12 : Apa & Mengapa?

238 40 10
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Hari ini adalah hari terakhir dari ujian akhir sekolah menengah.

Ujian terakhir ini cukup mudah karena apa yang telah Perth pelajari untuk persiapkan menghadapi ujian sesuai dengan kisi-kisi yang telah dia pelajari sehingga dengan mudah dia selesaikan ujian kali ini. Dengan mood yang baik dia keluar dari ruang ujian dengan senyum bahagia.

"Nomor 20 apa isinya? " Santa membuka pembicaraan saat mereka menuju minimarket 24 jam depan sekolah, isi perut dulu sebelum pulang.

"Billy's cake!" Fluke yang tidak yakin dengan yakin dengan jawabannya mencoba menyamakan jawabannya pada yang lain.

"Kok Billy's cake? Bukannya Billy cake's?"  Tanya Santa bingung, dia memang kurang mahir dalam bahasa Inggris, tapi beda lagi ceritanya dengan pelajaran hitung-hitungan, jago dia mah.

"Karena cake itu kepunyaan Billy makanya 'S nya ada pada nama Billy," Jelas Perth kurang mahir dalam menjelaskan sesuatu.

"Ah iya, aku baru ingat dengan rumusnya..." Rutuk Santa baru ingat. Kesal dia, tapi mau bagaimana lagi.

Mereka beda ruang ujian, makanya gak bisa saling nyontek.

Begitu sampai di minimarket, mereka langsung mengambil makanan instan seperti mie, sosis bakar, roti, minuman, buah serta cemilan.

Perth mengambil kursi, duduk menunggu Santa dan Fluke datang membawa mie instan, dia memang kebagian cari tempat duduk sebelum ditempati oleh pengunjung lain. Srethhh, dia meletakkan cemilan serta buah diatas meja. Sambil menunggu mereka, dia membuka media sosial Instagram.

"Apa?" Tanya Perth kepada Nanon yang sedari tadi hanya diam berdiri di sisinya.

"Aku kuliah di luar negeri, jadi kita tidak akan bertemu selama 4 atau 5 tahun."

"Lalu?" Jujur Perth malas menghadapinya. Bukan karena orangnya menyebalkan namun karena dia tidak ingin memberi ruang untuk Nanon yang menyukai dia.

"Aku ingin bercinta denganmu! Aku bayar jika kamu tidak ingin rugi!"

Setelahnya Nanon merasakan pipinya panas, Perth menampar dia.

"Jahat banget sih jadi orang, salahku apa juga coba sama kamu?"

Nanon tercenung dengan ekspresi sedih, sepertinya dia sudah melakukan kesalahan besar, tapi apa mau dikata. Dia sangat menginginkan Perth.

"Salah mu sudah membuat aku jatuh cinta kepadamu lalu dengan seenaknya kamu menolakku!"

"Tapi cinta itu tidak bisa dipaksakan."

"Bisa, buktinya kamu bisa menjual diri dengan terpaksa. Lalu apa susahnya bagimu untuk belajar mencintaiku?" Sarkas Nanon tampak menyedihkan dengan mata yang sudah memerah. Perth sendiri terdiam sesak di dadanya. Dia memang terpaksa menjadi pria panggilan tapi bukan berarti dalam hal mencintai seseorang harus berlandaskan keterpaksaan juga. Ini masalah hati, hati itu akan semakin rusak jika terus di bohongi.

Dada keduanya naik turun, "Lupakan aku, sungguh aku minta maaf karena sudah membuatmu menyukaiku... Please lupakan aku! Aku sudah ada yang punya!" Terang Perth sendu, perasaan Godt saja dia tolak apalagi Nanon.

Perth sudah terlanjur memberikan hatinya kepada Saint.

"Ada apa ini?" Tanya Santa dan Fluke bersamaan, mereka segera berdiri di sisi Perth.

"Tidak ada, aku pulang ya! Bye..." Balas Perth sudah buruk moodnya. Dia berlalu begitu saja, kesal dia tapi dia juga tidak bisa marah. Wajar jika Nanon berkata seperti itu mengingat profesinya sebagai pria panggilan.

Life Goes On 🔞 Donde viven las historias. Descúbrelo ahora