Bab. 09

114 55 2
                                    

Sesuai rencana lusa lalu, Ibu dan Anak itu sudah berada di toko Bakery dan Pastry milik Jena. Toko Bakery tersebut baru didirikan tiga tahun silam saat keluarga Farhid pindah tempat tinggal, sebelumnya Jena punya toko Bakery dan Pastry di tempat tinggal lamanya, tapi karena pindah ia mulai usaha lagi dari awal. Berhubung tokonya sudah mempunyai akun official bakery dan Pasty jadi tidak sulit menggaet konsumen.

Mengambil waktu tepat jam makan siang guna makan bersama di ruangan khusus tamu milik Jena. Tiga orang dewasa tengah menyantap Ayam lada hitam buatan Allen sendiri. Tak henti-hentinya Jena memuji dalam hati olahan makanan pria ini begitu memanjakan lidah dan perut, napsu makannya mendadak naik drastis.

Ayam lada hitam dan nasi merah benar-benar menggiurkan, terlebih yang membuat adalah juru masak, pantas saja rasanya lebih enak dari masakan buatan sendiri.

Allen sesekali mencuri pandang wanita di depannya. Kalem, anggun dan dingin adalah penilaian pria ini, tidak munafik calon istrinya bukan sekadar cantik, tapi sangat cantik. Tidak heran banyak yang melamar, kalau saja wanita ini menjadi artis, selebgram, atau masuk dunia entertainment pasti laku keras.

Sayangnya. Wanita ini sangat dingin nan terkesan tertutup atau tepatnya Introvert kelas atas. Haruskah Allen merasa beruntung mempunyai calon terlampau cantik seperti Jena? Tidak juga, karena kenyataannya hati hanya untuk Jeha. Anggap saja ia buta karena cinta mengubah apa yang sebenarnya biasa saja menjadi istimewa dalam kedipan mata.

"Bagaimana, suka masakan buatan Allen?"

Pertanyaan terlontar usai makan siang selesai. Calon Ibu mertua tidak sabar menunggu jawaban pemilik toko cantik ini. Melihat dari cara makan yang terlihat begitu menikmati sepertinya jangan ditanya lagi.

Jena mengangguk pelan seraya mengulum senyum setipis tisu. Sumiran puas Jena dapatkan dari calon Ibu mertua, sangat puas berhasil menarik kenyamanan lewat lidah. Siapa tahu dengan makanan buatan anaknya Jena perlahan jatuh cinta.

Peka, si calon memang belum ada rasa pada Allen. Tapi Nika akan berusaha membuat Jena menjatuhkan hati, enam bulan terlalu lama, kalau bisa dalam waktu tiga bulan ia harus bisa menjalankan aksi supaya mereka saling suka.

Usai makan siang sesuai keinginan Nika memesan salah satu pastry kesukaan Allen yaitu kue sus. Begitu kue siap santap, anak dan Ibu itu memakan kue sus tersebut, begitu mengigit, mengunyah dan merasakan kue sus masuk dalam mulut rasa lembut, manis, gurih memanjakan lidah. Enak!

"Gimana kue buatan calon istri? Enak kan?" tanya wanita itu pada anaknya yang baru saja menelan kue sus lumer cokelat di dalamnya.

"Enak," jawabnya pelan. Sisa cokelat masih terasa di lidah. Baiklah, ia akui wanita ini ahli membuat Pasty.

Senyuman mengembang. "Kalau nanti menikah dengan mbak Jena, sesuka hati minta buatkan kue sus, bukan hanya kue sus tapi olahan bakery dan pastry lainnya."

Allen menguyah kue begitu pelan, cita rasa kue perlahan memudar, hati terasa ditikam sembilu, ada luka lama kering basah kembali, perih, sakit dan menyesakan dada begitu mama berkata demikian.

Kenapa begitu sakit saat ia sendiri yang mengalami situasi menyebalkan ini. Di sela waktu menghabiskan aktivitas membaca novel tema perjodohan ia tidak terlalu terbawa suasana karena tahu jika awalnya si tokoh saling benci karena sama-sama dijodohkan lalu endingnya berubah jadi cinta. Tapi ingatlah itu hanya fiksi, kalau kenyatannya bagaimana?

TAUTWhere stories live. Discover now