23. Peach

21 5 0
                                    

Seorang gadis berlari keliling lapangan lantaran terlambat. Alfarez sedikit khawatir dengan Zarina yang berlari mengelilingi lapangan namun ia tidak bisa melakukan apa-apa. Narendra melihat Alfarez yang memperhatikan Zarina.

Kini gadis tersebut kembali ke kelas dengan ngos-ngosan. Zarina melihat susu coklat di atas meja nya, ia pun mengambil susu tersebut dan memberikannya pada Clarissa.

"Makasih, Gak cape kamu telat terus?" Ucap Clarissa. Zarina menggelengkan kepalanya.

"Kantin yok, aku haus abis keliling lapangan" ajak Zarina.

"Kenapa gak minum susu coklat itu aja?" Tanya Narendra yang tiba-tiba berada disebelah Zarina.

"Aku kurang suka susu coklat" jelas Zarina.

Seseorang tiba-tiba memasuki kelas mereka sembari membawa minuman peach dan memberikan nya pada Zarina.

"Makasih" ucap Zarina tanpa menanyakan siapa yang memberinya minuman.

"Kamu kok gak nanya siapa yang ngasih?" Tanya Halwa. Zarina menarik tangan Halwa dan mengajak perempuan itu keluar dari kelasnya.

"Jangan ngomong ke siapa siapa tentang orang yang ngasih aku minuman ini" ucap Zarina. Halwa mengangguk.

***

Narendra menarik tangan Zarina untuk menjauh dari orang-orang membuat orang disekitarnya memperhatikan mereka.

"NAREN! AKU KAN UDAH BILANG KALO AKU PENGEN PRIVATE RELATIONSHIP!" teriak Zarina saat mereka sampai di tempat yang menurut mereka jauh dari keramaian.

"KENAPA? KAMU TAKUT ALFAREZ TAU HUBUNGAN KITA?" Balas Narendra dengan emosi yang meledak-ledak.

Zarina hanya diam, ia malas menanggapi Narendra yang selalu melarangnya ini dan itu.

"cukup! Aku males debat sama kamu" ucap Zarina singkat lalu meninggalkan Narendra.

***

"Lo udah tau kalau Zarina sama Narendra pacaran?" Tanya Levino sembari menyuapi jajanan ke mulut Halwa. Saat ini mereka berada di kantin.

Alfarez mengangguk, ia tahu dari Zarina nya sendiri. Meskipun Zarina berpacaran dengan siapapun ia tetap akan menyukai gadis itu.

"Lo gak papa?" Tanya Roby.

"Bohong kalo gue jawab gak papa" jawab Alfarez santai.

Roby melihat Dely yang kesusahan membuka botol minumnya, ia pun mengambil botol tersebut dan membukanya. Dely tersenyum tipis.

Alfarez yang melihat Levino dan Halwa suap suapan dan momen romantis Roby dan Dely hanya bisa tersenyum tertekan. Sepertinya ia berada di posisi yang salah.

Ia melihat Jonathan yang baru saja memasuki kantin. Alfarez baru saja ingin memanggil Jo akan tetapi ia mengurungkan niatnya saat melihat Anna yang berjalan di samping Jo.

'kenapa orang orang pada punya pacar sihh' batin Alfarez.

***

Narendra mengelus tangan Zarina yang sedang tertidur. Saat ini mereka sedang jam kosong sehingga mereka bisa bersantai. Teman sekelasnya menatap ke arah mereka berdua.

"Naren, Lo pacaran sama Zarina?" Tanya Tasya.

"Kalo iya kenapa?" Ucap Narendra singkat.

Zarina perlahan membuka matanya, ia melihat tangan Narendra yang mengelus tangan nya. Zarina melihat sekeliling yang sedang memperhatikan dirinya dan Narendra. Ia segera menepis tangan Narendra. Zarina menghampiri Clarissa.

"Ayo ke perpustakaan" ajak Zarina.

Clarissa mengangguk, mereka pun pergi ke perpustakaan. Narendra melihat Zarina dalam diam sampai gadis tersebut tidak lagi terlihat dari pandangan nya.

Sesampainya di perpustakaan...

"Kamu pacaran sama Narendra karena suka atau buat ngisi kekosongan hati kamu aja?" Tanya Clarissa serius.

"Entahlah, yang pasti aku gak punya perasaan sama dia" jawab Zarina jujur.

