Flashback on

Saat itu, Daniel yang sedang ingin menemui ibunya di tokoh tiba-tiba di paksa untuk memasuki sebuah mobil hitam dan di bawa ke suatu tempat.

Di sana ia di ikat di sebuah kursi dengan kepala yang di tutupi kain hitam. 

Tak lama, Daniel mendengar sebuah langkah kaki yang mendekat, lalu kain penutup kepalanya terbuka dan terlihat seorang pria bersedekap dada berdiri di hadapannya.

Pria itu nampak gagah menatap datar ke arahnya, Daniel menelan air liurnya gugup, ia merinding di tatap sepergi akan di bantai oleh pria di hadapannya.

"Siapa namamu?" Tanya pria tersebut dengan suara basnya.

"Daniel" jawab Daniel cepat, ia tak ingin terlihat lemah.

"Aku tak banyak waktu Lex"  terdengar suara yang lebih menyeramkan di dalam kegelapan.

Daniel mencoba menatap sosok yang ada di balik kegelapan itu, namun nihil. Tak ada siapapun di sana.

"Kau punya dua pilihan Daniel, kau pindah ke sekolah nona Amora dan menjaganya dari berbagai macam lelaki yang mencoba mendekatinya atau.... Keluarga kau dan keluarga mu hancur" ucap Alex datar.

"Lo siapa anjg, gue gak takut  ama ancaman Lo" teriak Daniel.

"Bukan siapa -siapa, aku hanya asisten tuan felix dan taun felix adalah kekasih dari gadis yang kau dekati di taman kota "  ucap Alex santai.

"Oh, mana tuan Lo itu? Gue gak takut,  emang dia siapa hah?" Teriak Daniel kesal.

Seseorang keluar dari kegelapan, pria tampan dengan tubuh tingginya melangkah mendekat.

"Aku tak punya banyak waktu bocah, cepat katakan Alex"

Alex menatap  ingung Felix, apa yang harus ia katakan lagi? Semuanya sudah Alex katakan.

"Ah, iya.... Ayah mu bekerja di perusahaan tuan Felix, dan tokoh ibumu juga pemberian tuan Felix .... tenang di sini bukan untuk mengungkit - ungkit jasa tuan Felix, namun yang jelas jika bukan karna tuan Felix mungkin kau tak   ada di dunia ini bocah, nah sekarang kau pilih yah....tenang kau bukan bekerja secara gratis, kami akan membayarmu....  katakan saja berapa upah yang kau minta.   Namun syaratnya kau harus bekerja secara profesional, hilangkan rasa tertarikmu pada nona Amora, dan jangan menggoda atau menyentuh nona Amora hanya itu" jalas Alex panjang lebar.

"Aku bisa menghancurkan siapapun orang yang kau sayangi bocah, termasuk adik kecilmu itu" ucap Felix datar.

"Sekarang kau pilih, hidup dengan penderitaan serta penyesalan, atau...."

"Oke.... Tapi gue gak akan tinggal diam kalo lo nyakitin adik dan orang tua gue sialan" ucap Daniel akhirnya.

Tidak, mau setertarik apapun ia dengan sosok Amora tetap saja Daniel lebih mementingkan keluarganya yang menemaninya dan menyayanginya selama ini.

Daniel tak boleh egois, perempuan masih banyak di luar sana. Daniel akan menahan nya, ia akan menjauh dari Amora namun juga harus menjaga gadis itu, dan itu hanya selama satu smester. Tak lama, Daniel pasti bisa menjalankan tugas itu dengan baik.

Flashback off

Daniel mengerjab pelan, sungguh ia benar-benar lemah, ia bisa bela diri namun tak mampu menghajar Felix dan asistennya itu.

Daniel berdiri dari duduknya, ia akan pulang namun....

'bruk'

"Aduh.... lo punya mata gak sih, ngalangin jalan aja"

Seorang gadis menabraknya begitu keras, gadis itu terjatuh di hadapannya dengan kondisi yang menyedihkan dengan beberapa belanjaan berserakan di mana - mana.

"Sorry" ucap Daniel datar

"Sora sorry, lo liat noh....aduh sosis gue ...martabak gue..." Teriak gadis itu histeris, menatap belanjaannya yang berserakan.

Daniel berjongkok, membantu merapikan kembali jajanan gadis itu, syukurlah tak ada yang keluar dari plastik nya.

"Sebelum 5 menit, lagian mereka masih dalam bungkusan" ucap Daniel tersenyum manis menatap gadis yang juga menatap ke arahnya.

Gadis itu terdiam, ia menatap lekat  senyum yang menawan itu.... Ah, haruskah ia berpura - pura terkikir untuk lebih lama dengan pria ini.

Tidak, dia tak  se menjijikan itu. Namun nampaknya kakinya memang sedang terkikir.

"Gue Daniel, dan sekali lagi sorry" ucap Daniel tulus lalu membantu gadis itu untuk berdiri.

"Gue Gea, dan... Jangan sorry dulu, keknya kaki gue terkikir ini..." Ucap gadis yang ternyata Gea itu.

Yah, Gea sahabat Amora.

"Oke, sini gue urut" ucapa daniel.

"Gak, ntar salah urat... Bukanya sembuh  malah tambah sakit  ntar" ucap Gea  cepat.

Daniel tersenyum manis, membuat jantung Gea kembali berdetak tak karuan.

"Gue bisa, Lo tenang aja" ucap Daniel menyakinkan.

Pada akhirnya Gea mengangguk pasrah, membiarkan Daniel mengurut kakinya sementara dia..... Memakan jajanan yang baru ia beli sambil menyandar pada pohon di belakangnya.

















.

VOTE banyak2 gaes

COMEN BANYAK BANYAK GAES

Next hari jum'at

Hehe




...
















Amora (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora