32 : Kenapa Selalu Tentang Sex? 🔞

177 31 11
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Mata Perth membola ketika dia masuk rumah, dia sudah melihat Saint full naked sambil minum dimana netra matanya mengarah ke arah televisi yang menyala.

"Kenapa kamu berdiri diam di sana? Memangnya kamu tidak pernah melihat ku telanjang?" Ucap Dia santai tanpa malu sedikitpun tubuh telanjangnya tampak oleh Perth. Rambutnya basah, sepertinya dia baru saja selesai mandi.

"Ma-maaf, phi." Gugup dia mencoba menetralkan degupan jantungnya. Kaget tahu begitu buka pintu langsung melihat orang telanjang.

Perth yang tadinya berdiri diam kini beranjak berniat menuju kamar walaupun harus melewati tempat Saint berdiri telanjang.

Baru satu langkah Perth melewati Saint, seketika tangannya ditarik oleh Saint menuju sofa empuk yang ada di sana.

Tanpa bicara sepatah katapun, Saint mendorong tubuh Perth ke sofa. Bak kesetanan, bibir ranum Perth segera Saint lumat. Dia lumat dengan penuh nafsu membuat Perth kewalahan mengimbangi permainan mulut Saint yang liar.

Kini ciuman Saint jatuh pada leher jenjang Perth. Lidah basahnya membasahi leher jenjang Perth seraya memegang erat kedua tangan Perth.

"Akhh, sakit phi. Pelan-pelan, sakit..." Rintih Perth karena Saint menggigit ceruk lehernya sampai berdarah.

"Diam!!! Kamu mau ini kan? Hembn?"

Perth tidak mengerti apa yang telah dia lakukan sampai membuat Saint marah begini. Daripada emosi Saint semakin memuncak, maka Perth memilih pasrah. Dia membiarkan Saint menjamah tubuhnya sesuka hatinya.

Entah, sudah beberapa menit Saint menggerayangi leher leher dan ceruk leher Perth. Selama itu juga seluruh pakaian Perth sudah terlepas semua. Kini seluruh tubuh Perth dicium, dihisap dan di lumat oleh Sain. Tak hanya itu, Saint bahkan tak segan-segan menggigit area sensitif Perth. Mulai dari ceruk lehernya, dada, bahu, paha, punggung dan pinggulnya.

Yah hari ini permainan Saint terbilang kasar, tak seperti biasanya. Sehingga tak bisa dielakkan kalau bukan kenikmatan yang Perth rasakan melainkan rasa sakit.

"Aku ada salah apa phi sampai phi main kasar?" Tanya dia nan berembun matanya. "Phi tahu sendiri, aku tidak main kasar." Tambah Perth berusaha menghentikan Saint menggigit puting susunya. Saint seakan tuli karena kini dia menggigit puting susu Perth dengan kuat yang membuat Perth menjerit kesakitan serta air mata yang jatuh berderai.

"Jika kamu tidak mau aku main kasar, makanya jangan menggoda pria lain."

"Aku tidak pernah menggoda pria lain phi." Sarkas Perth tidak diterima oleh Saint karena dia tidak percaya.

"Bohong! Lalu siapa pria yang kemarin memberimu coklat?" Sepertinya tak hanya Godt yang mengirim mata-mata untuk memantau Perth tapi Saint juga. Tapi sepertinya mata-mata yang Saint kirim itu baru kemarin dia mulai memantau Perth.

"Dia Mark Siwat, saudara tiriku phi." Jelas Perth pada Saint yang melepaskan pakaiannya sehingga kini nampak lah sebuah kejantanan Saint yang mengacung tinggi melawan gravitasi.

"Kenapa di lihat begitu, hisap kontol ku." Perintah Saint sudah telanjang bulat.

Perth meragu. Jujur, dia paling benci melakukan oral sex sebab setiap dia melakukan oral sex, lawan mainnya tak pernah memikirkan dia yang tersedak bahkan dengan kurang ajarnya mereka menyodok mulut Perth dengan kasar seolah-olah mulut Perth itu sebuah lubang kenikmatan.

"Hisap Perth!!!" Hardik Saint menyadarkan Perth dari keterdiamannya. Perth mendekatkan wajahnya pada milik Saint dengan perasaan terpaksa. Sebelum di hisap, Perth menelan ludah sembari berdoa semoga Saint tidak menyodok mulutnya seperti dia menyodok anal Perth. Pasalnya jika milik sebesar itu sampai pada tenggorokannya, sungguh bukan rasa main sakitnya, mual serta rasa ingin muntah segera menderanya.

Life Goes On 🔞 Where stories live. Discover now