15

548 75 10
                                    

Pada akhirnya Gauri memilih untuk mengajukan surat pengunduran diri. Beruntung ada beberapa maskapai yang sedang membuka lowongan pramugari. Walaupun bayarannya tidak setinggi maskapai ini dan juga sebelumnya, namun Gauri sudah merasa itu masih cukup. Apalagi ada yang di Jogja sehingga Gauri bisa dekat dengan ibunya. Hingga pagi ini Gauri sudah menghadap atasannya. 


"Kalau boleh tau Gauri, alasan lainnya kenapa kamu milih keluar dan pindah ke maskapai lain itu kenapa? Kalau soal ibu kamu, selama ini saya rasa kamu masih bisa menjangkau ibu kamu. Kami juga sudah memberi jadwal agar tidak bertabrakan dengan jadwal check-up ibumu. Aku rasa ada alasan lainnya lagi yang lebih penting namun kamu mau menutupinya. Iya kan?" tanya laki-laki atasan Gauri itu. 


"Iya, Pak" jawab Gauri jujur. 


"Kenapa? Kamu tahu saya seperti apa. Mungkin saya bisa bantu kamu" ucap atasan Gauri masih memancing. Ia adalah orang yang dapat dipercaya. Walaupun Gauri sampai memberitahukan rahasia seluruh dunia pun dia akan tetap menjaganya. Benar-benar dapat dipercaya. 


"Karena Javas ya? Saya dengar kalian pernah dekat" ucap laki-laki itu kembali menebak sebab Gauri masih tetap bungkam. Gauri masih tetap bungkam, namun dari ekspresinya sudah membenarkan tebakan atasannya tersebut. 


"Kalau begitu kamu mending pindah tim aja. Ada tim baru yang mau dibentuk. Pesawatnya tidak sebesar tim kamu sekarang, tapi orang-orangnya juga tidak kalah sama tim kamu" ucap atasan Gauri menyarankan. 


Gauri meminta waktu untuk mempertimbangkannya sampai siang ini setelah makan siang. Hari ini dia baru memiliki jadwal sore nanti. Jadi Gauri masih punya waktu. Walaupun dia sudah mengajukan surat pengunduran diri, tetap saja dia masih harus bekerja sebab atasannya belum menyetujui surat pengunduran dirinya. 


Memilih salah satu cafe yang tidak begitu ramai dan letaknya tidak jauh dari bandara, Gauri merenung disana. Memilih meja paling belakang ujung yang sedikit tertutup agar tidak ada yang menganggunya. Tidak lupa Gauri juga meminta pendapat ibunya. 


Jam makan siang sudah selesai. Gauri tadi sekalian makan di cafe tempat ia merenung sebelum membuat keputusan. Beruntung tidak ada salah satu rekan kerjanya yang datang kesana. Siang ini Gauri tidak hanya berdua bersama atasannya. Namun ada Javas sebagai ketua timnya. Ia bahkan datang sebelum Gauri smaapi di ruangan atasannya. 


"Permisi, Pak, Capt" ucap Gauri izin masuk ke ruangan atasannya. Ia duduk berhadapan dengan Javas yang menatapnya lekat. Gauri tidak menghindari tatapan tersebut. Ia justru melemparkan senyum ramah pada kapten tim yang mungkin akan segera berganti menjadi mantan kaptennya. 


"Baiklah. Kita langsung mulai saja. Gauri, gimana keputusannya?" tanya atasan Gauri. Gauri dan Javas memusatkan atensi padanya.


"Saya minta pindah tim saja, Pak" ucap Gauri menjawab. Sontak saja Javas langsung menatap Gauri. Ia tidak tahu akar masalahnya. Ia hanya diminta datang setelah makan siang.


"Bisa tolong dijelaskan?" tanya Javas meminta perhatian. Ia seperti orang bodoh sekarang sebab tidak paham dengan topik yang dibicarakan. 


"Jadi begini Javas, Gauri mengajukan surat pengunduran diri. Saya tidak setuju dan menyarankan untuk pindah tim saja kalau memang akar masalahnya adalah dia tidak nyaman di timnya. Dan tadi kamu juga dengar kalau Gauri memilih untuk pindah tim. Karena kamu ketua timnya jadi saya undang kamu karena kamu juga harus tahu" jelas atasan Gauri. Javas kembali menatap Gauri lebih intens dari sebelumnya. 

Love Plane  [[END]]Where stories live. Discover now