20.

552 45 1
                                    

"Ini kita mau kemana sih? Ke Jakarta?" Tanya Neira, kebingungan melihat tulisan di plang hijau

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ini kita mau kemana sih? Ke Jakarta?" Tanya Neira, kebingungan melihat tulisan di plang hijau.

"Nggak."

"Terus kenapa ambil jalur Jagorawi?"

Juan tidak menyahut. Ia merasa beruntung memasuki Jagorawi di waktu yang tepat. Laki-laki yang duduk di kursi pengemudi Land Cruiser hitam itu mengerutkan kening disaat nyaris disalip Avanza silver di depannya.

Merasakan kecepatan semakin tinggi, Neira refleks menatap horror laki-laki di sebelahnya. "Pelan-pelan, anjir!" Serunya.

"Anjing!"

Juan refleks ikut membanting stirnya disaat mobil Avanza di depannya banting stir duluan, hingga mobilnya menabrak kecil bodi belakang mobil itu hingga terbaret.

"WOI!" Neira panik setengah mati.

Buru-buru Juan memutar stir, melarikan diri dari mobil itu. Dari spion kanannya, terlihat mobil Avanza itu kini menguber mereka. Neira refleks mencengkram erat handle abu di atas jendela.

"Ju?!"

"Anjing kok gue suka banget ya situasi kayak gini?!"

"Bego! Gue masih pengen idup, gila!" Neira semakin belingsatan.

"Gak ada yang mau lo mati lagian."

Cengkraman Neira menguat. "ANJIR GUE BELOM NIKAH, BEGO!" Pekiknya.

Juan tak menyahut. Kernyitannya semakin dalam.

"Gila lo ya?! Ngaco banget! Kalo gue tiba-tiba mati gimana?!"

"Kubur lah."

"Juan, sumpah!"

Juan tak menggubris Neira lagi. Laki-laki itu terus mengebut dengan kecepatan mobil yang super gila. Sementara Neira memejamkan matanya kuat-kuat sambil terus mencengkram handle, sudah pasrah jika memang nyawanya akan terenggut sekarang juga.

Hingga di persimpangan jalur mobil, Juan akhirnya berbelok menuju rest area. Rahangnya mengebdur mengetahui jika Avanza itu sudah tak ada. Laki-laki berbelok ke pom bensin dan berbaris rapi di antrean yang lumayan panjang.

Neira tertegun, kedua bahunya yang semula naik turun langsung normal lagi. Ia masih shock dan kesal, tapi tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa memarah-marahi Juan bukanlah hal yang tepat. Mengingat, nyawanya barusan hampir terenggut.

"Lo mau ajak gue ke mana sih sebenernya?"

"Gak tau gue juga."

"Gak lucu ah." Neira menoleh jengkel. "Tapi ini kita gak ke curug lagi kan?"

"Liat nanti."

"Ju?! Katanya tadi mau sarapan?" Neira semakin keki.

"Katanya tadi nggak laper?"

Reunion of The Year | ✓ Where stories live. Discover now