DEAR YOU || 3

1.9K 190 4
                                    

♥️♥️♥️Selamat membaca kembali♥️♥️♥️

Rayen baru saja masuk kedalam rumahnya. Ia memandang malas semua orang yang berada di ruang tamu. Terutama ia memandang malas manusia bajingan yang sedang duduk memainkan hapenya. Siapa lagi kalau bukan Heksa.

"Dari mana Yen? Tumben pulang malam," tanya Malta pelan. Takut kalau mood Rayen masih tidak bagus.

"Ngejalang mungkin," ujar Heksa santai, tapi itu sangat menyulut emosi Rayen.

"Gue nggak sebrengsek itu anjing!" maki Rayen pada Heksa.

Sultan yang duduk disamping Rayen langsung berdiri dan memeluk pinggang Rayen agar laki-laki itu tidak memukul Heksa. "Sabar Bang, sabar."

"Lo nggak usah mancing emosi gue Sa! Kalau lo ada masalah sama gue, sini ngomong!" ucap Rayen dengan pandangan marahnya.

Tidak ada yang berani ngomong kalau Rayen sudah di mode marah.

"Apa nih ribut-ribut?" Naja baru bergabung bersama mereka. Biasalah kalau laki-laki itu memang selalu sibuk dikamar. Dan sekalinya keluar, sudah rapi dan pasti dia ingin pergi.

"Mau kemana Bang?" tanya Jidan.

"Gue boleh minta tolong?"

"Apa Na? Mau pergikan? Ayo gue anter." Raut wajah Heksa langsung berubah binar, tentu saja itu bisa memancing hawa marah didalam diri Rayen.

Tapi kenapa Rayen harus semarah itu? Emang dia ada hak apa atas Heksa?

Sultan yang baru saja melepas pelukan Rayen, seketika langsung menggandeng kembali lengan Rayen. Takut kalau tiba-tiba Rayen lepas kendali dan memukul Heksa ataupun Naja.

Naja langsung memandang Rayen yang menatapnya tidak bersahabat. "Tenang aja Yen. Gue nggak ambil Heksa kok. Gue cuma minta tolong, selama gue pergi, jangan ada yang berani obok-obok cupang gue atau kepala kalian gue cekik."

"Malem-malem gini mau kemana sih Na?" tanya Heksa.

"Ngejalang mungkin," ujar Rayen santai.

"Jaga mulut lo anying!" bentak Heksa. Dia yang marah atas cibiran pada Naja. "Lo bales dendam?"

Rayen mengendikkan bahunya acuh.

"Lain kali jaga mulut lo," kata Heksa memperingatkan.

Rayen menatap Heksa malas. "Lain kali, jaga juga mulut lo. Bisa aja gue ambil peso dan sobek-sobek mulut bajingan lo sekarang juga."

Heksa membalas tatapan Rayen. "Makin kesini, makin nggak kenal gue sama seseorang yang ada didalam tubuh lo Yen."

"Sok puitis lo."

Naja hanya menghela nafasnya. "Gue langsung cabut ya, kalian malah ribut.'"

Naja langsung beranjak pergi. Dan tentu saja, Heksa mengikutinya.

Rayen lalu mendengkus kesal. Ia menendang sofa, membuat Sultan yang duduk menjadi kaget.

"Bangsat emang temen lo." Setalah itu, Rayen beranjak masuk kamar.

"Gengsi digedein. Gedein noh burung," celetuk Malta.

"Eh?!"

🖤🖤🖤

🌱KOST O7🌱

HEKSA:

nana lagi di indo, ada yang mau nitip nggak?

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

nana lagi di indo, ada yang mau nitip nggak?

MALTA:
pulang oi, malah kencan mulu

JIDAN:
coca-cola satu boleh kali bang

SULTAN:
camilan boleh juga kali bang

HEKSA:
ntar gue beliin,
lainnya nggak pada nitip

JETA:
nitip pulang selamat aja buat naja

MALTA:
bucin lo nggak ketulungan anjir

HEKSA:
waras lo gitu?
nana pacar gue

"Nana pacar gue, Nana pacar gue. Terus gue siapa anying?!" dengkus Rayen.

