"Kenapa?" tanya Galaksi menatap Azello aneh. Dia kira maling tadi, untung saja Galaksi tidak reflek membogem Azello karena mengganggu tidurnya dengan cosplay menggunakan pakaian seperti itu.

"Keren nggak?"

"Nggak."

Azello langsung manyun.

"Lo mah, nggak bisa apa nyenengin temennya kali-kali."

Galaksi menegakkan tubuhnya, dia berbalik dan mengambil sesuatu di tasnya.

Mata Azello langsung berbinar saat melihat 5 buah lolipop yang diberikan padanya.

"Buat gue?"

"Bukan, gue cuma nitip pegangin."

Azello tak bisa berkata-kata. Dia menatap nanar lolipop-lolipop itu.

"Bercanda, buat lo."

"Ngeselin, tapi makasih Galak."

Galaksi tersenyum tipis dan menepuk sekali puncak kepala Azello yang terlihat buru-buru membuka lolipopnya.

"Lo emang paling pengertian deh."

"Jangan kebanyakan," ucap Galaksi saat melihat Azello membuka lagi lolipopnya yang lain, padahal dia sudah makan dua.

"Enggak."

Tentu saja Galaksi tak percaya dengan perkataan Azello, ia pun mengambil si lolipopnya dan dia kantongi. Azello hanya bisa mendumel karena Galaksi sudah menatapnya galak.

***

"Guys, gue punya kabar gembira."

"Apa?"

"Pak Kadir sakit."

Sorak-sorai anak-anak kelas Science 2 terdengar. Guru mereka yang paling galak itu tidak masuk hari ini, itu tandanya di jam terakhir ini mereka free.

"Tapi boong."

Sorak senang langsung tergantikan dengan hujatan.

"Rei, nggak lucu lo. Kejam, gue kira beneran."

"Gue cuma mau tau reaksi kalian aja, kalau Pak Kadir nggak masuk," kata Reihan nyengir. Sesekali menghindar dari lemparan kertas dari teman-temannya.

"Jadi kalian senang kalau saya sakit?"

Suara itu membuat kelas jadi sunyi. Pak Kadir berdiri dengan raut marah di depan pintu kelas.

"Bapak ada tugas untuk kalian. Kerjakan soal di halaman 40-50, kalau belum selesai tidak boleh pulang."

Jam pelajaran Pak Kadir memang ada di jam terakhir. Padahal ada yang sudah membayangkan bisa pulang lebih awal dan tidur di kasur kesayangan mereka dengan keluar diam-diam lewat tembok samping sekolah.

Reihan bisa merasakan berbagai mata tajam menatapnya.

Tidak untuk dua murid yang duduk di pojok belakang. Mereka berdua seakan tak terganggu sama sekali.

Galaksi yang langsung membuka buku paket dan mulai mengerjakan, sedangkan Azello masih mengemut lolipopnya menatap Galaksi mengerjakan.

"Mau nyalin?"

Galaksi agak menggeser buku tulisnya agar Azello bisa lebih leluasa melihat.

"Enggak, gue cuma heran. Kok lo rajin banget."

"Gue nggak rajin."

"Halah, itu apa buktinya."

"Biar cepet pulang."

"Lo pasti mau tidur?" tebak Azello.

"Hm."

Azello akan dengan senang hati menominasikan Galaksi sebagai salah satu orang aneh di dunia ini.

AZELLO [END]Where stories live. Discover now