24 : Jangan, Nanti Dia Semakin Membencimu

139 28 11
                                    

Sorry for typo dan kata yang hilang🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Saint tersenyum puas ketika dia mendapatkan surat berharga tuan Hoorne, tidak sia-sia dia membayar Anan dengan harga fantastis. Pekerjaannya sungguh memuaskan.

Sekarang surat itu tinggal dia bawa ke notaris tuk dia rubah, setelah itu urusan dengan keluarga Hoorne pun selesai.

Tidak perlu khawatir dengan hukum yang berlaku karena uang bisa membeli segala-galanya. Ada uang, ada kuasa.

"Selain itu, War juga meninggalkan pesan untuk mu."

"Untukku?" Alis matanya naik sebelah.

"Dia memintamu tuk segera menemui dokter spesialis kejiwaan untuk penyakit kejiwaan mu. Takutnya nanti semakin parah sehingga tidak bisa lagi diobati." Anan bicara seraya memberikan Saint dokumen tentang dokter yang telah War rekomendasikan.

Saint berdecak kesal, "Dokter sialan itu, selalu saja berpikir kalau aku ini sakit jiwa."

"Kau tidak sakit jiwa, tapi hypersex." Sarkas Anan tidak ada takut-takutnya pada Saint.

Saint kembali berdecak kesal, "Kapan aku hypersex?"

"Hanya manusia hypersex yang melakukan sex setiap hari. Apa kau tidak kasihan dengan lawan mainmu? Dia manusia bukan budak sex." Katanya santai namun sangat mengena di hati Saint.

"Enyahlah dari hadapan ku jika pekerjaan mu sudah selesai!"

"Kau pikir aku ingin lama-lama di sini. Mimpi! Melihat mu membuat hariku yang aku lalui memburuk." Ujar dia lantas dia beranjak pergi dari sana.

"Jika lain kali kau memiliki pekerjaan yang serupa, jangan lupa hubungi aku!" Di samping dia seorang mahasiswa, dia itu seorang thief professional yang ternama. Sejauh ini tidak ada yang tidak bisa dia curi.

Saint hanya mengangguk pelan seraya merogoh kantong jas merahnya, dia mau menghubungi pengacaranya untuk merubah dokumen penting tadi atas nama dia.

Dia tersenyum simpul, senangnya dia telah berhasil menipu tuan Hoorne. Sebab dokumen yang berhasil Mai curi waktu itu palsu. Sepertinya Saint mau mengakhiri sandiwara ini secepatnya sedangkan Mai malah sebaliknya. Dia tak hanya ingin mendapatkan semua harta kekayaan Saint namun juga menginginkan Saint. Sebab dia pikir Saint benar-benar mencintai dia.

Sementara di sini Vill merapikan kembali kekacauan yang telah Saint lakukan pada Mai.

"Haruskah aku mengantarmu ke rumah sakit?" Walau bagaimanapun Mai itu perempuan, jadi wajar jika Vill simpati.

Mai mengangguk, "Apakah dia memang selalu sekasar ini?" Mai terguncang.

"Terkadang jika moodnya memburuk. Apa nona melakukan sesuatu yang membuat moodnya buruk?" Dia bicara sambil mengoles salep pada punggung Mai.

"Tidak. Aku hanya menggoda dia seperti biasa." Jawab Mai baru kali ini dia diperlakukan seperti ini oleh Saint.

"Kalau begitu kenapa Presdir memperlakukan nona seperti ini jika tidak ada apa-apa. Atau mungkin karena kemarin Presdir melihat catatan kesehatan nona." Vill mulai menjalankan perintah Saint.

"Catatan, maksudnya?" Tanya Mai berdebar-debar dadanya.

"Ya di catatan medis itu tertulis kalau baik-baik saja, tidak amnesia seperti yang nona katakan."

Serrr...
Darah Mai berdesir cepat, dia ketahuan. "Tidak, itu pasti bohong. Pasti ada yang memanipulasi catatan medisku. Ya, pasti Mind. Pasti Mind yang melakukannya karena Mind dan aku berada dalam satu ruangan. Dia pasti cemburu karena dia tidak berhasil mendapatkan Saint. Kamu tahu sendirikan kalau Mind mencintai Saint." Rencana dia tidak boleh gagal, tinggal sedikit lagi.

Life Goes On 🔞 Where stories live. Discover now