Zarina mengambil beberapa buku dan membacanya. Clarissa hanya mengikuti Zarina.

Jonathan yang sedari tadi memejamkan matanya untuk beristirahat di perpustakaan mendengar pembicaraan mereka.

Tidak terasa jam pulang pun tiba...

Narendra menarik tangan Zarina dengan sedikit keras membuat tangan gadis itu merah. Narendra mendorong Zarina ke tembok.

"LO GAK BISA APA JADI CEWEK PENURUT?" Teriak Narendra.

Zarina hanya diam membiarkan laki-laki itu meluapkan emosi. Ia memegang tangannya yang memerah lantaran cengkraman Narendra.

"Gue kan udah bilang gue pengen private relationship tapi Lo melanggar itu" ucap Zarina.

"Gue pengen semua orang tau kalo Lo cewek gue! Biar mereka gak ngedeketin Lo!" Ucap Narendra kesal.

"Stop! Gue males dengerin Lo yang banyak mau!" Ucap Zarina mulai terbawa emosi.

Zarina hendak pergi meninggalkan Narendra namun tangan nya di pegang erat oleh Narendra.

"APA SUSAHNYA BERANGKAT PAGI? APA SUSAHNYA GAK USAH DEKET DEKET SAMA COWOK LAIN SELAIN GUE? APA SUSAHNYA NURUT SAMA KATA-KATA GUE!" Teriak Narendra dengan wajah yang memerah lantaran emosi.

"GUE BUKAN BONEKA LO YANG BISA LO ATUR SEMAU LO!" balas Zarina tak mau kalah.

Amarah Narendra memuncak, ia melayangkan tamparan nya namun tangan nya tertahan. Air mata Zarina menetes ia tidak menyangka Narendra berani melayangkan tamparan untungnya ada Alfarez yang entah datang dari mana menahan tangan Narendra.

"Gak usah ikut campur! Ini urusan gue sama Zarina! Lo yang udah jadi mantan nya gak usah ganggu" ucap Narendra sembari menepis tangan Alfarez.

"Lo cowok kan? Bisa bisanya Lo main tangan sama cewek!" Balas Alfarez kesal. Ia tidak terima gadis yang ia cintai di perlakukan seperti ini.

"Naren, kita putus!" Ucap Zarina sembari menarik tangan Alfarez.

Amarah Alfarez perlahan mulai mendingin saat Zarina menarik tangannya untuk menjauh. Sedangkan amarah Narendra semakin memuncak, ia memukul dinding di depannya untuk meluapkan emosinya.

Rintik hujan mulai turun, angin berhembus kencang. Alfarez melepaskan jaket nya dan memberikannya pada Zarina. Zarina menerimanya dengan senang hati. Mereka pun berjalan ke parkiran yang sudah kosong.

"Di jalan nanti mau beli ice cream dulu?" Tanya Alfarez memecah keheningan.

Zarina mengangguk setuju, mereka pun pulang bersama. Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Selama perjalanan pulang ia menatap tangan Zarina yang membiru dan sedikit bengkak.

**

"Lo masih suka Alfarez?" Tanya Jonathan pada adiknya yang sedang menonton film di ruang keluarga mereka.

"Suka, emangnya kenapa?" Ucap Daisy sembari memakan camilan.

"Kok Lo gak ada deketin dia lagi?" Tanya Jonathan penasaran.

"Karena mau aku ngejar kayak gimana pun di hati dia tetep Zarina" ucap Daisy santai.

Jonathan tidak menyangka Daisy akan menyerah seperti ini namun sepertinya itu bukan lah pilihan buruk. Perkataan Daisy memang benar, di hati Alfarez hanya ada Zarina.

"Abang sendiri gimana? Masih suka Anna?" Tanya Daisy.

Jonathan terdiam. Ia berpikir darimana sang adik tau kalau dirinya menyukai Anna.

"Lo tau darimana gue suka Anna?" Balas Jonathan.

"Karena belakang ini Abang selalu bareng Anna, padahal Abang selalu ngikutin Alfarez kemana-mana" jelas Daisy.

Belakang ini sikap Daisy berubah membuat Jonathan berpikir ada yang salah dengan adiknya. Hubungan ia dan Daisy pun mulai membaik belakang ini.

Sebenernya di hati Daisy, ia masih belum merelakan Alfarez namun jika ia terus menerus mengejar Alfarez itu hanya akan membuat dirinya semakin di benci Alfarez.




SkyloveWhere stories live. Discover now