Bagian 15

1.3K 71 0
                                    


Selamat Membaca

~~~•••~~~

"Apa maksud paman?"

Arsen yang belum paham mengenai maksud dari Argus yang tiba-tiba memintanya untuk menikahi Alice.

Berbeda dengan Argus yang bersikap tegas sebagai seorang ayah yang ingin menegakkan keadilan untuk putrinya. "Putriku Alice, hamil anakmu Pangeran" Argus mengatakan itu dengan lantang.

Arsen mengerutkan keningnya "hamil anakku? Tidak mungkin!" kemudian Arsen menunjuk Alice "kau jangan mengarang cerita, Alice!"

Argus yang tidak suka putrinya di tunjuk seperti itu, melayangkan satu pukulan ke perut Arsen dengan keras. "Ternyata kau laki-laki tidak bertanggung jawab pangeran!!" teriaknya marah.

Arsen memegangi perutnya yang sedikit nyeri. Sementara itu, Kaisar baru datang ke ruangan Arsen. "Ada apa ini?"

Argus menatap Kaisar, sambil menunjuk Arsen "putramu, menghamili putriku! Dan dia menolak untuk bertanggung jawab!"

Kaisar beralih menatap Arsen yang menggeleng "tidak ayah! Aku tidak pernah melakukan apapun pada Alice!"

Kaisar tidak tau ia harus mempercayai siapa. Sementara Argus, terus saja memaksa Arsen untuk bertanggung jawab.

"Ayah, kau percaya padaku kan?"tanya Arsen.

Kaisar beralih menatap Alice "Alice, coba jelaskan masalah ini padaku!" katanya, yang membuat Alice menatapnya.

"Yang mulia Kaisar, saat ini saya sedang hamil, dan ini anak Arsen! Sebulan yang lalu, di academy, kami..." Alice sengaja menggantungkan perkataannya.

Kaisar beralih menatap Arsen yang menggeleng.

"Dia fitnah!! Aku tidak pernah melakukan apa-apa dengannya!!" Arsen menatap Alice tajam.

"Jangan menatap putriku seperti itu!!" Argus menatap Arsen tak kalah tajam.

"Sudahlah.." Kaisar berkata menatap Arsen "tidak ada salahnya kau menikahi Alice! Bukannya dulu kau mencintainya?"

"Itu dulu ayah! Sebelum aku mempunyai istri!" jawab Arsen.

"Tapi kau sudah merusak putriku!!" desis Argus.

"Dia berbohong!!"

"ARSEN!!"

Mereka semua menatap Kaisar yang sudah berteriak marah.

"Nikahi Alice!!" perintahnya.

Arsen ingin menolak, tapi Kaisar sudah mengangkat tangannya dan pergi dari ruangan.

"Kalian!" Arsen menujuk semua orang yang berada di sana "brengsek!" makinya keras, memenuhu ruangan.

Disisi lain, Ceseli yang memilih duduk di bawah pohon, karna entah karena apa, perempuan itu malas untuk memanjat.

"Mereka kenapa sih? Kayak ada sesuatu..."

"Kakak Ipar!!"

Transmigrasi CassaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz