16

570 77 8
                                    

Hari ini tepat satu minggu setelah Gauri pindah tim dan kini digantikan oleh Raisa. Gauri masuk ke tim baru yang diketuai oleh Saka. Kepergian Gauri diiringi tangis oleh teman-teman satu timnya. Walau belum begitu lama namun Gauri sudah cukup akrab dengan mereka. Bahkan selama 3 hari pertama, tim itu nampak begitu suram. Ada anggota baru pun tidak begitu disambut sebab masih merasa sedih karena kepindahan Gauri.


Selama seminggu ini, aura Javas begitu gelap. Dimana pun kapan pun. Bahkan dengan keluarganya saat pertemuan dengan keluraga tunangannya pun Javas memilih diam. Di kantor pun dia hanya bicara seperlunya. Bahkan pada Chaesa yang notabenenya adalah orang paling akrab di tim itu. 


"Lain kali kalo kerja yang fokus! Lo yang salah, kita semua yang nanggung!" ucap Javas mengomeli Raisa, member baru. Raisa memang melakukan sedikit kesalahan tadi. Ia tidak sengaja menumpahkan air ke baju penumpang dan mendapatkan protesan. Beruntung masalahnya bisa diselesaikan segera tanpa membawa-bawa orang tinggi di maskapainya. Namun tetap saja ia tidak bisa lepas dari omelan Javas. Sudah tahu mood kapten tim itu buruk setelah tidak ada Gauri, bisa-bisanya melakukan kesalahan.


"Iya, Capt! Maaf" ucap Raisa takut. Padahal di tim sebelumnya ia sering kali mendapat pujian. Ia dianggap mampu dan dipuji atas keahliannya sebagai pramugari. Ia dianggap lebih unggul dibandingkan teman satu timnya. Namun begitu masuk ke tim ini, sejak hari pertama bahkan, Raisa selalu mendapat banyak omelan dari kaptennya. Beberapa kali juga dari Chaesa.


"Sudah-sudah. Kan udah kelar" ucap Chaesa memisahkan. Ia merasa kasihan sebab Raisa selalu menjadi sasaran empuk oleh Javas.


"Ayok pergi!" ucap Chaesa menarik tangan Javas untuk segera pergi. 


Chaesa membawa Javas ke salah satu tempat makan yang masih ada di dalam bandara. Chaesa juga dengan baik memesankan minuman dingin untuknya.


"Gimana?" tanya Chaeas ambigu. Javas mengernyitkan dahinya bingung. Apa yang Chaesa maksud?


"Maksudnya gimana?" tanya Javas tidak paham. 


"Ya itu. Gimana? Udah muncul belum nyeselnya?" balas Chaesa. Akhirnya Javas tau apa yang Chaesa maksud. Yah, harusnya ia pun tahu kalau yang Chaesa bahas serius selain pekerjaan ya tidak lain dan tidak bukan pasti Gauri. 


"Iya. Udah. Nyesel banget udah PHP-in Gauri" ucap Javas lesu. Semalam ia menyempatkan diri untuk merenung. Dan hasil dari renungannya adalah perasaan menyesal yang begitu besar sebab sudah menyakiti Gauri. Ia baru sadar bahwa sebesar itu rasa sakit yang ia torehkan. Wajar saja jika Gauri memilih menjauh bahkan sampai pindah tim. Yah~ beda tim sama dengan tidak bertemu sebab jadwal tim sering berseberangan. 


"Namanya juga penyesalan. Datengnya pasti akhir. Kalau awal mah namanya sadar diri. Terus lo mau gimana?" ujar  Chaesa memancing.


"Gue pengen ngejar Gauri lagi. Menurut lo dia bakal maafin gue gak?" tanya Javas meminta pendapat.


"Kalau maafin pake kata sih gue yakin di maafin. Tapi kalo yang pake hati ya butuh waktu kal Jav. Lo juga kalau disakitin pasti bakal ngejauh dari sumber rasa sakit lo untuk beberapa waktu kan?" ucap Chaesa.


"Gue seneng karena lo akhirnya sadar kalo lo udah nyakitin Gauri. Kalau lo mau perjuangin Gauri lagi, gue dukung lo sepenuhnya. Gue bakal bantu sebisa gue. Tapi kalo lo milih cewek lain entah itu sekarang atau dimasa depan, sorry, gue gak mau bantu" ucap Chaesa menjelaskan. 


