15. Twenty

1.7K 78 7
                                    

Happy reading ✨

Jari jemari Aaron menari-nari di atas laptop, ada beberapa tugas yang belum ia selesaikan. Semenjak ada Freya dihatinya rasanya ingin sekali ia cepat-cepat pulang agar bisa memeluk tubuh mungil gadisnya itu. Bahkan terkadang, ada beberapa pekerjaan yang rela ia kerjakan di mansion daripada di kantor agar bisa terus mengawasinya. Derap kaki mendekat, Aaron tahu siapa orangnya.

“Tuan aku sudah memilih beberapa tablet,” ucap Aiden memperlihatkan.

“Pilihkan yang terbaru dan paling mahal,” suruh Aaron fokus pada layar laptopnya.

“Bagiamana dengan ini tuan?”

Aaron menerima tablet milik Aiden lalu melihat-lihat. “Ini terlihat bagus,”

“Pilihkan juga case yang sesuai,” tambahnya.

“Baik tuan setengah jam lagi aku pastikan sudah sampai,”

“Aku akan mengatur jadwal meeting kita,”

“Sekarang hari apa?” tanya Aaron ingin menandai jadwal.

“Hari Rabu tanggal dua empat tuan,”

“Tanggal dua empat bulan empat,” lanjut Aiden mengingatnya.

Tangan Aaron berhenti mengetik, ia jadi teringat sesuatu.

“Angka yang cantik tuan,” sebut Aiden.

“Freya lebih cantik!” seru Aaron menarik ujung bibirnya ke atas.

Aiden tertawa renyah, semua tentang Freya Kimberly.

Meja kerja bergetar, ponsel Aaron berdering ia berdecak membaca nama panggilan yang masuk ke kontaknya.

“Katakan,”

“Tuan—”

“Kenapa kau berbisik-bisik?! Bicara dengan tegas!” suruh Aaron kesal.

“Maaf tuan tapi nona sedang tertidur,”

“Apa maksudmu Charlos?” tanya Aaron menegakkan badannya.

“Tuan bisakah kau pulang. Ini menyangkut nona Freya,”

“Ada apa?! Apa yang terjadi dengan gadisku?”

“Segeralah pulang tuan, aku tidak bisa memberi tahumu sekarang, takut membangunkan nona.”

“Ck, aku akan pulang!” putus Aaron mengakhiri panggilan.

“Apa semua baik-baik saja tuan?” tanya Aiden.

“Tentu. Aku akan pulang memastikannya,”

“Oh ya, aku menyuruhmu untuk membeli bahan. Aku akan mengirimnya lewat ponsel,”

“Baik tuan. Saya akan pergi,” pamit Aiden.

***

Aaron bergegas naik ke lantai 3 begitu sampai di mansion nya. Karena sangat khawatir tadi ia menanyakan tentang gadisnya pada Charlos dalam perjalanan pulang di mobil. Begitu mendengarkannya, rasanya ia sangat ingin menemui gadisnya dan mencium seluruh wajahnya hingga memberontak. Ia mengatur napasnya begitu sampai di lantai tiga, ia langsung mendekati Charlos dan Nick disusul Aiden yang datang dengan waktu berdekatan.

“Dimana gadisku?”

“Ada didalam almari tuan,” jawab Charlos berbisik.

Aaron mendekati almari yang berisi peralatan untuk olahraga. Ia membukanya perlahan, takut akan mengejutkan gadisnya. Ia terkejut melihat Freya yang tertidur pulas didalam. Ia mendekatkan wajahnya, menatap Freya dari jarak yang dekat. Mendadak matanya terbuka perlahan membuat Aaron mundur.

Dream Of 31 Days || mafia Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt