Prolog

7.7K 174 0
                                    

Happy reading ✨

Prang!!!

Freya mundur beberapa langkah ke belakang dengan ketakutan. Tangannya meraba-raba, mencari apakah ada benda yang bisa ia lempar. Di depannya ada Niko, lelaki paruh baya, pemilik kost tempat Freya tinggal.

Niko nekat masuk kedalam kost Freya Karena kesal setiap ditagih selalu menolak dan mengulur waktu.

“A-aku akan membayarnya. Tunggu beberapa hari lagi,” ujar Freya memohon.

“Jangan lakukan ini,” minta Freya dengan mata berkaca-kaca.

Niko tertawa besar, melihat Freya ketakutan ini membuatnya senang. “Kau juga mengatakannya kemarin. Aku sudah bosan!”

Sudah telat sekitar sepuluh hari, Freya tidak membayar biaya kontrakan. Bukannya tidak mau, ini terjadi karena kemarin saat ia pergi berkerja melakukan kesalahan. Gaji yang harus di berikan full 100% hanya di berikan setengahnya saja. Uang di tabungan Freya juga sudah habis untuk keperluan dirinya sendiri.

Gaji yang di dapatkan juga hanya seberapa. Tidak besar, makanya Freya tidak bisa menabung setiap saat. Ia tidak membiayai siapapun, karena hanya tinggal seorang diri. Setetes air matanya jatuh begitu saja. Freya sangat ketakutan, bagaimana jika Niko mengusirnya?

Dimana Freya akan tinggal. Dari banyaknya kontrakan yang pernah ia sewa, milik Niko lah yang paling murah.
Hidup sendiri, padahal baru berumur 19 tahun tidak lah mudah untuk Freya jalani. Dunia memang jahat, ia bahkan tidak tahu siapa orang tuanya. Dulu, Freya tinggal bersama neneknya. Namun kini, nenek telah tiada. Membuat semua menjadi sangat berantakan. Ia tidak memiliki sandaran.

“Jangan hanya melamun! Dimana uangmu, hah?”

Niko membuka almari pakaian Freya dengan paksa. Lalu, mengobrak-abrik isi almari tersebut. Mencari tahu, dimana tempat Freya menyimpan tabungannya.

“Aku mohon jangan!” Freya menarik lengan Niko untuk menjauh dari almarinya. Beberapa pakaian bahkan berserakan di lantai.

Niko mendorong tubuh Freya ke dinding. “Dimana kau simpan uangmu?”

Mata Niko membesar, terlihat marah besar.

“Aku tidak punya uang,” cicit Freya.

Niko semakin menghimpit tubuh freya ke dinding. “Kau selalu seperti ini!”

Niko mencengkram pipi Freya kuat. “Kau sudah kuberi harga yang murah. Apa balasanmu!”

Freya mencoba melepas tangan Niko dari pipinya. Ia menangis ketakutan, dadanya terasa sesak.

Niko akhirnya melepas cengkramannya. “Apa kau pikir ada kontrakan yang murah?”

Niko mencondongkan tubuhnya ke depan. “Aku memberikanmu harga murah karena kau cantik,” bisiknya mengusap pipi lembut Freya.

Mata Freya melebar, ia terkejut. Refleks mundur beberapa langkah ke belakang. Jadi, selama ini Niko berbohong padanya. Mata Freya memanas, kalau dipikir ulang, memang tidak ada kontrakan yang semurah ini. Freya menutup mulutnya dengan tangannya, ia menangis sesenggukan, menangisi hidupanya.

“Kau sangat cantik bukan? Bayar saja dengan tubuhmu!” suruh Niko mendorong Freya ke ranjang.

“Tidak!” teriak Freya mencoba bangkit.
Semua terlambat, Niko sudah berada di atas tubuhnya. Freya semakin keras melawan. Tubuh Niko sangat besar, susah untuknya.

“Aku sudah menunggu dengan sabar. Sekarang saatnya, kau harus membayar!”

Niko mencekal tangan Freya agar tidak memberontak. Freya menangis berteriak minta dilepaskan. Niko benar-benar lelaki bejat. Bisa-bisanya Freya tidak tahu, selama ini.

“Argh!” erang Niko ketika Freya mengigit lengannya.

Cengkraman Niko mengendur, Freya memanfaatkan kesempatannya. Ia mendorong tubuh Niko dengan sekuat tenaganya. Lalu beranjak dari ranjangnya dan berniat pergi.

Bruk ..

“Tunggu, kau tak bisa lari dariku!” sentak Niko menjegal kaki Freya.

Freya terjatuh di lantai. Kakinya terasa nyeri, dan lemas. Rasanya ia sudah tidak bisa melawan, yang bisa ia lakukan sekarang hanya menangis. “Aku akan melunasi hutangku, tapi jangan lakukan ini.”

Niko tersenyum remeh, ia mendekati Freya yang sudah tidak berdaya. “Kau terlihat lelah. Malam ini, tidurlah dengan ku. Aku akan memaafkanmu.”

Bulu kuduk Freya berdiri. Tubuhnya bergetar, ia melirik ke samping menemukan sebuah vas tergeletak di lantai. Ia memejamkan matanya saat Niko berjarak sangat dekat dengannya. Dengan tangan bergetar, Freya mengambil vas itu diam-diam. Begitu Niko ingin menyentuhnya. Freya memukulkan vas itu ke kepala Niko.

Pyar ...

“Argh, apa yang kau lakukan!” Niko mengaduh kesakitan.

“Tunggu, kau mau kemana bangsat!” umpat Niko, melihat Freya keluar.

Dengan sekuat tenaga, dengan kaki dan tangannya yang bergetar ketakutan. Serta dadanya yang sesak karena terus menangis. Freya pergi, meninggalkan kontrakannya. Ia berlari tak tentu arah, sesekali menoleh ke belakang, memastikan bahwa Niko tidak mengejarnya.

“Astaga!” pekik Freya ketika hampir menabrak seseorang.

Pria dengan tubuh besar ada di depan Freya sekarang. Ia menatapnya tanpa berkedip, diam seperti patung. Hanya dadanya yang berdetak terlalu cepat, Freya mencoba mengatur napasnya yang tersengal.

“Maaf,” hanya kalimat itu yang bisa Freya ucapkan sekarang.

“Tunggu,” pria dengan pakaian serba hitam itu mencekal lengan Freya.

“Apa lagi? Seseorang mengejarku, aku harus pergi sekarang!” sentak Freya mencoba melepas cengkraman pria itu. Tapi gagal.

Pria dengan tubuh kekarnya itu, terus menatap Freya dengan lekat.

“Lepas!” teriak Freya.

“Aiden, kemari!” panggil pria itu pada salah satu anak buahnya.

Pria itu melirik Freya, kemudian Niko yang berlari ke arahnya. “Aku telah menemukan gadisku. Habisi lelaki yang membuatnya menangis, sekarang!”

“Baik, tuan.”

Mata Freya melebar, apa maksudnya? Gadisku? Apa mungkin pria ini salah orang? Pertanyaan itu muncul di kepalanya. Hingga Freya tidak sadar, ketika pria itu menggendongnya seperti sebuah karung beras.

“Apa-apaan ini. Lepas!” teriak Freya memberontak.

“Kau milikku,”

“Tidak, kita tidak saling mengenal. Kau salah orang, lepaskan aku!”

Hai IM back! Semoga yang ini tidak eror yaaa

Dream Of 31 Days || mafia Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin