17

612 77 8
                                    

Terimakasih sudah mengingatkan untuk update
Hampir aja lupa :)

****

Beberapa hari terakhir Javas nampak uring-uringan. Bahkan beberapa kali tidak fokus dengan pekerjaannya. Beruntungnya Cahya mampu menghandlenya. Sehingga sejauh ini penerbangan masih tetap aman. Namun tetap saja itu tidak bisa dibiarkan. Disini Javas kaptennya. Ia yang seharusnya bertanggungjawab. Satu per satu member mulai menyerukan protesannya. Walau masih bisa aman karena mereka yang sudah berpengalaman, namun tetap saja. Harusnya Javas bisa bersikap lebih professional. Harusnya ia bisa membedakan masalah pribadi dengan pekerjaan. 

Kalau diingat-ingat kembali, bahkan dulu Javas sendiri yang bilang pada rekan timnya. Javas yang memberi peringatan untuk tidak mencapurkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Tapi apa sekarang? Javas yang melanggarnya. Javas yang memulai hubungan dengan anggota satu tim hingga berakhir buruk bahkan Gauri memilih keluar dari tim. 

"Mba Chaesa. Tolong dong bilangin sama mas Javasnya. Ini kalau keterusan ya saya yang capek. Seolah-olah semua kerjaan saya yang kerjain. Mas Javasnya cuma ngelamun aja" ucap Cahya, orang yang seharusnya hanya berperan sebagai Co-pilot, menyerukan protesannya. Ia adalah anggota terakhir yang menyerukan protesannya. Padahal dia lah yang paling banyak di repotkan. 

"Iya bener. Kan mba Chaesa yang udah akrab banget sama mas Javas. Ini kalau dibiarin terus tim kita bisa hancur, mba" sahut Rani setuju. Ia lah yang pertama kali melayangkan protes akan sikap ketidak professionalannya Javas. 

"Aku udah  bilang kemarin. Udah aku ajak ngomong berdua. Tapi masih aja gitu. Oke deh. Nanti gue ceramain lagi dianya. Biar tim kita tetep ada" ucap Chaesa memutuskan. Ia tahu semua anggota timnya merasa sungkan untuk menegur Javas secara terang-terangan sebab jabatannya lebih tinggi, sebagai kapten tim. Namun kalau dibiarkan mungkin saja akan menimbulkan lebih banyak masalah lagi. 

Setelah pekerjaan mereka selesai, Chaesa benar-benar mengajak Javas berbicara. Tentu tidak di depan rekan satu timnya sebab akan menimbulkan pro kontra. Javas menurut saja saat Chaesa bilang ingin mentraktirnya makan di restoran tidak jauh dari bandara. Bukan di area bandara sebab kalau ada pekerja lain yang tau, mereka bisa tau kalau sedang ada masalah di tim Javas yang diagung-agungkan.

"Lo maunya gimana Javas? Gue udah capek tau. Lo sadar kan kalau kinerja lo buruk akhir-akhir ini?" Tanya Chaesa blak-blakan. 

Javas mengangguk. Dia juga sadar kalau dia sering kali kehilangan fokus. Yah~ mau bagaimana lagi. Masalahnya dengan Gauri kini selalu menghantui pikirannya. Seberapa keras ia mencoba melupakan sejenak tentang Gauri, itu hanya akan bertahan selama beberapa menit saja. 

"Terus kalo gitu lo gak mah berusaha buat memperbaiki itu gitu? Asal lo tahu ya. Anak-anak tuh mulai pada protes. Gara-gara sikap gak professional lo. Bahkan yang sekelas Cahya, yang jarang mau ngomenin orang aja juga ikut protes tuh" Ucap Chaesa dengan nada sedikit julid. Terlalu kesal dengan Javas.

"Sorry" Lirih Javas.

"Kata sorry lo gak bakal memperbaiki kinerjanya tim kita yang udah lalu. Gue cuma ngingetin biar lo tetep professional aja. Secara lo kan disini kaptennya. Sorry to say it. Kalo lo emang gak bisa professional, gue rasa gue bakal ngajuin petisi biar kaptennya diganti" Ucap Chaesa lagi dan lagi mengingatkan Javas. Mendengar hal itu kini Javas merasa bodoh sebab tidak bisa terus bersikap professional saat ada masalah. Apalagi masalahnya ini dia sendiri yang menjadi penyebabnya.

"Oke. Gue bakal ngajuin surat pengunduran diri" Ucap Javas.

"HEH?! BUKAN GITU MAKSUDNYA?!" Seru Chaesa panik. Bukan ini yang ia inginkan. Bukan ini alasan mengapa ia sedikit mendesak Javas agar bersikap professional.

"Bukan gitu maksud gue. Lo pikir kalo lo keluar dari tim, masalah bakal langsung selesai gitu? Yang ada tim kita yang bubar. Udah cukup kemarin kita kehilangan pramugari berpotensi macam Gauri. Kalo lo yang keluar, gue gak yakin tim kita masih tetep ada. Lo yang udah buat tim kita sampe segini baiknya. Masak lo mau hancurin gitu aja sih Jav! Ya jangan dong!" Jelas Chaesa. Ia tidak mau kalau Javas keluar. Menurutnya, diantara para pilih di maskapainya ini, Javas lah yang paling pantas menjadi ketua tim khusus semacam ini. Lagipula ia tidak mau usahanya untuk bekerja dan membangun image sebaik ini harus hancur hanya karena masalah percintaan yang bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan Chaesa.

"Ya terus gue harus gimana?!" Ucap Javas frustasi. Ia bahkan sampai mengusap rambutnya kasar hingga kini berantakan. Javas bingung. Pikirannya terlalu kalut. Ia tidak bisa berfikir positif sekarang.

"Gue saranin lo ngambil cuti aja dulu. Biar posisi ketua bisa diambil sama Cahya. Jadi nanti tinggal nyari posisi Co-pilot sementaranya aja. Terus lo gunain waktu cuti lo sebaik-baiknya buat memperbaiki hubungan lo sama Gauri" Ucap Chaesa menyarankan.

"Gue butuh bantuan lo" Ucap Javas.

"Gak! Gue gak mau bantu lagi. Asal lo tau aja. Gauri juga jauhin gue gara-gara lo. Gue mungkin bisa bantu. Tapi cuma dikit dan bukan hal yang menonjol juga. Terus gue juga gak yakin bisa bantu. Soalnya kan Gauri yang jaga jarak sama gue. Tapi kalo lo beneran ambil cuti. Akan lebih baik kalo liat bener-bener berjuang dengan keringat lo sendiri. Nyari bantuan boleh lah. Tapi tipis-tipis aja"

***

Bulan berikutnya Javas benar-benar mengambil cuti. Beruntung dia segera mendapatkan izin padahal Javas mengajukannya sudah hampir akhir bulan. Kini ia sedang menunggu Gauri yang seharusnya akan segera landing berdasarkan jadwal timnya.

Javas sudah bertekad. Ia benar-benar akan mengejar Gauri. Ia akan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Hanya ada Gauri di hatinya. Dan Javas juga ingin hanya ada namanya di hati Gauri. Baik untuk sekarang dan masa depan.

Samar-samar Javas mendengar suara orang yang berbicara bersamaan. Ditambah suara ketukan sepatu hak tinggi yang cukup keras terdengar. Dengan semangat ia berdiri. Menyambut kedatangan orang yang ia yakini adalah tim Gauri yang baru. Senyum dj wajah Javas semakin lebar kala ia sudah bisa menemukan Gauri di tengah-tengah anggota timnya. Dengan langkah lebar ia mendekati rombongan pramugari dan pilot itu.

"Gauri!"

****

TBC

Mian typo bertebaran ^^

Votement juseyo~

Love Plane  [[END]]Where stories live. Discover now