Bab 11

3K 218 21
                                    

Luka Bab 11
Menuju Bab 14 di wattpad, masih menunggu 70 vote/ Bab ya.

Tapi sudah update duluan di KaryaKarsa PutriPermatasari916 untuk Luka Bab 14-15 seharga 25 koin.
Makasih 🤗💖😘

-
-
-

Saat Bryan ke rumah sakit usai pulang kerja, Venus memberitahunya jika Kamaisha akan mulai bekerja esok hari di rumah mereka untuk sementara waktu hingga Venus sembuh. Kemungkinan Kamaisha akan membawa putranya bekerja, jadi Venus meminta izin kepada Bryan agar Fajar boleh menganggap rumah mereka seperti rumah sendiri.

Tentu saja Bryan tidak keberatan, ia malah sangat senang Fajar akan berada di rumahnya untuk waktu yang tidak sebentar.

“Kalau kamu kebetulan di rumah, temenin Fajar berenang, ya. Katanya Fajar sangat suka berenang.”

Bryan mengangkat kedua alisnya. “O ya? Jadi Fajar suka renang?” Lelaki itu tersenyum membayangkan dirinya akan berenang bersama Fajar. “Tentu, aku akan menemaninya, Sayang.”

“Makasih, Bryan.” Venus mengembuskan napas. “Aku ingin cepat pulang, tidak enak di sini terus.”

Bryan tersenyum dan menggenggam tangan Venus. “Kata dokter, kamu akan segera pulang. Kamu kan Heroine. Makasih udah nolongin Mai dan Fajar.”

“Kenapa kamu yang bilang makasih?”

“Nggak boleh?”

“Ya boleh.” Venus terkekeh. “Aku kasihan sama Mai... ehm, sayang juga sama Mai, seperti adik. Makanya tanpa pikir panjang aku melakukan hal itu.”

Bryan mengangkat alis. “Kenapa?”

Venus mengangkat bahu. “Mai baik, rajin. Entahlah, aku merasa cocok aja. Kasihan. Seperti adik.”

Bryan tersenyum. Ia merasa bersalah kepada Venus. “Aku pulang dulu. Seperti biasa Jordan akan berjaga di luar.”

Venus mengangguk. “Hati-hati di jalan.”

Bryan mengecup kening Venus. “Kamu juga kalau ada apa-apa langsung panggil Jordan dan hubungi aku.”

Venus mengangkat kedua ibu jarinya.

Bryan kemudian keluar dari ruangan. Ia menepuk bahu Jordan singkat sebelum berlalu.

Rasanya Bryan tidak sabar menunggu hari esok.

***

Esok pagi ketika Bryan turun untuk sarapan, ia terkejut mendapati Kamaisha sudah berada di dapurnya bersama Fajar. Sementara Kamaisha memasak, Fajar memainkan mobil-mobilan di lantai dekat meja makan.

Perlahan, Bryan mendekati meja makan. Fajar yang melihat lelaki itu, langsung bangkit berdiri dan menyambutnya. 

“Om Bryan!”

“Selamat pagi, Fajar.”

“Pagi, Om.”

Bryan tersenyum lalu menggendong Fajar. “Pagi banget udah sampai sini, Fajar mandi pagi-pagi nggak kedinginan?”

Fajar terkekeh. “Ibu bikinin air hangat buat mandi jadi aku nggak kedinginan.”

Bryan mengangguk. “Ke sini naik angkot?”

“Iya, Om.”

Bryan melirik Kamaisha yang masih sibuk dengan masakan di atas kompor, sepertinya perempuan itu berpura-pura tidak mendengar kedatangannya. Setelah mendudukkan Fajar di kursi, Bryan duduk di sebelahnya, lalu memperhatikan Kamaisha.

Fajar kembali sibuk dengan mainannya dan Bryan sibuk memandangi punggung Kamaisha sambil bertopang dagu. Jantungnya berdegup cepat. Bokong Kamaisha begitu kencang....

LUKA (Bukan cerita dewasa) by EmeraldWhere stories live. Discover now