28.

517 44 4
                                    

ALUMUNIUM foil berisikan lasagna yang baru dimakan tiga suap, Juan letakkan di atas nakas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ALUMUNIUM foil berisikan lasagna yang baru dimakan tiga suap, Juan letakkan di atas nakas. Laki-laki itu mengambil air putih dan meneguknya lalu berbaring di kasur. Lasagna Adrian sudah habis, begitu juga dengan Pandu. Mereka bersantai di kamar sambil mabar. Kali ini Juan tak ikut bermain, laki-laki itu malah menyetel film Sister Death meski sebetulnya ia tidak menonton.

Tetapi, ia tidak mau layar TV-nya mati.

"Ah, anjing!" umpat Pandu seraya mengusap kepalanya. "Darah gue tinggal setengah, Yan!"

"Goblok!" Adrian panjk setengah mati. "Waspada itu semak-semak! Pantau!"

Selang beberapa detik kemudian, ponsel mereka serempak berbunyi. "Victory!"

"Anjing!" Pandu kewalahan. Ia baru sadar jika tenggorokannya sudah tercekat sejak tadi. Laki-laki itu melempar ponselnya ke tengah kasur dan beranjak ke arah dispenser.

"Hampir aja..." Adrian menggosok wajahnya, lega. Ia beranjak dari karpet dan merebahkan tubuhnya di sebelah Juan. Laki-laki itu melirik Juan yang tengah berkutat pada ponsel lalu ke layar TV yang menyala. "Kebiasaan dah lo, Ju. Nyalain TV gak ditonton."

Juan melirik Adrian sekilas tanpa berbicara apa-apa. Laki-laki itu mengubah posisinya jadi meringkuk, tak peduli TV dimatikan Adrian. Tak terhitung sudah berapa kali ia bolak-balik roomchat-nya dengan Neira.

Sebenarnya ia sudah tahu jika tidak ada balasan dari Neira. Dan Juan tak mau munafik jika perempuan itu lagi-lagi membuatnya menunggu. Lagi-lagi.

Ia benci sekali perasaan seperti ini.

"Kenapa sih lo? Lagi berantem sama Mbak Gebetan?" tanya Pandu.

Adrian yang mendengar pertanyaan itu hanya diam menunggu jawaban Juan. Sejujurnya ia terheran lantaran sejak kemarin malam— tepatnya setelah game lampion berakhir, laki-laki itu banyak diam. Memang sih Juan yang paling pendiam diantara mereka, tetapi wajahnya terlihat lebih murung dari biasanya.

"Gue bener-bener nggak ngerti cewek tuh maunya apa," sahut Juan dengan kekehan pelan.

"Kalian berantem?"

"Enggak," jawabnya, masih terkekeh. "Gue gak tahan aja sama keribetannya kaum betina."

"Buset, buset! Sabar sob! Ini baru permulaan!" Pandu mengernyit, kedua tangannya terangkat.

"Emang kenapa sih Neira? Lo diapain?" Adrian kembali mengorek. Ia terduduk di sebelah JuanZ

"Nggak diapa-apain sih."

Reunion of The Year | ✓ Where stories live. Discover now