35 : Pelecehan 🔞

307 25 44
                                    

Adegan dewasanya hanya secuil, tapi gak apa-apalah ya di beri tanda 🔞

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komentarnya.

Untuk chapter ini sumpah serapahnya silahkan dilontarkan👍

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Saint menghela nafas panjang ketika dia melihat hasil pemeriksaannya, dia harus menjalani perawatan.

Sementara dokter di hadapannya terus bicara mengenai metode penyembuhannya.

Saint samasekali tidak membantah hanya saja saat ini dia sedang berpikir, apa yang akan terjadi jika Perth tahu kalau dia memang harus menjalani perawatan? Dia takut Perth pergi meninggalkan dia.

Perth tidak ikut masuk ke dalam, sebab begitu dia sampai di rumah sakit, morning sick nya kambuh.

Dan sekarang Perth menunggu Saint di luar seraya menatap nomor ponsel Godt. Dia merindukan Godt.

"Bisakah hasil cek ini di rubah? Aku tidak mau keluargaku tahu. Aku takut merepotkan mereka. Tapi dokter tenang saja, aku bersedia menjalani perawatan sampai sembuh." Pinta Saint memelas, dia tidak ingin Perth tahu dan sebisa mungkin cukup dia dan dokter saja yang tahu.

Dokter itu tampak berpikir, dia mengerti kenapa Saint berkata demikian hanya saja, demi kesembuhan Saint, orang-orang terdekatnya wajib tahu.

"Please dokter, aku mohon..." Pintanya semakin tampak kalut dan menyedihkan.

Dokter itu mengangguk, "Tapi jangan sampai orang lain tahu."

"Tentu." Jawab Saint sumringah, dia tersenyum.

⏩⏩

"Syukurlah phi baik-baik saja." Perth senang Saint tidak mengidap penyakit mental. Dia benar-benar bersyukur dan wajahnya tampak cerah sementara Saint tersenyum senang.

"Senang?"

Perth mengangguk cepat, sekalipun Saint sakit, dia akan menemani Saint berobat sampai sembuh.

Degh.
Dada Saint berdenyut perih, dia pikir Perth hanya menyukai dia yang sehat, kaya dan tampan. "Apa yang aku harapkan dari seorang pelacur?" Pikir dia dalam hati.

Saint membelai pipi tembem Perth yang ini melihat dia dengan tatapan berbinar-binar. "Karena aku sehat, jadi sekarang kamu harus menepati janjimu." Ucap dia kemudian dia mengusap bibir bawah Perth dengan ibu jari tangan kirinya.

Perth mengangguk seraya berharap semoga Saint tidak minta hal yang aneh-aneh.

"Aku ingin kontrak kita diperpanjang sampai aku sendiri yang memutuskan kapan kontrak itu berakhir." Pinta Saint dengan sudut bibir yang kini terangkat. Dia akan mempertahankan Perth dengan caranya. Obsesi dia untuk memiliki Perth sudah mengalahkan rasa cintanya pada Perth.

Seketika mata Perth membola, permintaan Saint gila parah. Perth meremas lengan tangan kirinya lalu menggigit bibir bawahnya sebelum dia bicara. "Apa tidak ada yang lain phi?" Tanya dia takut-takut.

Saint menggeleng.

"Ta-tapi phi... aku tidak mau jadi pelacur lagi. Rencanaku, setelah kontrak kita berakhir, aku akan berhenti menjadi pelacur." Suaranya dia buat senormal mungkin pada pria yang kini nyaris bertemu alis matanya.

"Memang apa salahnya kamu menjadi pelacurku? Kamu keberatan? Dan kamu hanya melayani ku. Kamu tenang saja, aku akan memenuhi semua kebutuhan hidupmu. Bahkan jika kamu butuh modal untuk buka usaha, aku modalin."

Life Goes On 🔞 Where stories live. Discover now