DEAR YOU || 6

1.7K 163 7
                                    

♥️♥️♥️semangat membaca♥️♥️♥️

Untuk malam ini, Rayen belum bisa tidur. Sengaja. Ia akan menunggu Heksa pulang untuk mengucapkan terimakasih karna sudah menyuruh Sultan menjemputnya tadi. Mungkin kalau tidak ada paksaan dari Heksa, Sultan tak akan berangkat menjemputnya.

Tak lama kemudian, pintu kamar terbuka. Membuat Rayen buru-buru duduk dan menatap Heksa yang sibuk menyentelkan jaket hitamnya.

"Sa?"

"Hmm?" gumam Heksa tanpa menoleh. Ia masih sibuk melepas apa yang terpakai ditubuhnya.

"Makasih."

"For what?"

"Udah maksa Sultan buat jemput gue. Mungkin kalau nggak lo paksa Sultan jemput gue, mungkin gue udah kedinginan diluar sana."

"Santai aja. Karna rencana awal tetep gue nggak mau lo kenapa-kenapa atau gue yang bakal susah."

Tidak. Rayen tidak boleh marah. Atau dia bisa membuat Heksa semakin membencinya nanti.

"Lo marah sama gue?"

"Ada gunanya gue marah sama lo? Tapi jangan berinteraksi lebih, itu lebih baik." Setelah melepas celana jeans-nya, yang menyisakan kolor pendek yang dipakainya, Heksa langsung beranjak menuju ranjang dan bebaring disamping Rayen yang hanya menatapnya saja.

"Sa, lo pacaran sama Naja?" tanya Rayen cepat. Yang intens membuat Heksa menatapnya.

"Kenapa? Lo nggak suka?"

"Suka kok, suka." Bohong. Bagaimana dirinya bisa suka kalau hatinya aja terasa sesak sekarang udah bohongin perasaannya sendiri.

"Bagus deh kalau lo suka." Heksa tersenyum singkat. "Gue belum nembak dia sih. Tapi doain aja Naja mau terima gue ya."

Rayen mengangguk sambil tersenyum. "Gue doain cepet jadian deh." Sama gue yang pasti. Yakali gue doain lo jadian sama Naja. Terus gue disuruh lihat lo berduaan gitu? Ogah! dumel Rayen dalam hati, yang wajah masih menampilkan senyumannya.

🖤🖤🖤

Pagi harinya, entah setan darimana yang merasuki Heksa, laki-laki itu sangat berani memeluk tubuh Naja dari belakang saat Naja sedang memasak didapur. Rayen yang sedang sibuk menghidangkan lauk yang sudah matang hanya bisa meliriknya sinis.

Apa-apaansih Heksa ini? Ada gue loh bangsat! batin Rayen sebal.

"Sa, lepas! Gue mau masak ini," kata Naja sembari meronta lepas dari pelukan Heksa meski kelihatannya Heksa semakin mengeratkan pelukan itu.

"Yen, tolongin atuh Yen. Pukulin tuh palanya Heksa biar dilepas ini pelukan," kata Naja yang saat melirik Rayen, laki-laki itu hanya sibuk dengan menghidangkan makanannya.

"Gue nggak ikutan," ujar Rayen datar.

Tapi setelah itu, Heksa malah melepas pelukannya. "Na, lo mau nggak jadi pacar gue."

Daebak. Ternyata serius Heksa nembak Naja didepan matanya. Woah, Rayen hanya bisa menyeringai tipis dibelakang mereka.

"Macem-macem lo," kata Naja.

"Gue tau, lo suka kan sama gue? Tapi lo takut mau terima gue karna Jeta juga sukakan sama lo," ujar Heksa santai.

"Nggak sih."

"Terus, kenapa lo nggak mau terima gue?"

"Ya karna gue nggak suka sama lo, Sa."

"Karna Rayen?"

Saat namanya disebut, Rayen menoleh kearah Naja dan Naja juga mentapnya. "Yen?"

"Kenapa gue? Gue nggak suka sama Heksa Na. Terimalah kalau elo beneran cinta sama Heksa," ujar Rayen pelan, yang padahal hatinya tidak baik-baik saja.

"Tapi elo Yen? Bukannya elo juga suka sama Heksa sekarang?"

"Hati Heksa ada di elo Na," kata Rayen. "Dahlah, nggak usah sangkutin gue dihubungkan kalian. Gue mau siap-siap dulu. Habis ini gue ada kelas pagi soalnya."

