Luka - Bab 27 (Emerald)

2.2K 144 37
                                    

Luka Bab 27

Venus tidak jadi menggigit sepotong pir yang tadi diberikan Kamaisha. Ia mengerjap menatap perempuan yang tengah duduk di kursi dekat ranjang dengan kepala tertunduk itu.

“Mai, apa kamu yakin sama ucapan kamu barusan?”

Kamaisha mengangkat wajah. Manik cokelat besarnya menatap Bu Venus. Ada ketakutan, kecemasan, juga kesungguhan di sana, dan Venus bisa melihatnya. Kamaisha menggeleng pelan.

“S-saya nggak terlalu yakin, Bu. Tapi....”

Tiba-tiba Venus menyadari sesuatu. “Mai, jangan bilang kamu tiba-tiba berubah pikiran kayak gini karena... karena aku nolongin Fajar?”

Kamaisha mengangguk. “I-iya, Bu. Fajar... adalah hidup saya. Kalau sampai terjadi sesuatu sama Fajar, saya nggak tahu apa saya bisa menjalani hidup saya dengan normal lagi. Makanya... saya bersedia melakukan apa yang Ibu minta.”

Hening selama beberapa saat. “Kalau kayak gini... aku jadi seperti penjahat saja, Mai.”

Kamaisha menggeleng cepat. “Ibu nggak seperti itu! Malah saya yang seperti orang yang tidak tahu balas budi kalau terus menolak....”

“Lebih baik kamu pikirkan lagi, Mai.”

Kamaisha menggeleng. “Saya sudah memikirkannya dengan matang, Bu. Saya bersedia menikah sama Pak Bryan, tapi... untuk proses... proses ber... berhubungan intim, saya minta waktu karena saya masih trauma.”

Hening lagi.

Kamaisha menunduk. Apa Bu Venus sudah berubah pikiran? Apa aku terlalu lancang dan malah seolah memaksa untuk menikah dengan Pak Bryan?

“Mai....”

Terkejut, Kamaisha mendongak. “Ya, Bu?”

“Terima kasih.”

Kamaisha mengangguk dan kembali menunduk.

Dari balik daun pintu yang sedikit terkuak, Bryan mencuri dengar percakapan Venus dan Kamaisha. Jantungnya berdetak sangat cepat sementara kedua tangannya terkepal erat.

Apa benar jalan itu yang terbaik untuk mereka?

***

Sepulang kerja, Pak Bryan berkunjung ke rumah Kamaisha dan Kamaisha yang sudah menduga Pak Bryan akan datang, terpaksa menerima lelaki itu. Hanya saja, ia tak mengira jika Pak Bryan akan datang secepat ini. Pagi hari Kamaisha menyanggupi permintaan Bu Venus, lalu malamnya Pak Bryan datang ke rumah untuk membicarakan rencana pernikahan mereka.

Sejujurnya Kamaisha belum siap!

“Kamu pasti tahu alasanku datang ke sini, Mai.”

Kamaisha yang duduk di lantai ruang tamu menghadap Pak Bryan hanya mampu menunduk. Ia tidak bisa lagi berbalik ataupun mundur. Ia sudah pada keputusan final yang dipikirkan lalu diambilnya dengan matang.

“Apa... apa Bu Venus udah cerita sama Bapak?”

“Iya.”

Kamaisha tidak menyahut dan masih menunduk.

“Mai, kalau kamu mau membatalkan, masih ada waktu. Apa kamu yakin sama keputusan kamu? Aku takut kelak kamu akan menyesa—”

“Ng-nggak, Pak. InsyaaAllah saya nggak akan menyesal. Bu Venus sudah menyelamatkan nyawa Fajar yang artinya beliau menyelamatkan saya juga. Tapi... hanya satu hal, Pak...” Kamaisha memberanikan diri menatap mata lawan bicaranya meskipun tubuhnya panas dingin. “Saya nggak menceritakan soal perbuatan masa lalu Bapak terhadap saya, jadi saya harap Bapak jangan memberi tahu Ibu. Saya takut Ibu akan membenci saya sama Fajar. Saya juga nggak ingin rumah tangga Bapak dan Ibu hancur. Nanti... jika saya sudah siap, saya yang akan memberi tahu Ibu soal itu.”

LUKA (Bukan cerita dewasa) by EmeraldWhere stories live. Discover now