Bab 12

2.9K 205 12
                                    

Luka Bab 12

Bakal lanjut ke bab 14 kalau sudah mencapai target minimal 70 vote / Bab cerita Luka.
Di karyakarsa PutriPermatasari916 udah tayang duluan ya bab 14-15 harga 25 koin, bab 16-17 harga 33 koin.
Happy Reading!
-
-
-

Bryan menggendong Fajar yang terlelap menelusuri gang sementara Kamaisha berjalan kaku di depannya. Ingin Bryan berjalan bersisian dengan perempuan itu dan menggandeng tangannya, tetapi Kamaisha pasti akan menolak. Lagi pula ia tidak ingin orang-orang menilai jelek Kamaisha.

Namun, hanya begini saja membuat hati Bryan hangat.

Setelah membaringkan Fajar di kasur di kamarnya, Bryan ingin meminta waktu kepada Kamaisha untuk berbicara. Namun, melihat perempuan itu yang berdiri di muka pintu utama dengan raut gelisah seolah ingin mengusir Bryan tapi tidak bisa, Bryan pun mengurungkan niat dan segera berpamitan.

“Besok pagi ojek online akan menjemput kalian. Ehm, ojeknya perempuan.”

Kamaisha membuka mulut hendak menolak, tetapi Bryan mengangkat tangan. “Tidak ada penolakan, Mai. Aku pulang dulu.”

Kamaisha mengembuskan napas letih setelah Pak Bryan pergi. Perlakuan Pak Bryan menurutnya terlalu berlebihan. Lain kali ia akan menolaknya.

***

Kamaisha membuka mata dan mendapati Bryan berbaring di sisinya, menatapnya lekat.

“Masih malam, Sayang, tidur lagi.”

Kamaisha tersenyum. “Kenapa belum tidur?”

“Kangen sama kamu habis kerja seharian,” jawab Bryan seraya mengelus pipi Kamaisha, “kangen banget.”

Kamaisha tersipu. “Tadi pagi udah ketemu.”

“Nggak cukup.” Ibu jari Bryan mengelus bibir Kamaisha. “Boleh cium?”

“Boleh. Kenapa nggak?”

Bryan bangkit ke atas tubuh Kamaisha. Ia lalu menunduk dan mendaratkan bibirnya di bibir Kamaisha membuat perempuan itu tersenyum.

Napas Bryan harum. Kamaisha membiarkan ciuman suaminya menuruni leher membuatnya terkikik.

“Bryan, geli.”

Bryan kembali mencium bibir Kamaisha sementara kedua tangannya aktif meremas payudara perempuan itu.

Kamaisha tersenyum. Ia menikmati kulit telanjangnya yang dicumbu mesra suaminya. Hingga Kamaisha terbangun dengan bibir masih mengulas senyum.

Mata Kamaisha mengedip-ngedip. Untuk beberapa saat, ia hanya mampu berbaring dalam keheningan.

Apa ia habis bermimpi? Samar-samar ia mengingat bunga tidurnya membuatnya langsung bangkit duduk.

Keringat dingin membasahi punggungnya. Jika tidak salah ingat, di dalam mimpi, Kamaisha yakin dan merasa benar bahwa Pak Bryan adalah suaminya.

Nggak! Kenapa aku lagi-lagi mimpi hal semengerikan itu tentang Pak Bryan?!

Kamaisha turun dari tempat tidur dan buru-buru membasuh wajah beberapa kali di kamar mandi.

Air matanya mengalir. Tidak seharusnya ia bermimpi aneh seperti itu. Mimpi buruk masa lalu terkadang masih hadir, ditambah mimpi aneh itu, membuat Kamaisha makin ingin menjauhi Pak Bryan.

Masih terekam dengan baik dalam ingatannya erangan penuh nafsu lelaki itu ketika mencapai klimaks dan menanamkan benihnya di dalam tubuh Kamaisha padahal ia sudah memohon agar Bryan berhenti.

Kamaisha juga masih mengingat jelas rasa panas dan menyakitkan di bagian inti tubuhnya ditambah sekujur tubuhnya yang pegal dan ngilu bagaikan terkena tinju karena sebelumnya Kamaisha mendapatkan pelecehan dari tiga lelaki seangkatan Bryan.

LUKA (Bukan cerita dewasa) by Emeraldजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें