DEAR YOU || 5

1.9K 157 3
                                    

♥️♥️♥️lanjutkan bacanya vrennn♥️♥️♥️

Dikampus, tak ada tanda-tanda Heksa ingin bertemu dengan seseorang. Rayen memang sengaja memantau apapun yang Heksa lakukan. Tapi sekarang, yang dilakukan Heksa hanya duduk makan dengan tenang dikantin tanpa ada raut menunggu siapapun.

Ah, tunggu, terkecuali Naja yang berjalan dengan semangkuk mi menghampiri meja Heksa. Rayen tidak tau apa percakapan keduanya. Namun senyuman mereka sudah menjelaskan keduanya.

Apa sebenarnya Felix-Felix itu hanya pengalihan isu kalau sebenarnya merekalah yang sebenarnya sedang dekat?

"Kenapa?" Seseorang menyenggol lengan Rayen dan langsung duduk didepannya.

Rayen yang terkejut langsung memutar bola matanya. "Kenapa?"

Malta langsung menjitak kepala Rayen. "Ditanya kenapa, malah nanya kenapa juga. Elo yang kenapa, ego."

Rayen menghela nafasnya. "Nggak papa."

"Nggak papa lihat Heksa sama Naja?"

Rayen langsung melirik tajam Malta. "Nggak. Lagian kenapa harus kenapa-kenapa lihat mereka berduaan?"

Padahal faktanya, Rayen cemburu.

"Dih, bilang aja lo cemburu lihat Naja yang dekat sama Heksa."

"Mana paten cemburu kayak gitu. Kagak. Kagak ada waktu buat cemburu yang karna gue tetap pemenang aslinya."

Malta langsung melirik julid Rayen. "Pemenang aslinya? Mimpi lo? Heksa aja udah nendang elo Yen, karna gengsi lo yang segede gaban itu. Masih berharap elo yang jadi pemenangnya? Terlalu optimis kau Yen, Yen."

Rayen langsung menghela nafasnya.

"Tapi mikir nggak Yen, kalau mereka berdua sebenarnya ada hubungan?" ujar Malta yang membuat Rayen kembali berpikir.

Oh, apalagi ini? Iya ya, kalau Heksa pacaran sama Naja, otomatis Heksa sudah tidak-tidak akan kembali padanya lagi. Dan semuanya akan tinggal kenangan. Nggak. Nggak mau.

"Pernyataan lo nyebelin." Setelah itu, Rayen beranjak dari duduknya dan segera pergi dari hadapan Malta.

Dan tanpa rasa apapun itu, justru Rayen pergi menghampiri Heksa dan Naja yang sedang mengobrol itu.

Rayen langsung duduk dihadapan Heksa yang jelas mengundang tatapan tak senang dari Heksa.

"Ngapain ngeliatin gue kayak gitu? Nggak seneng gue duduk disini?" ujar Rayen yang sangat-sangat ketus. Tapi jujur saja, hatinya menahan rasa yang entah sangat tidak mau Rayen rasakan jika Heksa dengan Naja.

Heksa malah menatap Malta yang duduk dijauh sana dan dibalas dengan Malta yang mengendikkan bahu tanda tidak mengerti dengan kelakuan Rayen ini.

"Tumben Yen mau gabung sama kita---ah, sorry, lebih tepatnya Heksa. Kan biasanya lo males kalau ada Heksa," tanya Naja pelan, yang justru mengundang emosi Rayen.

"Emang kenapa? Nggak suka gue duduk sini? Ganggu elo yang lagi kencan ya?" Sengaja.

Naja hanya menggelengkan kepalanya. Ia tak mau ribut dengan Rayen saat ini.

"Na, cabut yuk. Gue laper. Ayo cari makan," ajak Heksa pada Naja.

"Gue?" tanya Rayen pada Heksa sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Elo kenapa? Berharap gue ngajak elo juga?"

Rayen diam. Karna jujur saja..... iya, dia berharap Heksa mengajaknya juga.

"Gue mau berduaan sama pacar gue doang. Nggak mau ada gangguan sekecil apapun," kata Heksa yang jelas menyayat hati Rayen.

"Ayo Na, pergi." Setelah itu, Heksa menarik tangan Naja dan beranjak dari hadapan Rayen.

DEAR YOU || HYUCKRENWhere stories live. Discover now