2. Follow

46 3 0
                                    

"Dia gak tau kalo gue ikutin?" Tanyanya dalam hati.

Pagi ini ia bertemu kembali dengan gadis yang bermasker medis. Dan, karena penasaran ia mengikuti gadis itu. Ia terus mengikutinya hingga masuk ke dalam kantin.

Pertanyaan yang muncul di dalam otak Alfarezz, apakah ia tak memiliki teman? Atau ia ingin sendiri?

Ia tersadar bahwa gadis yang akhir-akhir ini membuatnya kepikiran sampai mempunyai rasa ingin mendekati "nya" adalah adik kelasnya. Tapi ia "hanya" ingin mengikutinya karena rasa penasaran. Tak ada sedikitpun niat untuk mengajak berkenalan pun bicara.

Kembali muncul satu pertanyaan di dalam otak Alfarezz yang membuat nya heran, kenapa bisa perempuan tersebut tak sadar akan kehadirannya?

Di saat pikiran nya bertanya-tanya soal gadis itu, Levino datang  menghampiri Alfarezz dan melihat ke arah pandangnya, kemudian bertanya "Lu suka sama tu cewek?"

"Kalo iya kenapa?" Jawabnya ketus.

"Mau gue bantu gak?" Tanyanya lagi, dengan menaikturunkan alisnya.

"Gak usah, gua bisa sendiri," Ucap Alfarez dengan tatapan tajam.

Levino bagi Alfarez sangatlah mengesalkan, karena ajakan untuk bicara nya ini membuat ia kehilangan perempuan tersebut. Kemudian ia pergi berjalan meninggalkan Levino sendirian seorang diri.

"San, lu mau kemana?" Tanya Alfarez pada teman sekelasnya yang berjalan keluar entah pergi kemana.

"Mau jalan-jalan ke kelas tujuh, lu mau ikut?" tawarnya dan dengan cepat Alfarezz menjawab

"Iya," Jawab Alfarez dan berlari untuk berjalan beriringan dengan temannya ini.

Sesampainya mereka sampai di kelas tujuh Alfarez melihat gadis tersebut sedang duduk sendirian dengan arah pandangan yang lurus. Entah apa yang sedang gadis itu pikirkan. Alfarez hanya memperhatikan perempuan tersebut dengan tenang tanpa ada niatan untuk mendekati nya.

Ketika waktu pulang tiba pun ia hanya memperhatikan gadis tersebut hingga  menghilang dari pandangannya.

***

Hari pun t'lah berlalu...

Ia masih sama, hanya memperhatikan gadis bermasker itu dari jarak jauh. Ada hal yang membuatnya merasa beda yaitu, hari ini gadis itu tidak sendiri melainkan bersama teman-temannya. Ia melihat gadis itu hanya berjalan di belakang sendirian dengan jarak yang tak terlalu jauh dari teman-temannya. Alfarez yang melihat hal itu pun tersenyum kecil dan mulai pergi.

Gadis ini sadar bahwa ada yang seseorang memperhatikannya. Tapi, ia tak berani menoleh ke  arah ke arah tersebut.

Bel pulang telah berbunyi, parkiran sekolah penuh dengan siswa dan siswi yang ingin segera pulang untuk istirahat. Dan diantara kerumunan orang hanya satu yang ia lihat dan perhatikan sedari tadi, tentunya gadis bermasker medis yang tersenyum dan berlari kearah temannya. Hal sekecil ini pun dapat membuatnya tersenyum.

Sederhana tapi mempunyai kesenangan sendiri di dalam hati.

***

Di tempat lain...

"Sayang, mama sama papa udah transfer uang, buat bulan ini yaa kalau kurang kamu bisa bilang ke mama atau papa. Maafin mama sama papa ya sayang karna hari ini gak bisa pulang. Kerjaannya masih banyak, sampai-sampai gak bisa di tinggalin," ucap wanita paruh baya di akhir video call dengan anak nya sembari tersenyum hangat.

"Iya, jaga kesehatan ya ma disana. Sampein juga salam vino ke papa ya ma," Jawab Levino.

"Iya sayang, yaudah mama tutup dulu ya telfon nya good night and see you sayang," Ucapnya sembari tersenyum hangat dan menutup panggilan nya.

SkyloveWhere stories live. Discover now