebelum benar-benar pergi keluar, alpha muda itu menyempatkan diri untuk menatap sosok kecil yang masih tertidur lelap di balik selimut.

Zayden menekuk bibirnya cukup dalam. Dia mencoba untuk tidak perduli dengan omega itu.

Setelah mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakan di atas meja, Zayden akhirnya benar-benar pergi keluar dari kamar penginapan itu.

---

Note : buat yang baca ulang dan menemukan ada bagian yang berbeda saya beritahu bahwa bab ini telah direvisi. Dan untuk bab selanjutnya akan di publish setelah revisi selesai. Lalu terimakasih atas kesetiaan Anda menunggu cerita ini cukup lama.

Crazy Accident [ABO]Where stories live. Discover now