untuk apa

49.4K 2.3K 19
                                    

Amora mengerjai pelan, merasakan sebuah tangan serta kaki melingkar di tubuhnya.  Dengan mata yang masih sedikit terpejam Amora membalikkan tubuhnya, menatap si pelaku yang ternyata akang Felix.

Cowok itu nampak tenang dengan mata terpejam dan nafas yang beraturan.

'tampan'

Kata itu selalu melekat pada Felix, apapun yang di lakukan pria itu.

Amora mengangkat tangannya memecet pelan hidung mancung Felix dengan jari telunjuknya. Jika boleh jujur Amora sedikit iri, hidungnya....hidungnya tak semancung ini dan sedikit bulat.

Jari itu bergerak menuju rahang cowok yang kini nampak masih tertidur. Dengan berani Amora mengelus rahang tegas seksi itu.

"Eh...maaf tadi ada kecoa..."

Amora kaget saat mata yang tadi terpejam kini terbuka dan menatap tajam dirinya.

Amora menarik tangannya namun tangan yang lebih besar menghentikan itu, bibir Amora sedikit terbuka karena kaget ia bahkan bengong sekarang

Mata Amora yang tadinya memang belum terbuka sempurna kini terbuka dengan lebar. Sebuah benda kenyal melumat dengan sensual bibirnya.

Amora terdiam kaku, Felix menciumnya menciumnya untuk yang kedua kalinya.

Tak lama ciuman itu terlepas, Amora masih saja terdiam kaku.

Felix tersenyum melihat ekspresi gadis yang ada di hadapannya, dengan santai ia mengusap pelan bibir mungil itu. Bahkan gadis itu masih tetap diam dengan apa yang di lakukanya.

"Kurang....."

"Mau lagi?'

"Kurang ajar, bukan kurang nganu bego"

Felix kembali mencium Amora, membuat gadis itu kembali terdiam kaku.

Ini tak baik, ini harammmmmmm

'cup'

"Sekali lagi ngomong kasar, lebih dari ciuman yang Lo dapat"

Setelah mengecup kening Amora Felix bengkit dari tidurnya dan melangkah santai menuju kamar mandi.

Satu hal yang sedari tadi tak Amora sadari, Felix....cowok itu hanya memakai celana pendek Tampa atasan.

Amora menyelimuti seluruh tubuhnya, gadis itu memegangi bibirnya yang terasa basah.

"Sialan, ini cita-cita aku....tapi...kalo udah nikah" ucap Amora lirih.

"Eh, ini jam berapa?"

Sadar akan sesuatu Amora keluar dari selimutnya mencari tasnya yang ternyata berada di nakas, gadis itu mengambil handphone nya lalu mengecek jam yang ternyata masih sore hampir senja.

Ah, apakah tadi Amora pingsan? Pinsan terus tertidur gitu?

Tadi ia mendatangi rumah Felix jam 4 dan sekarang set 6.

Mengangkat bahu tak peduli, Amora segera mengikat rambutnya yang tergerai, lalu melangkah menuju cermin yang ada di kamar itu.

Kamar ini tak seperti kamar yang ia tempati kemaren, kamar ini lebih luas dan lebih....

"Jangan-jangan ini kamar kang Felix?"

"Bodohlah"

Setelah merapikan penmpilanya, Amora kembali melangkah menuju ranjang lalu memainkan handphonenya menunggu Felix keluar dari kamar mandi.

Ah, dia juga ingin mencuci wajahnya mana tau ada iler nya kan.

Tak lama Felix keluar  dari kamar mandi dengan penampilan yang masih sama. Amora yang menyadari Felix keluar segera mengangkat kepalany, sedikit terkejut namun Amora kembali memainkan handphone nya.

Amora (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz