.....

"Kau tau tugas mu kan Daniel?"

"Hmm"

"Lalu... Kenapa kau biarkan kekasihku di culik oleh para hama itu, ha?"

Daniel menghela nafas malas, "lo cuma nyuruh gue jaga Amora di sekolah, dan gue punya kesibukan lain Felix, gue bersedia menjaga Amora tapi tidak selama 24 jam full" ujar Daniel malas.

"CK, tak berguna"

Felix melangkah keluar, ia berniat ke rumah Zaren untuk menjemput Amora. Jika saja Alex memberitahunya lebih cepat mungkin Felix lah yang akan menyelamatkan kekasihnya itu, bukan musuhnya.

Beberapa jam sebelumnya Alex masih lah di luar negri, sibuk mengurusi tugas - tugas kuliahnya, namun Alex tiba- tiba menghubunginya dan mengatakan gadisnya di culik oleh Kendri dan Sera.

Panik, khawatir.... Saat itu Felix segera berangkat ke Indonesia menggunakan pesawat pribadi miliknya.

Tak butuh waktu lama untuk Felix mencari tau ke mana Amora di culik dan bagaimana ke adaan kekasihnya itu.

....

Felix sampai di kediaman milik Zaren,  Tampa peduli ia segera melangkah  memasuki pintu yang kebetulan terbuka lebar.

Di dalam nampak sunyi, sampai terdengar suara tawa dari salah satu ruangan tak jauh dari ruang tamu. Ia segera mendapat, Tampa takut tuan rumah memarahinya Felix menendang pintu ruangan itu dengan kasar.

Di dalam, ia melihat Amora sedang duduk menyandar dan Zaren yang duduk di sisi ranjang. Kedua manusia itu nampak terdiam melihat kedatangan Felix.

"Tidak sopan sekali anda tuan muda, ini rumah saya ingat itu" ucap Zaren  memecah keheningan.

"Cih, jika kekasihku tak di sini aku tak akan menginjakkan kakiku di rumah mu ini, Mr.Za"

Amora yang merasakan aura dingin yang di keluarkan dua lelaki ini segera melerainya.

"Sudah - sudah, om Zaren.... Maaf yah pintunya jadi rusak sama Felix" ucap Amora, ia menatap kasihan pada pintu yang hampir terlepas.

Zaren mengalihkan tatapannya pada Amora, ia kembali duduk di sisi ranjang menatap Amora lembut.

"Gak masalah, uang ku tak habis untuk menggantinya"

"Iyadeh si paling kaya"

Mereka tertawa, Felix yang di abaikan tentu merasa kesal. Namun kekesalannya itu ia pendam terlebih dahulu setelah melihat kaki kekasihnya terluka.

"Aku akan ke belakang dulu"

Zaren melangkah pergi membawa mangkok serta gelas kosong bekas Amora tadi. Tampa melihat ke arah Felix tentunya.

Sekepergian Zaren, Felix lansung mendekat dan memeriksa kaki Amora. Rahang Velix mengeras, ia mencoba memendam amarah yang  datang.

"Siapa yang melakukanya,hm?" Tanya Felix dingin.

Amora menatap wajah Felix yang kentara sekali menahan amarah, namun siapa yang ia marahi?

"Yang ini gara- gara kayu dan ini gara- gara silet....dari Sera" jawab Amora jujur.

"Maaf....maaf aku tidak menyelamatkan mu... Maaf aku..."

Amora tertegun sejenak melihat raut wajah Felix yang berubah dan dengan nada bicara cowok itu yang tak selembut biasanya.

"Aku tak bisa menjagamu....aku"

"Sudah Felix, jangan menyalahkan diri mu, lagipula ini salah aku juga yang percaya saja dengan pesan mu yang mengatakan kamu kecelakaan dan sedang menunggu di rumah" ucap Amora, mengingat malam itu.

Amora (END)Where stories live. Discover now