"Gue mau merjuangin Gau lagi" ucap Javas dengan penuh tekat. 


"Tapi lo tau kan itu gak mudah? Apalagi dia udah gak ada di tim kita. Jadwal kita sering berseberangan" ucap Chaesa mengingatkan. 


"Ya. Gue tau. Tapi gue tetep mau" ucap Javas masih kukuh dengan tekadnya.


***


Di sisi lain, Gauri sedang ada di ruang khusus pramugari jaga. Berbeda dengan tim Javas yang bebas dari jadwal pramugari jaga, Gauri tetap mendapatkannya di tim ini. Yah~ walau satu orang hanya mendapat jatah 1 hari dari 14 hari. Rasanya tidak begitu memberatkan. 


"Gauri! Tolong dong, bantuin di tempat check-in. Ada dua orang yang gak masuk. Agak kewalahan soalnya jadwal penerbangan padat. Sama Intan juga ya!" ujar orang yang memang bertanggung jawab atas pramugari jaga. 


"Siap!" ucap Gauri dan Intan bersamaan. Keduanya sudah siap dengan seragam mereka jadi bisa langsung kerja. Gauri dan Intan berjalan berdua menuju tempat kosong dimana keduanya bekerja sebagai pengganti. 


"Gauri! Gimana disini? Betah gak? Katanya kamu pindah tim ya" ucap Intan. 


"Iya, mba" jawab Gauri. 


"Kenapa? Kaptennya galak ya? Udah terkenal sih di tim kamu yang dulu tuh kaptennya galak banget. Dingin plus irit ngomong. Katanya anak buahnya juga cekatan banget. Kalau gak bisa ngimbangi ya keliatan bodho. Tapi tetep aja banyak yang pengen masuk ke tim itu. Bener gak?" ucap Intan. Intan ini adalah pramugari yang sudah bekerja selama 7 tahun disana. Awalnya Gauri kira dia orang yang pendiam dan kalem. Tidak tahu saja sekalinya bicara tidak ada selanya. 


"Gak kok, mba. Gak segalak itu juga. Orang-orangnya yang lain juga baik-baik. Kalau aku ada salah ditegurnya baik-baik. Kalau ada yang gak aku tau juga mereka jelasinnya sabar banget" ucap Gauri membela tim lamanya. Yah~ ia pernah di tim itu dan ia rasa timnya tidak lah seburuk itu. Selain itu ia tidak suka menjelek-jelekkan orang lain apalagi orang itu orang yang ia kenal. 


Gauri menatap sekeliling. Matanya tidak sengaja melihat dua orang yang tidak asing. Javas dan Chaesa. Dua orang yang sedang mengobrol itu tertangkap oleh pandangan Gauri. Ia bisa melihat ada keseriusan dari ekspresi wajah keduanya. 


"Gauri! Liatin siapa sih? Diajak ngobrol gak diperhatiin" ucap Intan menyadarkan Gauri. 


"Eh! Ya? Gimana?" tanya Gauri linglung. Ia tersenyum canggung karena tidak memperhatikan Intan. 


"Liatin siapa?" tanya Intan penasaran. Apa sih yang Gauri lihat sampai-sampai mengabaikannya. Ia pun menatap kemana arah pandangan Gauri tadi. 


"Eh! Itu bukannya kapten tim kamu yang sebelumnya? Yang aku bilang orangnya dingin dan galak itu. Terus yang satunya pramugari yang kerjanya udah lama. Kalau gak salah namanya Chaesa? Karena dia gak pernah dapat jatah pramugari jaga jadi gue gak pernah ngobrol sama mereka. Tapi iya kan? Bener kan?" tanya Intan bertubi-tubi.


"Iya" jawab Gauri dengan singkat. Ia ingin segera pergi. Tidak ingin dua orang itu, terutama Javas, melihat keberadaannya.


"Udah. Ayok pergi! Keburu chaos nanti" ucap Gauri menarik Intan untuk mempercepat jalannya.


***


TBC


Mian typo bertebaran ^^


Votement juseyo~~

Love Plane  [[END]]Where stories live. Discover now