"Lo Rayenlah, masih aja nanya!" Rayen semakin marah.

Sebenarnya apa yang sekarang dia rasakan?

Apa dia sudah jatuh cinta pada Heksa?

Oh ayolah, Heksa sudah menjauhinya, kenapa kalau jatuh cinta harus seterlambat ini?

HEKSA✨

RAYEN:
sa?

Namun beberapa detik kemudian. Rayen menarik kembali pesannya.

RAYEN:
pesan ini dihapus
sorry, kepencet

"Alasan klasik. Nyali gue enggak segede itu buat bilang kalau gue kangen sama elo Saaaa." Rayen menghela nafasnya panjang.

Notifikasi kemudian terdengar, Rayen langsung membukanya. Ternyata Heksa yang mengirimkan pesan.

HEKSA:
kenapa?
mau nitip sesuatu juga?
mumpung gue sama nana masih di indomaret

"Ada nggak ya nama kesayangan lo buat gue Sa?" tanya Rayen yang entah kenapa rasa iri itu sekarang memenuhi dadanya.

kalau nggak jadi nitip, gue balik

RAYEN:
balik aja

Rayen menghela nafasnya. Tidakkah Heksa ingat makanan dan minuman kesukaannya? Padahal dulu Heksa sering jika dia ingin ke keluar, dia selalu menawari Rayen sesuatu.

"Yen, gue mau keluar nih, mau yogurt sama camilan nggak?"

"Yen, martabak manis keju gimana?"

"Yen, nasgor ya?"

Rayen mendengkus kesal. "Yang berubah itu lo apa gue sih Sa? Katanya lo mau nunggu sampai gue cinta sama lo, tapi kenapa lo ninggalin gue sekarang? Arrghhh!!" Rayen meraung sembari menonjok dinding, hingga kubu-kubu ditangannya memerah.

Sepertinya agar tidak semakin stres, Rayen harus tidur. Rayen langsung merebahkan tubuhnya. Ia terlalu capek hari ini. Ingin rasanya ia tidur sekarang juga, agar esok ia bisa kembali tenang dan beraktivitas seperti biasanya.

Tapi sepertinya sudah satu jam yang dilakukan Rayen hanya guling-guling diatas kasurnya karna ia belum bisa tidur. Tidak ada yang menemani itu masalahnya.

"Arghh, dimana lo Heksa? Gue pengen tidur Sa! Kenapa gue ketergantungan sama hadirnya elo, anjing!" marah Rayen pada dirinya sendiri.

Rayen menghela nafasnya lagi. Entahlah, sekarang ini ia harus dipaksa tidur, kalau tidak ia akan bergadang dan besok bisa telat bangun untuk kelas paginya.

"Awh! Tangan gue anying!!"

Seperti baru saja ia tertidur. Ia harus dibangunkan kembali saat ada sesuatu yang menindih tangannya yang lebam tadi.

Ia menoleh kesamping, mendapati Heksa yang sudah terbaring disampingnya. Rayen lalu melongok kearah wajah Heksa yang ternyata dia sudah menutup matanya.

"Eunghh." Rayen terkejut saat mencium bau rokok dan alkohol keluar dari mulut Heksa.

"Sa?"

Perlahan mata Heksa terbuka. Dan Rayen perlahan mundur untuk duduk.

"Kenapa?" tanya Heksa dengan suara seraknya.

"Lo mabuk?"

"Bukan urusan lo," jawab Heksa ketus. "Nggak usah gangguin gue. Mendingan lo tidur sana."

Rayen langsung tersenyum kecut. Hatinya terasa sesak melihat Heksa yang menanggapinya tanpa ada kelembutan.

Dengan tangan yang berat, Rayen beranikan untuk menyibakkan poni Heksa yang menutupi matanya yang sudah tertutup.

Laki-laki itu tampan. Dan selalu tampan dimata Rayen.

"Lo terlalu nyiksa gue Sa. Gue kangen."

🖤🖤🖤

DEAR YOU || HYUCKRENDove le storie prendono vita. Scoprilo ora