"Tapi lo harus sarapan."

"Iya. Habis ini gue sarapan Na. Gue duluan ya." Setelah itu Rayen langsung beranjak pergi meninggalkan dapur. Yang pasti, dengan hati yang mendadak sesak.

Disisi lain, Heksa dan Naja saling melirik dan tersenyum penuh artian. "Sedikiiiiitttt lagi."

"Demi elo nih, gue lakuin ini."

"Huhu, thanks my twinsss." Heksa memeluk Naja dengan sangat erat. Yang pasti dengan rasa kasih sayang saudara.

🖤🖤🖤

"Gaes, gue punya pengumuman nih," ucap Heksa yang membuat atensi satu meja makan yang berisi tujuh orang langsung menatapnya.

"Apaan? Jangan bilang lo mau umroh," cibir Sultan.

"Dih, gue nonis."

"Gue nonim," kata Jidan ngawur.

"Beda cuk," sebal Sultan. Karna tau sendiri kalau Jidan itu fanboy nct.

"Gue sama Naja....." Heksa menggantungkan kalimatnya sambil menatap Naja yang sedang sibuk makan.

"Pacaran."

Uhuk! Rayen cepat-cepat mengambil gelas air dan meminumnya hingga tandas.

Sementara Jeta, laki-laki itu sudah melirik Heksa dengan pandangan tidak suka.

"Wow, daebak! Yang suka siapa, yang berjuang siapa, yang jadian siapa. Hadeuhhh...." ujar Malta geleng-geleng kepala heran.

"Gue cabut." Jeta tanpa basa-basi langsung berdiri, dan meninggalkan meja makan. Yang pasti Naja tak berhenti menatap punggung laki-laki itu.

"Lo nggak mau pergi Yen?" tanya Malta, yang ia pikir laki-laki itu akan pergi seperti Jeta karna cemburu.

"Kenapa harus?" Rayen menyeting wajah datarnya.

"Lo nggak cemburu?"

"Ngapain cemburu? Kan gue nggak ada rasa apa-apa sama Heksa," jawab Rayen sangat tenang. Yang padahal, ah, kalian pasti tau gimana rasanya berpura-pura tidak papa.

"Lo tuh sebenarnya suka sama siapa sih Bang? Kenapa ujug-ujug jadiannya sama Bang Naja?" tanya Sultan yang heran.

"Emang kenapa? Ada masalah?"

Sultan menggelengkan kepalanya. "Tapi heran aja Bang. Bukannya dulu lo bucin banget sama Bang Rayen---"

"Emang rasa nggak bisa berubah?" potong Heksa.

"Emang boleh secepat itu?"

"Lo apasih Sul. Jadi intinya lo nggak ngebolehin Heksa cinta sama gue?" ujar Naja melirik Heksa yang langsung memalingkan wajahnya.

"Dahlah. Kalian apasih malah berantem. Orang Rayennya terima-terima aja, yaudah kali," kata Malta tetap lanjut makan.

"Okelah. Kayanya gue juga bakal pergi sekarang. Bye, semuanya," pamit Rayen. Ia lalu menatap Heksa dan Naja bergantian. "Oiya, langgeng ya buat kalian." Setelah itu, barulah Rayen beranjak pergi.

Langgeng?

Bahkan untuk berucap demikian, Rayen harus menampilkan senyum palsunya.

Kenapa harus begini? Jujur, Rayen nyesel udah menolak Heksa dulu. Tapi bagaimana, Rayen takut Heksa akan meninggalkannya.

Memang benar kata orang, yang datang akan pergi. Tapi yang Rayen mau bukan seperti ini.

Ada banyak hal yang Rayen takutkan dari sebuah hubungan. Terutama ditinggalkan dan..... kekerasan.

Ah iya, Rayen lupa. Kekerasan, bahkan orang tua Rayen berpisah juga karna Ayahnya sering dipukul Papanya. Makanya mereka berpisah, dan Rayen jadi anak broken home.

Dan jujur, bertemu Heksa adalah hal yang indah. Tapi hubungan, Rayen takut akan hal bersama lalu pergi dengan rasa masing-masing.

Ah, gue pusing! Kenapa harus begini akhirnya?!

🖤🖤🖤

DEAR YOU || HYUCKRENWhere stories live. Discover now