Kebenaran di Balik Kemewahan.

289 24 2
                                    

"Woaaaah ! Ini Konoha ? Apa-apaan ini ? dan benda aneh macam apa itu ?!." seru Naruto dengan wajah bingung bercampur takjub saat melihat sebuah ruangan kecil mirip lift yang dapat di masuki 4 orang dan langsung menghilang saat itu juga.

"Itu transportasi VVIP yang di sebuat lift hiraisin, menggunakan chakra sebagai tenaga dan teknologi listrik yang di salurkan dari bawah tanah."

Taiga yang menemani Naruto melihat Konoha dari atas gedung tinggi hanya bisa tertawa renyah saat melihat antusiasme kakek buyutnya saat melihat hal baru, namun tidak lama kemudian terlihat Naruto mematung sebentar saat melihat ke sudut desa yang dimana terdapat sebuah komplek sederhana yang di dominasi rumah kayu berlantai satu.

"Klan Uciha... Hei bocah siapa kepala klan Uciha sekarang ?."

"Ck jangan panggil aku bocah ! Kepala klan Uciha yang sekarang adalah Izumi Uciha sekaligus Hokage ke 10 Konoha."

Seketika mata Naruto menjadi horor saat mendengar kalau kepala klan Uciha adalah perempuan dan juga hokage masa sekarang, tapi yang sekarang di kepala Naruto adalah bayangan wajah Hokage ke 2 saat tahu kalau klan Uciha menguasai Konoha.

'Well, aku pikir hokage ke 2 tidak perlu tahu ini.' pikir Naruto, namun dia langsung menatap kearah Taiga yang terlihat menatap kosong Konoha.

"Langsung saja, apa alasanmu meninggalkan Konoha dan berniat menggulingkan si Izumi itu ?." tanpa basa-basi Natuto menanyakan alasan Taiga sembunyi bersama teman-temannya ke gunung myoboku dan menetap di sana.

Awalnya Taiga terlihat menggigit bibirnya karena kesulitan mencari jawaban yang pas, namun dia tidak dapat mengatakan apapun kecuali kebenaran.

"Sejujurnya... Hampir semua klan yang ada di Konoha telah di genosida, kecuali klan Hyuga, klan Nara, dan tentunya klan Uciha." ucap jujur Taiga yang terlihat tidak berani menatap Naruto, namun saat dia melirik kearah kakeknya dia hanya mendapati wajah tanpa ekspresi dari sang kakek.

"Semua temanku adalah anggota klan yang selamat dari genosida itu, kami bersama 50 anak lain akan di bunuh oleh gas beracun tapi kami ber 7 berhasil selamat berkat bantuan seseorang." Taiga menyelesaikan ceritanya, namun saat dia menengok Naruto sudah menghilang entah kemana, meninggalkan bekas cengkraman pada pembatas atap.

.
Other Side.
.

Duduk bersila di atas sebuah dahan pohon yang ada di hutan kematian sambil menutup matanya, terlihat Naruto berusaha menenangkan emosinya yang sempat naik. Membuka mata karena merasakan bahaya, Naruto langsung pergi menggunakan soru.

Di tepi sungai di tengah hutan kematian, terlihat seorang gadis kecil berambut hitam yang ketakutan setengah mati dan hanya bisa menutup mata sebab dia hadang oleh seekor beruang besar. Tanpa dia sadari Naruto muncul di tengah tengah sembari mengintimidasi beruang tersebut dengan houshoku haku miliknya.

"Pergi...." desis tajam Naruto dengan mata marah, beruang besar yang tahu posisinya langsung berlari ketakutan ke dalam hutan, meninggalkan Naruto yang terlihat berusaha menenangkan gadis tersebut dengan menggendongnya sambil menepuk-nepuk punggung gadis tersebut.

"Hei... Tidak apa-apa, ayah di sini jadi jangan takut lagi Himawari."

.
Beberapa menit kemudian.
.

"Hinako, Hyuga Hinako salam kenal paman."

Diam memandang Hinako yang dia kira adalah Himawari, Naruto langsung menggelengkan kepalanya lalu tersenyum kearah Hinako.

"Jadi Hinako, di mana orang tua mu ?."

"Ibuku ada di sana, mereka akan datang sebentar lagi."

Menatap kearah hulu sungai yang di tunjuk oleh Hinako yang di mana adalah tempat kedua orang tuanya, Naruto sekilas dapat melihat warna merah yang tersamarkan oleh air sungai datang dari arah tersebut.

"Nah Hinako tunggu di sini dan jadi gadis baik dulu, paman akan bicara dengan ibumu karena dia sedang menunggu paman."

Mengangguk paham, Hinako yang masih polos melihat Naruto pergi berlari kearah hulu sungai.

Setelah berlari cukup jauh kearah yang di tunjuk, Naruto tidak menemukan apa-apa kecuali jejak darah yang terlihat keluar dari sungai dan mengarah ke hutan.

Mengikutinya kedalam hutan Naruto akhirnya melihat hal yang langsung membuatnya marah, terlihat seorang wanita berambut hitam dengan pakaian pengemis tengah sekarat sambil bersandar di sebuah pohon.

"Jadi ini alasannya klan Hyuga masih di biarkan hidup ?." desis pelan Naruto dengan tatapan sedih, sebab wanita di depannya sekarang sudah di ambang kematian akibat pendarahan karena kedua bola matanya yang tidak lain adalah byakugan di ambil paksa.

"Hi..na..kghh....o." memanggil nama anaknya yang suda tidak dapat dia lihat lagi, wanita itu menyangka kalau Naruto yang ada didepannya adalah Hinako dan berusaha menjangkaunya, melihat hal menyedihkan di depannya membuat Naruto tidak tega hingga dia akhirnya mengambil tindakan.

"Bukan, aku bukan Hinako."

"S siap a kau ?."

"aku adalah Shinigami dan juga tidak usah khawatir karena rasa sakit, kesedihan, dan rasa cemas mu tidak akan lama karena kau adalah ibu yang baik bagi anakmu."

"Jadi aku akan mati ? Tapi Hinako...."

"Dia aman sekarang jadi penderitaan panjangmu cukup sampai di sini karena... Kau akan bergabung dengan klan hyuga lain di surga."

Mendengar perkataan datar dan tanpa emosi dari Naruto, wanita yang tidak tahu apapun itu terlihat tersenyum lega hingga ekspresi kesakitan yang sebelumnya terpampang jelas menghilang.

"Terima kasih, Shinigami sama."

Dengan ucapan terima kasih, Naruto dengan sangat cepat langsung menusuk jantung wanita itu dengan katana berlapis haki miliknya.

"Teknik satu pedang : Nyanyian pengantar tidur."

.
.
.
.
.
Taiga.
.

"Hoi bocah."

"Sudah aku bilang namaku Taiga dan jangan panggil aku bocah."

Entah kebetulan atau tidak, Taiga yang tengah mencari Naruto dekat sebuah gedung malah bertemu dengan Ophis yang terlihat sedang melamun. Keduanya terlibat pertengkaran kecil, namun akhirnya terhenti saat keduanya merasakan houshoku haki milik Naruto.

Sekarang Taiga dan Ophis tengah memperhatikan sekelompok remaja yang terlihat bersiap masuk kedalam hutan kematian, namun karena ulah Naruto sekarang terlihat sejumlah pasukan bersetelan robot masuk kedalam hutan.

"Sial ! Aku lupa kalau sekarang ujian kenaikan."

.
.
.

Tbc.

The Fate is Continue.Where stories live. Discover now