Latihan Berat Part 1.

1.4K 76 14
                                    

"Huf huf huf huf huf... Ayah memang berniat membunuhku."

Berucap dengan deru nafas yang tidak karuan, terlihat kondisi tubuh Naruto kecil dipenuhi luka yang masih mengeluarkan darah segar. Pandangan lemah iris hitamnya tertuju pada kedua lengannya yang dipasangi besi pemberat.

"Tidak... Aku tidak ingin berakhir menyedihkan seperti ini, aku pasti bisa bertahan."

Mencoba meyakinkan dirinya sendiri, Naruto kecil dengan cepat kembali berdiri lalu berjalan kearah sebuah pohon besar yang ada di belakangnya. Pikirannya melayang, mengingat apa yang telah terjadi sebelum latihan mengerikan ini dimulai.

.
2 Minggu yang lalu.
.

1 Minggu setelah hari pertama keluarga Uzumaki pindah ke rumah milik Caren, dapat dilihat kalau aktifitas mereka terbilang normal-normal saja. Naruto kecil yang dilatih keras oleh ayahnya, Shuri yang sering berkunjung kerumah tetangga untuk lebih akrab dengan mereka, dan Caren yang sering pergi ke gereja untuk belajar.

"Kau tahu bocah, demon counter sebenarnya hanyalah kulit luar dari tehnik rahasia sebenarnya dari namikage style."

Mendengar perkataan ayahnya tentu membuat Naruto kecil terkejut, bagaimana tidak mau terkejut. Dia harus merelakan semua tulang di lengan kanan, serta rusuk kanannya remuk hanya untuk menggunakan demon counter.

"Jadi jika memang itu hanya kulit luar, pasti tehnik yang sebenarnya sangatlah kuat."

"Kau benar, tehnik itu bukan seperti demon counter yang menggunakan ke 4 tehnik khusus beladiri dala namikage style, tapi tehnik itu langsung berasal dari namikage dan juga tubuh mu sendiri."

Menjelaskan dengan rinci pada putra angkatnya itu, Naruto pun terlihat membuka jubah yang dia kenakan, serta menaikan celana panjang hitam yang sering dia kenakan.

Mata beriris hitam Naruto kecil membulat saat melihat sebuah rompi khusus dengan pemberat disetiap sudutnya yang ternyata selama ini selalu dikenakan oleh ayahnya, dan juga dua pemberat yang diikat melingkar di kedua betis ayahnya.

'Ayah selalu memakai pemberat saat bertarung ?! Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kecepatan Ayah saat tidak memakai pemberatnya.'

Membuang pikirannya soal pemberat itu, Naruto kecil pun langsung berdiri tegak sambil memandang serius ayahnya itu.

"Apa aku bisa belajar tehnik itu sekarang ?."

Menyeringai kecil saat mendengar itu, Naruto pun dengan tiba-tiba melakukan soru lalu menendang perut Naruto kecil dengan sangat kuat.

"Coba daratkan satu pukulan padaku, dan jika bisa kau akan ku ajari tehnik itu."

"Baiklah !."

Hari demi hari Naruto kecil mencoba dan selalu gagal karena selalu kalah dalam semua hal, namun... Dia hari ke 6 dia akhirnya bisa mendaratkan sebuah pukulan kuat dengan lengan kirinya yang dimana tangan kanannya telah patah karena di injak oleh Naruto.

"Well... Kau sudah melakukan yang terbaik, dan sesuai janji akan ku ajari tehnik itu pada mu."

Sehari penuh Naruto kecil habiskan untuk mengobati luka-lukanya, dan untungnya Shuri serta Caren selalu ikut mengobati semua luka yang derita namun tetap saja bekas lukanya masih ada.

Akhirnya setelah hari ke 7 Naruto mengajak Naruto kecil kesebuah hutan yang belum pernah terjamah oleh manusia diwilayah Transylvania, dan tentu saja awalnya Shuri tidak setuju karena dia berpikir putra angkatnya itu tidak akan bisa bertahan disana.

Naruto berusaha meyakinkan Shuri dan mau tak mau wanita itu akhirnya harus merelakan kepergian putranya ketempat yang belum pernah terjamah oleh manusia, Caren juga sebenarnya tidak setuju akan rencana latihan Naruto kecil tapi dengan ucapan Naruto kecil yang penuh semangat akhirnya gadis kecil itu merelakan teman pertamanya itu pergi.

The Fate is Continue.Место, где живут истории. Откройте их для себя