Bab 15

2.6K 197 21
                                    

LUKA
Bab 15

Bu Venus akhirnya pulang ke rumah setelah dirawat lebih dari seminggu. Selama beberapa hari ke depan, Bu Venus masih harus beristirahat sebelum kembali mengajar di kampus. Dan, selama itu, Kamaisha masih harus bekerja di rumah wanita itu.

“Aku tidak tahu kalau kamu jago memijat,” ujar Bu Venus seraya meminum teh manis hangat buatan Kamaisha.

“Nggak jago juga, Bu. Cuma waktu masih tinggal bareng Bibi Nayla, saya suka memijatnya kalau beliau kecapekan setelah pulang kerja,” sahut Kamaisha sementara tangannya sibuk memijat kedua kaki Bu Venus dengan minyak zaitun.

“Hem, tapi enak banget ini.”

Kamaisha hanya tersenyum.

“Tante Venus, mau aku pijat juga tangannya? Aku bisa pijat juga loh. Aku suka pijat kaki Ibu kalau Ibu capek,” ujar Fajar menawarkan diri, untuk sejenak perhatiannya teralih dari mainan legonya dan fokus kepada pahlawannya.

“Nanti Fajar capek.”

Fajar menggeleng. “Nggak.”

Bu Venus tersenyum kemudian mengangguk. “Boleh.”

Belum ada lima menit, Fajar sudah berhenti memijat lengan Bu Venus karena merasa letih membuat Bu Venus dan Kamaisha tertawa. Anak laki-laki lima tahun itu pun kembali asyik dengan mainannya.

“Nanti pulangnya diantar suamiku, ya.”

“Nggak usah, Bu, saya pulang jam lima saja jadi masih ramai.”

“Nggak apa-apa, Mai. Pokoknya nanti tunggu suamiku pulang biar kalian diantar.”

Kamaisha hanya mengangguk padahal sangat tidak enak hati.

*** 

Hal yang ada di pikiran Bryan selama menyetir adalah mempertahankan diri. Mempertahankan agar matanya tidak terus-menerus melirik bibir tebal dan kenyal Kamaisha. Shit! Lupakan, lupakan, Bryan!

Bryan kesal karena meskipun sudah beberapa hari berlalu, ia belum juga bisa melupakan ciuman itu. Malah, ia ingin kembali merasakannya. Namun, ia tahu hal itu tidak akan mungkin terjadi.

Usai mengantar Kamaisha dan Fajar sampai rumah secara diam-diam dalam jarak aman seperti biasa—karena Kamaisha hanya memperbolehkan Bryan mengantarnya sampai muka gang—Bryan pun pulang. Di kediamannya, di ruang santai, ia melihat Jordan tengah memijat kaki Venus dengan wanita itu yang mengeluh.

“Pijatanmu nggak enak banget, Jordan.”

“Ma-maaf, Bu.”

“Pijatan Mai jauh lebih enak, tapi sayang Mai nggak mau menginap di sini temenin aku.”

Bryan mengerjap. Mendengar kata-kata Venus, ia malah membayangkan yang tidak-tidak. Dirinya dengan tubuh telanjang dan berbaring di ranjang tengah dipijat oleh Kamaisha yang memakai seragam berwarna putih bersih.

Milik Bryan mengeras membuatnya mengumpat hingga terdengar oleh Venus juga Jordan.

“Kenapa, Bry?” tanya Venus mengerutkan kening menatap suaminya yang baru datang usai mengantar Kamaisha.

“Nggak apa-apa, barusan aku tersandung,” dusta Bryan. “Aku mandi dulu, Ve. Atau kamu mau ke atas sekarang?”

Venus menggeleng. “Kamu mandi aja, aku masih mau nonton dan dipijat. Biar nanti Jordan yang anter aku ke atas.”

Bryan mengangguk. Ia menahan tawa demi melihat Jordan yang menatap Bryan dengan memelas. Jordan memang asisten Bryan, tapi bagi Venus, Jordan juga asisten wanita itu. Jadi, Jordan harus melakukan apa pun yang Venus inginkan atau perintahkan.

Bryan ingin menolong Jordan, tetapi ia memilih untuk menolong nafsunya sendiri. Ia harus mandi air dingin agar pikirannya tidak melulu tertuju kepada perempuan dari masa lalunya. Ia harus fokus kepada Fajar juga Venus.

***

Saat Bryan dan Venus turun untuk sarapan, Kamaisha sudah tidak ada di dapur, sepertinya wanita itu sedang mencuci baju. Bryan ingin mencari Fajar, tetapi ia merasa tidak enak kepada Venus.

“Bry, aku ke belakang dulu, mau ajak Mai sama Fajar sarapan bareng.”

Bryan tersenyum lega. “Kamu duduk aja, lukanya masih sakit, kan. Biar aku yang panggil mereka.” Lelaki itu menarik kursi makan dan mendudukkan sang istri kemudian menuju halaman belakang untuk memanggil Kamaisha.

Perempuan itu tengah menyiram tanaman tidak jauh dari mesin cuci yang berdengung menggiling baju-baju kotor. Samar-samar, Bryan mendengar perempuan itu bersenandung. Suaranya indah, membuat Bryan lupa pada tujuannya dan malah terpaku mendengar nyanyian perempuan itu.

Sampai kemudian Kamaisha mematikan kran dan menoleh ke arah Bryan. Ia tampak terkejut lalu mengangguk singkat. “Bapak cari Fajar? Fajar nggak bisa datang, katanya mau sekolah karena udah lama bolos. Pengen ketemu sama teman-temannya.”

Bryan kecewa karena tidak bertemu Fajar hari ini, tapi tentu sekolah juga penting, kan. Lagi pula bersosialisasi dengan teman-teman juga bagus untuk perkembangan dan pertumbuhan anak itu. “Begitu, ya. Nggak apa-apa, aku bisa ke rumah nanti buat ketemu Fajar.”

Kamaisha ingin menolak, tapi diam saja.

“Ah, iya, ayo sarapan dulu, Mai, istriku manggil kamu.”

“Saya sarapan belakangan saja, Pak.”

“Nanti kamu pingsan lagi, Mai. Istriku nanti nggak kuat buat angkat kamu. Mau panggil Pak Reno susah kan dia jaga di depan.”

Kamaisha diam-diam mengembuskan napas. “Baik, Pak.” Perempuan itu lantas membungkuk untuk menggulung selang.

Saat itulah, perhatian Bryan tertuju ke arah bokong Kamaisha yang terbungkus rok putih motif bunga-bunga.

Bryan berkeringat dingin. Posisi itu membuatnya teringat masa lalu. Saat itu setelah pelepasan Bryan yang pertama, Kamaisha dipaksa menungging oleh teman-teman seangkatan Bryan. Lantas Bryan didorong untuk kembali memasuki Kamaisha.

Tubuh Bryan bergetar, ia mati-matian meredam gairah dengan mengepalkan tangannya erat-erat. Tidak mau terseret lebih jauh ke dalam bayangan masa lalu, Bryan buru-buru berbalik masuk ke dapur kotor. Sebelum ke ruang makan, ia menyempatkan diri ke kamar mandi untuk membasuh wajah.

Berdekatan terlalu lama dengan Kamaisha bisa membuatnya gila. Bryan harap setelah Venus sembuh, Kamaisha tidak perlu bekerja di rumah mereka lagi. Tapi... apa ia rela?

“Ayo, Mai, makan yang banyak,” ujar Venus seraya meletakkan ayam goreng dan tempe mendoan ke piring Kamaisha.

Bryan makan dalam diam sementara Venus makan sambil mengobrol akrab dengan Kamaisha. Sejujurnya Bryan merasa takut. Takut jika kelak Venus mengetahui masa lalu dirinya dengan Kamaisha, wanita itu akan berbalik membenci Kamaisha juga Fajar. Namun, mau bagaimana lagi, ia juga tidak bisa menghapus masa lalu, kan?

***

Emerald, 4 Juni 2023, 06.40 wib.

Makasih udah mampir dan vote cerita Kamaisha. Semoga selalu suka 🥰🥰🥰
Yang minat Dewa Mimpi seri #2 (Kamaisha & Bryan= adegan tidak ada di wattpad) Free bersyarat ya.

Yang mau baca duluan, sudah ready di KaryaKarsa #PutriPermatasari916
Bab 16-17 harga 35 koin
Bab 18-19 harga 50 koin (mengandung adegan dewasa)
Bab 20-21 harga 25 koin
Bab 22-23 harga 25 koin

Pdf-ku yang ready:
1. The Nanny and I 30k
2. Diet Juice 25k
3. Agen 17k
4. Mantan Teman Berengsekku 12k
5. Aurora (& Bodyguard) versi karyakarsa 13k
6. Por Amor 28k
7. Slave 23k
8. My Innocent Fat Girl 40k
9. Stranger in The Night 35k
10. The Boy on My Bed 25k
11. Midnight 5k
12. Melati 40k
13. Pudar 38k
14. Virgin Chocolate is Mine 43k
15. Sakura is Mine 35k
16. Love Story (NaGeen-Ravaz) 35k
17. Dll

Chat WA 0877-6528-6021
 

LUKA (Bukan cerita dewasa) by EmeraldWhere stories live. Discover now